• Login
  • Register
Senin, 4 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Melanggengkan Perkawinan adalah Tugas Bersama Suami dan Istri

Zahra Amin Zahra Amin
14/01/2019
in Kolom
0
melanggengkan perkawinan

Kustini Kosasih, Peneliti Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama Republik In

175
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Angka gugat cerai yang mencapai 70 persen dari keseluruhan perceraian di Indonesia. Hal ini mendapat perhatian sejumlah pihak, termasuk Kustini Kosasih yang merupakan Peneliti dari Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Hal itu mendorongnya melakukan penelitian bersama rekan sejawat, dan dukungan rekomendasi dari pihak terkait.

Dari hasil penelitian itu digunakan sebagai pijakan dalam pengembangan program Bimbingan Perkawinan (Bimwin), yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) melalui Kantor Urusan Agama (KUA). Salah satu yang menjadi alasan mendasar dari konsep Bimwin ini, meski trend gugat cerai lebih tinggi daripada talak, namun tanggung jawab untuk melanggengkan perkawinan tidak bisa hanya dibebankan pada istri saja. Tetapi juga suami.

Menurut Kustini, yang ditemui awak Mubaadalahnews beberapa waktu lalu di kantornya, anggapan bahwa perempuan yang menyebabkan perceraian harus diluruskan agar tidak melulu perempuan yang disalahkan. Menurutnya, melanggengkan perkawinan itu adalah tugas bersama suami dan istri. Maka untuk melanggengkannya juga harus bersama-sama. Sehingga di sini pentingnya kesadaran untuk kesalingan itu dikenalkan pada calon pengantin, sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan rumah tangga kelak.

Suami dan istri sudah harus tahu apa peran dan fungsinyanya, serta bagaimana tanggung jawab dari masing-masing pihak dalam rumah tangga. Kustini mencontohkan, suami dan istri bekerja, sementara penghasilan lebih besar istri, tetapi suami tidak bersedia membantu urusan domestik. Lalu dalam kondisi  komunikasi yang tidak selesai itu, seringkali muncul salah paham yang berakibat pada perpisahan.

Jadi komitmen untuk keutuhan keluarga itu lemah di antara keduanya. Tidak siap menghadapi resiko bersama. Tidak ada upaya bagaimana terjadi komunikasi yang baik, memahami emosi dan mengatasi persoalan ekonomi. Kemampuan-kemampuan tersebut harusnya dimiliki oleh pasangan calon pengantin.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi
  • Mahar Seperangkat Alat Salat Ternyata Bisa Menjadi Penyebab Pernikahan Tidak Berkah, Lho!
  • Konflik Relasi Ibu dan Anak Perempuan (dewasa) nya
  • Menilik Pendekatan Tafsir Ala Qiraah Mubadalah

Baca Juga:

Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

Mahar Seperangkat Alat Salat Ternyata Bisa Menjadi Penyebab Pernikahan Tidak Berkah, Lho!

Konflik Relasi Ibu dan Anak Perempuan (dewasa) nya

Menilik Pendekatan Tafsir Ala Qiraah Mubadalah

Kustini membuat ilustrasi, jika orang yang ingin menjadi ahli dalam bidang kedokteran atau arsitek saja, orang harus belajar bertahun-tahun, hanya agar bisa mendapatkan pekerjaan, yang itu ada masa kontrak kerja dan lalu pensiun. Sementara relasi dalam rumah tangga yang itu kontraknya seumur hidup, calon pengantin (catin) menjalaninya tanpa bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai.

Sehingga bermubadalah atau relasi kesalingan menjadi materi penting yang akan diterima catin. Materi itu perlu ada dalam modul yang telah dibuat Kemenag, sebagai buku panduan dan pegangan bagi para peserta Binwin.

Jadi dalam prosesnya, calon pengantin akan diberi kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi tentang apa itu perkawinan, apa kemungkinan resiko yang harus dihadapi, dan bagaimana menjalani rumah tangga yang bahagia. Untuk kemudian peserta berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.

Semua proses itu dipandu fasilitator yang sudah melalui tahap pelatihan dan bersertifikasi, sehingga diharapkan catin akan mendapatkan pemahaman dan bekal yang cukup sebelum memasuki gerbang pernikahan. Termasuk di antaranya bimbingan praktis tentang pengelolaan keuangan keluarga.

Kustini berharap dengan konsep dan metode Binwin ini akan mampu menekan angka perceraian di Indonesia dan mengembalikan makna perkawinan sebagai sesuatu yang sakral. Dan melanggengkan perkawinan harus diperjuangkan bersama antara lelaki dan perempuan.[]

Tags: BimwincatinkemenagKesalinganKustiniMubadalahpenelitiperceraianperkawinanpernikahanpuslitbang
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Pemilu 2024

Deklarasi Pemilu Damai 2024: Upaya Cegah Konflik, Politisasi SARA dan Hoaks

4 Desember 2023
Stoikisme

Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

4 Desember 2023
KDRT

5 Langkah Pencegahan Kasus KDRT

4 Desember 2023
Perempuan Menikah Lagi

Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

4 Desember 2023
Mahar Seperangkat Alat Salat

Mahar Seperangkat Alat Salat Ternyata Bisa Menjadi Penyebab Pernikahan Tidak Berkah, Lho!

3 Desember 2023
Seksual

Kekerasan Seksual dalam Pandangan KUPI

2 Desember 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Muktamar Pemikiran

    Resmi Ditutup, Berikut 11 Hasil Muktamar Pemikiran NU Ke-2

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel
  • Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir
  • Deklarasi Pemilu Damai 2024: Upaya Cegah Konflik, Politisasi SARA dan Hoaks

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist