Selasa, 30 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    Tahun Baru

    Apa yang Baru dari Tahun Baru?

    Budaya Patriarki

    Ulama Perempuan Hadapi Tantangan Budaya Patriarki dalam Menangkal Radikalisme

    Wanita Mahal

    Memahami Konsep “Wanita Mahal” yang Sering Disalah Pahami

    Femisida

    Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

    Gen Z

    Gen Z, Kebijakan Negara, dan Perjuangan Menjaga Bumi

    Media Sosial

    Mengapa Radikalisme Mudah Menyebar di Media Sosial?

    Monogami

    Perselingkuhan, Kuasa, dan Mengapa Monogami Pernah Diperjuangkan

    Tunanetra

    Aksesibilitas Braille: Hak Dasar Tunanetra yang Masih Diabaikan

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    Tahun Baru

    Apa yang Baru dari Tahun Baru?

    Budaya Patriarki

    Ulama Perempuan Hadapi Tantangan Budaya Patriarki dalam Menangkal Radikalisme

    Wanita Mahal

    Memahami Konsep “Wanita Mahal” yang Sering Disalah Pahami

    Femisida

    Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

    Gen Z

    Gen Z, Kebijakan Negara, dan Perjuangan Menjaga Bumi

    Media Sosial

    Mengapa Radikalisme Mudah Menyebar di Media Sosial?

    Monogami

    Perselingkuhan, Kuasa, dan Mengapa Monogami Pernah Diperjuangkan

    Tunanetra

    Aksesibilitas Braille: Hak Dasar Tunanetra yang Masih Diabaikan

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Membincang Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad SAW

Misi sosial profetik Nabi Muhammad SAW menjadi strategi dakwah yang seharusnya menjadi pegangan bagi para da’i dan setiap umat Islam pada umumnya dalam kehidupan masyarakat

Muhammad Nasruddin Muhammad Nasruddin
24 Agustus 2024
in Featured, Hikmah
0
Misi Sosial Profetik

Misi Sosial Profetik

913
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di bulan Maulid Nabi ini, penting bagi kita untuk mengenang serta mengenal sepak terjang perjuangan Nabi Muhammad SAW. Mungkin setiap komunitas Muslim memiliki cara masing-masing untuk memperingati Maulid Nabi. Namun yang tidak boleh kita lupakan adalah esensi dari Maulid Nabi itu sendiri. Yakni meneladani kisah-kisah mulia dari perjuangan Nabi Muhammad SAW, termasuk misi sosial profetik Beliau.

Allah mengutus Nabi Muhammad SAW bukan sekadar menyampaikan risalah Islam. Nabi Muhammad SAW juga mengemban misi yang mulia. Sebuah tanggung jawab sosial yang kemudian saya menyebutnya sebagai misi sosial profetik.

Masyhur dalam berbagai sirah Nabawi bahwa akhlak mulia Nabi Muhammad SAW tidak hanya Beliau tunjukkan kepada Umat Islam saja, Bahkan kepada kelompok nonmuslim, sekalipun musuhnya, Nabi Muhammad saw masih menyimpan sifat mulia kepadanya. Apalagi jika mereka berada dalam posisi yang tertindas. Hal tersebut menunjukkan betapa Nabi Muhammad SAW menjunjung tinggi rasa kemanusiaan sebagai bagian dari misi sosial profetiknya.

Sekilas Tentang Ilmu Sosial Profetik

Istilah profetik mulai popular setelah diperkenalkan oleh Kuntowijoyo. Sosok sastrawan dan sejarawan ini mencetuskan gagasan Ilmu Sosial Profetik (ISP) sebagai sebuah paradigma dalam disiplin ilmu sosial. Menurut Kuntowijoyo, substansi dari universalitas ajaran agama bisa menjadi ilmiah sekaligus menjadi pisau analisis dan paradigma keilmuan jika dimulai dengan objektivikasi bersama ilmu-ilmu modern lainnya.

Gagasan tersebut muncul sebagai respons adanya perdebatan antara kelompok Islam konservatif dan Islam transformatif terhadap pemaknaan wahyu. Kuntowijoyo menilai bahwa Islam tidak hanya sekadar menjadi dogma, namun juga sebagai sistem dan gerakan sosial budaya untuk mewujudkan tranformasi masyarakat yang lebih baik dan berkeadaban.

Terminologi profetik ini sendiri berasal dari kata “prophetic” yang bermakna kenabian. Berdasarkan analisis dari Kuntowijoyo, misi kenabian tidak hanya untuk menyebarkan Islam. Namun bagaimana Islam itu sendiri menjadi pendorong terwujudnya perubahan sosial.  Ciri utama kenabian menurut Kuntowijoyo adalah adanya efek sosial terhadap masyarakat dan kebudayaan yang berkembang di dalamnya. Dan itu semua didukung oleh teks-teks keagamaan.

Gagasan Kuntowijoyo ini muncul setelah pembacaannya terhadap Q.S Ali ‘Imron ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ ( آل عمران: ١١٠ )

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah….” (Q.S. Ali-‘Imron:110).

Berangkat dari ayat ini kemudian muncul tiga pilar dari Ilmu Sosial profetik yaitu humanisasi (amar ma’ruf), liberasi (nahi munkar), dan transendensi (tu’minuuna billah). Sebagai sebuah paradigma, ISP kemudian terintegrasi-interkoneksikan dengan ilmu sosial lainnya. Ketiga pilar dalam ISP ini pun juga menjadi dasar dari misi sosial profetik Nabi Muhammad SAW.

Tiga Pilar ISP: Sebuah Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad saw

Pilar pertama yakni humanisasi, sebuah upaya untuk memanusiakan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari humanisasi (amar ma’ruf) dapat bermakna menghilangkan sifat kebendaan, ketergantungan, kekerasan, serta kebencian dari manusia. Hal ini karena dalam masyarakat industrialis kerap kali manusia hanya dipandang sebagai suatu hal yang abstrak dan jauh dari nilai kemanusiaan.

Kedua, liberasi (nahi Munkar). Pilar ini dapat berarti sebuah upaya yang berorientasi pada pembebasan. Serta upaya memerdekakan manusia dari struktur sosial yang kurang menguntungkan pihak rentan. Dalam hal ini posisi kelompok rentan (mustadl’af) dalam struktur sosial masyarakat perlu kita perhatikan.

Ketiga, transendensi. Humanisasi dan liberasi hendaknya selalu berlandaskan pada dasar-dasar ketuhanan (teologis). Pemahaman seperti inilah yang kemudian menjadi pembeda antara paradigma ISP dengan paradigma humanisme atau liberalisme dari Barat. Spirit menuju transendensi bertujuan untuk mensucikan tata laku manusia yang kemudian termanifestasikan melalui humanisasi dan liberasi

Melihat Tafsir Ali ‘Imran ayat 110

“Mengapa pilar ISP yang pertama adalah humanisasi? Bukan transendensi yang notebene-nya adalah menyeru keimanan kepada Tuhan?”

Kira-kira begitu pertanyaaan yang muncul saat sidang skripsi kemarin. Saya sebelumnya agak bingung dengan pertanyaan ini. Karena dari beberapa referensi yang saya baca terkait ISP, saya belum menemukan penjelasan demikian. Kuntowijoyo hanya memaknai Q.S Ali-Imron ayat 110 dengan kaca mata makna sosial.

Itu saja dipengaruhi oleh gagasan Muhammad Iqbal dan Roger Geraudi, seorang filsuf barat. Mereka melihat bahwa perjumpaan dengan Tuhan adalah awal pencerahan untuk menyelesaikan permasalahan sosial.

Namun ketika penguji saya menyuruh untuk mencari tafsir dari Q.S Ali-Imron ayat 110, pemahaman saya mulai tercerahkan. Humanisasi atau amar ma’ruf merupakan kunci utama bagi umat Islam. Mengutip dari Tafsir Al-Munir karya Wabah Az-Zuhaili, Beliau menyebutkan bahwa amar ma’ruf dan nahi munkar disebut lebih awal dalam ayat tersebut.

Hal demikian karena dua perintah itu adalah cerminan keutamaan bagi umat Islam. Amar ma’ruf nahi munkar yang kemudian berlandas pada keimanan akan menjadikan umat islam sebagai umat terbaik (khoiru ummah).

Senada dengan hal tersebut, Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbahnya menyebut bahwa umat Islam akan memperoleh predikat khoiru ummah jika mereka senantiasa melakukan sesuatu yang membawa kebermanfaatan bagi banyak orang. Dengan demikian pilar humanisasi, liberasi, dan transendensi adalah sebuah urutan yang tidak boleh diacak dalam konteks sosial masyarakat.

Maksudnya begini, sebagai seorang pendakwah khususnya ketika melakukan misi dakwah di lingkungan baru hendaknya mendahulukan berbuat baik kepada masyarakat. Bukan malah teriak-teriak ini haram, bid’ah, takhayul, khurafat dan anggapan-anggapan lainnya.

Hal tersebut bukannya mendapat simpati masyarakat malah akan mengundang kebencian dan kemarahan mereka. Baru ketika masyarakat telah bersimpati, merasa mereka terbantu dengan kehadiran kita, nilai-nilai keimanan dan keislaman pun akan mudah mereka pahami dengan sendirinya.

Meneladani Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad SAW

Hal tersebut juga Nabi Muhammad SAW lakukan ketika awal perkembangan Islam. Sejak kecil, Nabi Muhammad SAW telah masyarakat Quraisy kenal sebagai sosok yang terpuji dalam tindakan, halus dalam tuturan, dan mulia dalam akhlak. Beliau tidak serta merta mengharamkan khamr dan perbuatan buruk lainnya. Melainkan hal tersebut Beliau lakukan secara bertahap ketika masyarakat sedikit demi sedikit mulai mengenal Islam.

Selain itu, Beliau SAW termasuk sosok yang paling bersimpati kepada kelompok rentan seperti perempuan, hamba sahaya, dan para fuqara supaya mendapat hak-hak yang setara dalam struktur sosial masyarakat.

Dengan demikian, misi sosial profetik Nabi Muhammad SAW menjadi strategi dakwah yang seharusnya menjadi pegangan bagi para da’i dan setiap umat Islam pada umumnya dalam kehidupan masyarakat.

Merayakan maulid Nabi tidak hanya sekadar berbahagia dengan kehadiran Beliau, namun bagaimana kita dapat mengambil hikmah dan teladan sekaligus melanjutkan perjuangan Beliau. Karena Nabi SAW telah mencontohkan saatnya kita melanjutkan.

Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad……

Tags: Ilmu Sosial ProfetikKuntowijoyoMaulid Nabimisi sosial profetikNabi Muhammad SAW
Muhammad Nasruddin

Muhammad Nasruddin

Alumni Akademi Mubadalah Muda '23. Dapat disapa melalui akun Instagram @muhnasruddin_

Terkait Posts

Kesehatan Mental
Hikmah

Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

11 Oktober 2025
kerja domestik
Keluarga

Meneladani Nabi Muhammad dalam Kerja Domestik

2 Oktober 2025
Pendidikan Anak ala Nabi
Keluarga

Pendidikan Anak ala Nabi Muhammad Saw

1 Oktober 2025
Syafaat Nabi
Hikmah

Lima Syafaat Nabi di Tengah Lesunya Ekonomi

30 September 2025
Akhlak Nabi yang
Hikmah

Akhlak Nabi Tak Pernah Berubah, Meski pada yang Berbeda Agama

29 September 2025
Nabi Muhammad Saw
Hikmah

Kesaksian Khadijah Ra atas Kemuliaan Akhlak Nabi Muhammad Saw

28 September 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Monogami

    Perselingkuhan, Kuasa, dan Mengapa Monogami Pernah Diperjuangkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Radikalisme Mudah Menyebar di Media Sosial?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apa yang Baru dari Tahun Baru?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gen Z, Kebijakan Negara, dan Perjuangan Menjaga Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat
  • Apa yang Baru dari Tahun Baru?
  • Ulama Perempuan Hadapi Tantangan Budaya Patriarki dalam Menangkal Radikalisme
  • Memahami Konsep “Wanita Mahal” yang Sering Disalah Pahami
  • Bahaya Femisida dan Kekerasan terhadap Perempuan dalam Relasi Pacaran

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID