• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Membongkar Dogma yang Selama Ini Keliru tentang Kesuksesan

Selama ini kita selalu dicekoki dengan doktrin untuk fokus kepada sasaran dalam meraih kesuksesan.

Indah Fatmawati Indah Fatmawati
20/01/2025
in Personal
0
Kesuksesan

Kesuksesan

883
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Meskipun tidak ada kesepakatan bulat mengenai arti sebuah kesuksesan itu sendiri, namun ada yang lebih penting yang harusnya mulai kita pahami. Bagaimana dogma tentang cara meraih sukses itu sendiri.

Mubadalah.id – Saat ini, kesuksesan digambarkan dengan kehidupan penuh gelimang harta, memiliki jet pribadi misalnya, rumah dan mobil mewah, hilir mudik ke luar negeri atau kalau ke mana-mana selalu memiliki pengawal pribadi. Gambaran keglamoran tersebut seakan menjadi standar kesuksesan yang harus terpenuhi oleh setiap orang, khusus bagi mereka yang ingin dianggap sukses.

Namun, apakah benar demikian hakikat sebuah kesuksesan itu? Setiap orang tentu memiliki definisi sendiri yang bisa jadi berbeda-beda dalam memaknai sebuah kesuksesan.

Meskipun tidak ada kesepakatan bulat mengenai arti sebuah kesuksesan itu sendiri, namun ada yang lebih penting yang harusnya mulai kita pahami. Bagaimana dogma tentang cara meraih sukses itu sendiri.

Mungkinkah Kita Termasuk Orang yang Salah Jalan dalam Meraih Kesuksesan?

Selama ini kita selalu dicekoki dengan doktrin untuk fokus kepada sasaran dalam meraih kesuksesan. Namun apa yang tertulis dalam buku “Atomic Habits” karya James Clear ini berbeda dari apa yang selama ini kebanyakan orang percayai.

Selama ini kita selalu diajari bahwa untuk meraih apa yang kita inginkan adalah dengan menetapkan sasaran yang spesifik dan dapat dilaksanakan. Misalnya, kita ingin memiliki berat tubuh yang ideal atau atletis. Kita ingin menjadi juara kelas. Kita ingin berhasil dalam bisnis.

Baca Juga:

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

Ketika Disiplin Menyelamatkan Impian

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Penulis buku menjelaskan bahwa dari beberapa sasaran yang ia inginkan, tidak semuanya bisa terlaksana dengan baik. Beberapa mungkin berhasil dan yang lainnya malah gagal. Akhirnya setelah melakukan perenungan, James Clear mulai menyadari bahwa hasil-hasil yang ia dapatkan hampir tidak ada kaitanya dengan sasaran-sasaran yang ia tetapkan di awal, melainkan hasil tersebut berkaitan dengan sistem yang ia jalani.

Perbedaan Antara Sasaran dan Sistem dalam Meraih Kesuksesan?

James Clear belajar dari Scott Adams, seorang Kartunis (seniman visual yang membuat kartun atau komik) komik Dilbert. Sistem menjelaskan bagaimana proses mengantarkan pada hasil, sedangkan sasaran hanya bicara mengenai hasil yang ingin kita raih.

Dua hal ini tentu sangat berbeda. Pertama, ia menghargai proses dan menganggap bahwa proses yang kita jalani setiap hari untuk meraih hasil akan menjadi sistem yang urut. Kedua, ia hanya melihat hasil dengan tidak mempedulikan proses. Kemajuan apa yang kita dapat saat proses meraih hasil itu berlangsung, kedewasaan apa, benefit apa yang kita dapat, itu semua tidak akan pernah kita anggap penting saat hanya fokus pada sasaran dan bukan sistem.

Contoh lain, jika kita menjadi seorang pelatih, maka sasaran kita adalah memenangkan kejuaraan. Jika kita seorang Pengusaha, sasaran kita adalah keuntungan yang bernilai jutaan dolar. Jika kita seorang pemusik, sasaran kita adalah bagaimana kita bisa membuat album setiap tahunnya.

Sistem Lebih Menjamin Kesuksesan

Semua sasaran dengan hasil yang kita harapkan di atas, akan menjadi berbeda ketika kita memandangnya dari sistem seperti apa yang cocok dan akan kita gunakan untuk mendapatkan hasil tadi.

Dalam pandangan sistem, kita akan melihat bagaiman kita akan merekrut pemain dan  mengatur jadwal berlatih, jika kita seorang pelatih. Kita akan menguji gagasan dan ide-ide kita, berinovasi, merekrut karyawan dan mulai beriklan, jika kita adalah seorang Pengusaha. Kita akan mulai berlatih dan mengatasi semua kesulitan dengan belajar metode terbaru, jika kita adalah seorang Pemusik.

James kemudian mengajukan pertanyaan. Jika demikian, lantas apakah kita akan mengabaikan sasaran-sasaran yang kita harapkan dan mulai terfokus pada sistem saja?

Jawaban dengan analoginya seperti ini, sasaran dalam pertandingan olah raga apapun pasti adalah mendapatkan skor terbaik. Namun, jika selama pertandingan para pemain tim menghabiskan waktunya untuk melihat papan nilai, maka yang ia dapat adalah sebuah kekonyolan. Cara untuk memenangkan perlombaan adalah dengan memfokuskan diri terhadap strategi untuk mengalahkan lawan dan nilai akan datang dengan sendirinya.

Begitulah paradigma dalam memandang cara meraih sebuah kesuksesan. Cara meraihnya adalah dengan taat pada sistem yang kita buat, bukan pada sasaran semata sebagaimana dogma lama yang selama ini kita percaya. []

Tags: gaya hidupKesehatan MentalKesuksesanmanusiaSelf Love
Indah Fatmawati

Indah Fatmawati

Sebagai pembelajar, tertarik dengan isu-isu gender dan Hukum Keluarga Islam

Terkait Posts

Penindasan Palestina

Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

18 Juli 2025
Kehamilan Perempuan

Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

18 Juli 2025
eldest daughter syndrome

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

17 Juli 2025
Love Bombing

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

16 Juli 2025
Disiplin

Ketika Disiplin Menyelamatkan Impian

15 Juli 2025
Inklusivitas

Inklusivitas yang Terbatas: Ketika Pikiran Ingin Membantu Tetapi Tubuh Membeku

15 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID