Mubadalah.id – Sebentar lagi umat Islam akan merayakan hari raya Iduladha. Di mana hari raya ini untuk memperingati peristiwa kurban ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Isma’il sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah.
Setelah salat Iduladha di masjid atau di lingkungan warga, kita akan melakukan pemotongan hewan kurban. Lalu panitia akan membagikan daging kurban kepada masyarakat yang berhak untuk mendapatkannya.
Pemotongan hewan kurban dalam jumlah banyak tentu saja akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Bagaimana caranya agar kita bisa menciptakan kurban minim sampah. Di mana banyak limbah yang kita hasilkan dari pemotongan hewan kurban di antaranya limbah cair seperti darah dan cucian jeroan.
Sering juga kita menjumpai mencuci jeroan kita lakukan di sungai. Limbah lainnya kemasan yang kita pakai sebagai wadah hewan kurban, biasanya hewan kurban kita kemas di plastik sekali pakai/kresek.
Islam mengajarkan untuk menjaga lingkungan sebagaimana firman Allah dalam QS Al-A’raf:85, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”
Untuk mencegah dan meminimalisir pencemaran yang ditimbulkan dari pemotongan hewan kurban dapat dilakukan beberapa hal:
Tidak membuang limbah cair ke sungai
Banyak di antara panitia kurban menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan limbah yang dihasilkan dari pemotongan hewan kurban dan mencuci jeroan di sungai. Sehingga sungai menjadi tercemar secara kimiawi dan menimbulkan ikan serta agen hayati lainnya akan sangat terganggu kehidupannya.
Agar tidak membuang limbah hewan kurban ke sungai kita dapat menyiapkan lubang untuk menampung darah dan limbah cair lainnya. Buatkan lubang sehingga bisa meresap ke dalamnya. Ukuran galian lubang disesuaikan dengan banyaknya limbah cair yang mungkin timbul. Berdasarkan tulisan Sri Wahyono (Kumparan.com) untuk 10 ekor kambing atau domba dapat menggunakan lubang galian berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm.
Sementara itu untuk limbah cair dari tiap 10 ekor sapi atau kerbau membutuhkan galian berukuran 50 cm x 50 cm x 100 cm. Hindari mencuci jeroan di sungai, kotoran dari jeroan dapat kita timbun dalam tanah seperti halnya dalam penanganan darah hewan kurban. Atau jika tidak memungkinkan dapat terkelola menjadi pupuk.
Gunakan wadah ramah lingkungan untuk mengemas daging
Kantong plastik sekali pakai atau kresek biasanya kita pakai untuk mengemas daging kurban, karena dianggap praktis, murah dan mudah untuk mendapatkannya. Namun, penggunaan kantong plastik sekali pakai tentu saja menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Akan banyak plastik yang berakhir di tempat sampah dan kantong plastik sekali pakai sulit terurai oleh tanah.
Kurban minim sampah plastik yang ramah lingkungan tersosialisasikan melalui Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SE.6/MENLHK/PSLB3/PLB.3/6/2023. Ada beberapa alternatif yang dapat kita gunakan sebagai kemasan daging kurban.
Besek bambu
Pada tahun 90-an penggunaan plastik tidak seperti sekarang, ketika lebaran Iduladha daging kurban terkemas menggunakan besek dialasi daun pisang. Besek yang terpakai untuk daging kurban masih bisa kita pakai lagi sebagai wadah bumbu dapur. Atau bisa kita pakai untuk mengikat bibit padi yang akan kita tanam. Daun pisang yang kita jadikan alas dapat menjadi kompos.
Bongsang
Bongsang sama halnya dengan besek bambu, dapat kita jadikan alternatif sebagai kemasan daging kurban yang dialasi dengan daun pisang. Bongsang biasa terpakai untuk mengemas tahu.
Food container
Kini food container/wadah makanan dengan berbagai macam ukuran tersedia dengan mudah di pasaran. Meskipun wadah makanan berbahan plastik, setidaknya bisa kita pakai berulang, jadi dapat memperpanjang masa pakai dan tidak langsung terbuang ke tempat sampah. Dan kalau sudah tidak dapat terpakai masih bisa kita kasih ke pemulung, atau kita jual ke tukang rongsok untuk mereka jadikan bahan daur ulang.
Berbagai daun
Selain daun pisang yang dapat kita gunakan untuk mengemas daging kurban, ada berbagai daun yang dapat menjadi alternatif untuk mengemas daging kurban. Daging kurban bisa kita kemas menggunakan daun papaya, daun jati, daun talas atau daun kelapa.
Iduladha memiliki makna ketakwaan, kita dapat meneladani sikap Nabi Ibrahim. Ketaatan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah Allah SWT, dengan Ikhlas ketika Ia menerima perintah untuk menyembelih anak kandungnya sendiri, yakni Nabi Ismail AS.
Takwa sendiri berkaitan dengan ketaatan seorang hamba pada Sang Khalik dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Menjaga lingkungan dengan menciptakan kurban ramah lingkungan merupakan salah satu ikhtiar kita dalam menjaga lingkungan. []