• Login
  • Register
Jumat, 18 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Membaca Ulang Pandangan Ibnu Rusyd tentang Perempuan

Pada masanya, pendapat Ibnu Rusyd terbilang radikal. Ia menegaskan bahwa secara kualitas potensi (ath-thab), perempuan sama dengan laki-laki.

Redaksi Redaksi
17/07/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Ibnu Rusyd tentang

Ibnu Rusyd tentang

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam sejarah peradaban Islam, nama Ibnu Rusyd (1126-1198 M) atau yang di Barat lebih dikenal sebagai Averroes menempati posisi yang sangat penting.

Ia bukan hanya dikenal sebagai filsuf besar dan komentator karya-karya Aristoteles yang kelak sangat dihormati Eropa pada masa Renaisans. Tetapi juga seorang ahli fikih Mazhab Maliki, hakim agung di Kordoba, dokter terkemuka, serta teolog Sunni Asy’ari.

Berkat keluasan dan kedalaman ilmunya, pikiran-pikiran Ibnu Rusyd pun menjadi salah satu fondasi utama kebangkitan rasionalisme di Barat.

Sejak kecil, Ibnu Rusyd sudah ditempa dengan disiplin ilmu-ilmu agama maupun ilmu sekuler melalui metode bandongan dan sorogan—mirip tradisi di pesantren.

Dalam buku Spiritualitas Kemanusiaan Perspektif Islam Pesantren karya KH. Husein Muhammad, menyebutkan bahwa Ibnu Rusyd adalah seorang “kutu buku” yang tak pernah melewatkan hari tanpa membaca atau menulis. Konon, hanya dua hari dalam hidupnya ia tak menyentuh buku: ketika menikah dan saat ayahnya wafat.

Baca Juga:

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

Merendahkan Perempuan adalah Tanda Pikiran yang Sempit

Siapa Sebenarnya Sumber Fitnah: Perempuan atau Laki-laki?

Namun, yang paling menarik adalah pandangannya tentang perempuan. Pada masanya, pendapat Ibnu Rusyd terbilang radikal. Ia menegaskan bahwa secara kualitas potensi (ath-thab), perempuan sama dengan laki-laki.

Bahkan ia berani mengatakan, “Sebagian perempuan memiliki kelebihan dan kecerdasan atas laki-laki. Mereka ada yang menjadi filsuf dan penguasa.”

Hanya saja, lanjutnya, karena masyarakat sudah telanjur yakin bahwa hal itu jarang terjadi pada perempuan. Maka hukum fikih tak membolehkan mereka menduduki posisi imamah (pemimpin tertinggi).

Pandangan ini menarik. Kita bisa melihat bagaimana konstruksi sosial pada zamannya telah membatasi ruang gerak perempuan. Mereka tidak mendapatkan peluang yang sama luasnya dengan laki-laki.

Padahal, Ia sendiri meyakini kehidupan selalu bergerak dan berubah. Dalam hal ini, pandangannya justru melampaui zamannya, jauh sebelum gerakan feminisme modern lahir. []

Tags: Ibnu RusydmembacaPadanganperempuanulang
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Sejarah Perempuan dan

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

17 Juli 2025
Menjadi Pemimpin

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

17 Juli 2025
Merendahkan Perempuan

Merendahkan Perempuan adalah Tanda Pikiran yang Sempit

16 Juli 2025
Fitnah

Siapa Sebenarnya Sumber Fitnah: Perempuan atau Laki-laki?

16 Juli 2025
trafficking

Trafficking adalah Wajah Baru dari Perbudakan

16 Juli 2025
Trafficking

Trafficking dan Dosa Kemanusiaan

16 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • eldest daughter syndrome

    Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harmoni Iman dan Ekologi: Relasi Islam dan Lingkungan dari Komunitas Wonosantri Abadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mu’adzah Al-Adawiyah: Guru Spiritual Para Sufi di Basrah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mu’adzah Al-Adawiyah: Guru Spiritual Para Sufi di Basrah
  • Lampu Sirkus, Luka yang Disembunyikan
  • Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?
  • Disabilitas dan Kemiskinan adalah Siklus Setan, Kok Bisa? 
  • Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID