• Login
  • Register
Kamis, 30 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Melanggengkan Perkawinan adalah Tugas Bersama Suami dan Istri

Zahra Amin Zahra Amin
14/01/2019
in Kolom
0
Kustini dan Zahra

Kustini Kosasih, Peneliti Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama Republik In

51
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Angka gugat cerai yang mencapai 70 persen dari keseluruhan perceraian di Indonesia. Hal ini mendapat perhatian sejumlah pihak, termasuk Kustini Kosasih yang merupakan Peneliti dari Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Hal itu mendorongnya melakukan penelitian bersama rekan sejawat, dan dukungan rekomendasi dari pihak terkait.

Dari hasil penelitian itu digunakan sebagai pijakan dalam pengembangan program Bimbingan Perkawinan (Bimwin), yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) melalui Kantor Urusan Agama (KUA). Salah satu yang menjadi alasan mendasar dari konsep Bimwin ini, meski trend gugat cerai lebih tinggi daripada talak, namun tanggung jawab untuk melanggengkan perkawinan tidak bisa hanya dibebankan pada istri saja. Tetapi juga suami.

Menurut Kustini, yang ditemui awak Mubaadalahnews beberapa waktu lalu di kantornya, anggapan bahwa perempuan yang menyebabkan perceraian harus diluruskan agar tidak melulu perempuan yang disalahkan. Menurutnya, menikah itu antara dua orang, suami dan istri. Maka untuk melanggengkannya juga harus bersama-sama. Sehingga di sini pentingnya kesadaran untuk kesalingan itu dikenalkan pada calon pengantin, sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan rumah tangga kelak.

Suami dan istri sudah harus tahu apa peran dan fungsinyanya, serta bagaimana tanggung jawab dari masing-masing pihak dalam rumah tangga. Kustini mencontohkan, suami dan istri bekerja, sementara penghasilan lebih besar istri, tetapi suami tidak bersedia membantu urusan domestik. Lalu dalam kondisi  komunikasi yang tidak selesai itu, seringkali muncul salah paham yang berakibat pada perpisahan.

Jadi komitmen untuk keutuhan keluarga itu lemah di antara keduanya. Tidak siap menghadapi resiko bersama. Tidak ada upaya bagaimana terjadi komunikasi yang baik, memahami emosi dan mengatasi persoalan ekonomi. Kemampuan-kemampuan tersebut harusnya dimiliki oleh pasangan calon pengantin.

Baca Juga:

Anjuran Hadits; Pasangan Suami Istri Harus Saling Berbuat Baik

Tiga Hikmah bagi Pasangan Suami Istri Pasca Pandemi Covid-19

Susah Dapat Jodoh, Apakah Karena Saya tidak Menarik?

Ungkap Dinamika Konflik dalam Keluarga di Film Ngeri-ngeri Sedap

Kustini membuat ilustrasi, jika orang yang ingin menjadi ahli dalam bidang kedokteran atau arsitek saja, orang harus belajar bertahun-tahun, hanya agar bisa mendapatkan pekerjaan, yang itu ada masa kontrak kerja dan lalu pensiun. Sementara relasi dalam rumah tangga yang itu kontraknya seumur hidup, calon pengantin (catin) menjalaninya tanpa bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai.

Sehingga bermubadalah atau relasi kesalingan menjadi materi penting yang akan diterima catin. Materi itu perlu ada dalam modul yang telah dibuat Kemenag, sebagai buku panduan dan pegangan bagi para peserta Binwin.

Jadi dalam prosesnya, catin akan diberi kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi tentang apa itu perkawinan, apa kemungkinan resiko yang harus dihadapi, dan bagaimana menjalani rumah tangga yang bahagia. Untuk kemudian peserta berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.

Semua proses itu dipandu fasilitator yang sudah melalui tahap pelatihan dan bersertifikasi, sehingga diharapkan catin akan mendapatkan pemahaman dan bekal yang cukup sebelum memasuki gerbang pernikahan. Termasuk di antaranya bimbingan praktis tentang pengelolaan keuangan keluarga.

Kustini berharap dengan konsep dan metode Binwin ini akan mampu menekan angka perceraian di Indonesia dan mengembalikan makna perkawinan sebagai sesuatu yang sakral serta harus diperjuangkan bersama antara lelaki dan perempuan.[]

Tags: BimwincatinkemenagKesalinganKustiniMubadalahpenelitiperceraianperkawinanpernikahanpuslitbang
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Krisis Iklim

Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim

29 Juni 2022
Perempuan yang tidak sempurna

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

29 Juni 2022
Relasi Gender

Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

29 Juni 2022
Dampak Negatif Skincare

Dampak Negatif Skincare terhadap Ekosistem Bumi

28 Juni 2022
Nikah Muda

Ingin Nikah Muda? Jangan Gegabah Sebelum Memenuhi Syarat Berikut Ini!

28 Juni 2022
RUU KUHP

13 Pasal Krusial RUU KUHP yang Berpotensi Mafsadat Jika Disahkan

28 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan
  • Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist