• Login
  • Register
Rabu, 29 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Liliyana Natsir; Perempuan Tangguh, Pahlawan Bulutangkis Indonesia

Mela Rusnika Mela Rusnika
28/01/2019
in Kolom
0
Liliyana Natsir

Liliyana Natsir. Sumber foto: wikimedia[dot]com

31
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Minggu, 27 Januari 2019 Liliyana Natsir menyatakan pensiun dari dunia bulutangkis Indonesia. Butet sapaan Liliyana Natsir, mengakhiri masa pensiunnya setelah bertanding pada babak final Daihatsu Indonesia Masters 2019 melawan ganda campuran dari China.

Kini Indonesia telah kehilangan sosok perempuan tangguh yang selalu membanggakan rakyat Indonesia dengan prestasinya. Tagar #TerimakasihButet pun menjadi trending topic satu di Twitter.

Dunia bulutangkis telah membesarkan nama Butet, terutama setelah memenangkan medali emas pada ajang Olimpiade empat tahun lalu. Selama berkarir Butet telah memberikan 600 medali dalam perjalanannya membawa nama Indonesia pada kancah internasional. Berkat prestasinya, Butet mendapat julukan pahlawan bulutangkis Indonesia dan the queen of mix double.

Tidak mudah bagi seorang Liliyana Natsir sukses berkarir pada dunia bulutangkis hingga seperti sekarang. Saat berusia sembilan tahun kali pertama Butet berkenalan dengan bulutangkis, kemudian Butet masuk PB Pisok Manado.

Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pemain pelatnas, pada usia dua belas tahun Butet merantau ke Jakarta dan bergabung ke PB Tangkas. Saat itu, Butet tidak bisa jauh dari sosok ibu, namun demi menggapai cita-citanya Butet memberanikan diri berpisah dari keluarga.

Baca Juga:

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

13 Pasal Krusial RUU KUHP yang Berpotensi Mafsadat Jika Disahkan

Sesama Perempuan kok Merasa Tersaingi? Katanya Kesetaraan Gender!

Tahun 2002 Butet masuk ke pelatnas. Dua tahun kemudian Butet dipasangkan dengan Nova Widianto. Tahun pertama Butet mengikuti kejuaraan dunia, ia seringkali mengalami kegagalan dan tidak pernah naik podium juara. Tahun kedua dan ketiga pun nasib Butet masih sama seperti tahun pertama, hingga Butet sempat akan memutuskan gantung raket pada usia muda dan memilih pulang kampung untuk berdagang.

Akan tetapi, pelatih dan rekan-rekannya di pelatnas menguatkan Butet agar selalu semangat dan tidak mudah menyerah. Akhirnya, tahun keempat Butet bersama pasangannya Nova Widianto berhasil meraih medali perak Olimpiade.

Tahun 2010 Butet mulai dipasangkan dengan Tontowi Ahmad. Saat itu Owi sapaan Tontowi Ahmad merupakan pemain junior. Mau tidak mau Butet sebagai pemian senior harus membimbing Owi. Selama sembilan tahun berpasangan Owi dan Butet selalu menjadi pemain andalan Indonesia. Capaian karir terbesar Owi dan Butet ialah juara Olimpiade. Hingga pada akhir karirnya Butet masih berpasangan dengan Owi.

Butet merupakan perempuan yang tangguh, tegas, tidak mudah menyerah, dan selalu membimbing juniornya selama di lapangan, begitulah sosok Butet di mata Owi. Owi pun pernah mengatakan, tanpa bimbingan dari Butet tidak mungkin ia sukses berkarir hingga seperti sekarang.

Dengan kesabarannya, Butet selalu memberikan masukan selama pertandingan agar Owi tetap fokus. Melalui capaian prestasi yang mendunia, kini Butet menjadi seorang legenda bulutangkis yang akan selalu dikenang dalam sejarah.

Dari perjalanan karir Liliyana Natsir, kita dapat mengambil pelajaran bagaimana seorang perempuan tangguh telah berjuang mengharumkan nama Indonesia. Butet mampu membentangkan bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya di negara lain.

Dalam hal ini, Butet membuktikan bahwa perempuan tidak melulu harus berdiam di rumah, memasak, dan mencuci baju. Butet menunjukkan kalau perempuan harus berkarya, berprestasi, dan membuat sejarah. Selain itu, apresiasi Owi atas bimbingan Butet menegaskan bahwa perempuan adalah seorang partner, bukan seorang budak.[]

Tags: badmintonbulutangkisButetganda campuranGenderlaki-lakilegendaLiliyana Natsirolahragaowiperempuan
Mela Rusnika

Mela Rusnika

Bekerja sebagai Media Officer di Peace Generation. Lulusan Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Part time sebagai penulis. Tertarik pada project management, digital marketing, isu keadilan dan kesetaraan gender, women empowerment, dialog lintas iman untuk pemuda, dan perdamaian.

Terkait Posts

Krisis Iklim

Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim

29 Juni 2022
Perempuan yang tidak sempurna

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

29 Juni 2022
Relasi Gender

Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

29 Juni 2022
Dampak Negatif Skincare

Dampak Negatif Skincare terhadap Ekosistem Bumi

28 Juni 2022
Nikah Muda

Ingin Nikah Muda? Jangan Gegabah Sebelum Memenuhi Syarat Berikut Ini!

28 Juni 2022
RUU KUHP

13 Pasal Krusial RUU KUHP yang Berpotensi Mafsadat Jika Disahkan

28 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan
  • Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist