• Login
  • Register
Kamis, 21 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengapa Kesetaraan Gender Penting Disuarakan Laki-laki?

Laki-laki perlu membagikan pengalamannnya tentang pengalaman mengasuh anak, berperan dalam ranah domestik, ataupun terlibat dalam advokasi kasus kekerasan seksual

Muallifah Muallifah
12/08/2023
in Personal
0
Kesetaraan Gender

Kesetaraan Gender

862
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya tidak punya kosa kata yang lebih pas untuk menyebut kesetaraan dengan bahasa lain. Sebab setiap orang memiliki pemaknaan tersendiri. Yang paling penting dalam tulisan ini, kesetaraan gender yang saya maksud akan menciptakan keadilan, baik kepada laki-laki ataupun perempuan. Jika ada yang tidak setuju dengan konsep kesetaraan, itu persoalan beda untuk kita diskusikan di forum yang lain.

Kesetaraan gender yang saya maksud dalam tulisan ini juga mengacu pada peran setara dan saling kerja sama antara laki-laki dan perempuan. Dalam suatu diskusi, saya pernah mendengarkan tentang perdebatan soal kesetaraan gender.

Mengapa ide ini hanya massif di kalangan aktivis gender semata? apakah isu ini hanya untuk beberapa kelompok masyarakat saja. Perempuan saja misalnya. Tentu tidak. Ini adalah persoalan sosial yang perlu kita pecahkan bersama. Term kesetaraan gender adalah masalah krusial yang bisa kita capai bersama, apabila seluruh komponen masyarakat mau bekerja secara kolektif memberikan edukasi terkait ini.

Daftar Isi

    • Masalah Rumah Tangga
  • Baca Juga:
  • Anak Perempuan Jawa: Beban Orang Tua?
  • Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (3): Mengapa Membela Hak-hak Perempuan?
  • Gus Dur dan Tonggak Kebijakan Kesetaraan Gender: Resensi Buku Gender Gus Dur
  • Membincang Maskulinitas: Laki-laki Selalu Lebih Kuat dari Perempuan?
    • Standar Sikap Laki-Laki

Masalah Rumah Tangga

Salah satunya adalah persoalan peran dalam rumah tangga. Mengapa kesetaraan gender ini penting untuk laki-laki suarakan? Kita perlu memahami bahwa, komponen utama dalam kehidupan adalah adanya laki-laki dan perempuan.

Terjadinya diskriminasi, di mana korbannya kebanyakan perempuan, pelakunya adalah laki-laki. Kesadaran untuk tidak melecehkan, tidak melakukan diskriminasi, harus dimiliki oleh setiap manusia atas dasar kemanusiaan.

Baca Juga:

Anak Perempuan Jawa: Beban Orang Tua?

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (3): Mengapa Membela Hak-hak Perempuan?

Gus Dur dan Tonggak Kebijakan Kesetaraan Gender: Resensi Buku Gender Gus Dur

Membincang Maskulinitas: Laki-laki Selalu Lebih Kuat dari Perempuan?

Selain itu, masalah sosial yang sempat ramai beberapa waktu belakangan ini adalah soal fatherless (anak yang bertumbuh tanpa kehadiran sosok ayah). Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara fatherless di dunia berdasarkan data yang saya lansir dalam Narasi.tv. Fenomena fatherless bukan berarti tanpa keberadaan ayah secara fisik.

Akan tetapi, sosok ayah tidak terlibat dalam pola pengasuhan yang seseorang alami. Fenomena ini sejalan dengan budaya yang mengakar bahwa, ibu adalah sosok satu-satunya yang harus mengasuh anak dengan segudang peran domestik. Padahal, keterlibatan ayah dalam pola pengasuhan sangat penting untuk psikologi seorang anak.

Tidak hanya itu, konstruksi masyarakat tentang peran ini sangat timpang. Misal begini, jika ibu sedang bepergian (memiliki anak kecil), masyarakat akan bertanya “Sama siapa anaknya?”. Tentu jawabannya, ya sama bapak. Pertanyaan serupa, tidak akan kita ajukan kepada laki-laki (yang punya anak kecil).

Salah satu faktor besarnya adalah, anggapan masyarakat tentang pengasuhan harus diperankan oleh ibu. Padahal baik laki-laki ataupun perempuan, harus berperan penting dalam pola asuh terhadap anak.

Standar Sikap Laki-Laki

Suara laki-laki untuk menyuarakan kesetaraan gender, sangat penting untuk kita sebarkan. Tujuannya agar diskusi tentang gender tidak hanya famous di kalangan perempuan. kehadiran soksok laki-laki baru yang berperan dalam pola asuh anak, berperan dalam rumah tangga. Artinya bisa menjadi potret bahwa, kesetaraan gender bisa kita ciptakan mulai dari lingkungan keluarga.

Laki-laki perlu membagikan pengalamannnya tentang pengalaman mengasuh anak, berperan dalam ranah domestik, ataupun terlibat dalam advokasi kasus kekerasan seksual yang korban alami.

Bahwasanya bukanlah seorang laki-laki pecundang yang ikut menyuarakan hak perempuan. Tetapi ada nilai yang perlu kita sebarluaskan. Terkadang, laki-laki merasa tidak nyaman ketika kita sebut dia sebagai pejuang kesetaraan lantaran stigma negatif yang muncul dari masyarakat.

Hal ini bisa kita melihat praktik mengasuh anak yang laki-laki lakukan. Seringkali mendapat cibiran yang tidak baik dari masyarakat atau tetangga sekitar. Dengan demikian, persoalan kesetaraan gender, adalah upaya yang terus hidup untuk menciptakan keadilan atas landasan kemanusiaan.

Ada banyak fenomena yang bisa laki-laki perankan dalam konteks sosial. Namun yang paling penting adalah menggaungkan pengalaman ke publik agar referensi tentang praktik baik, atas kehidupan dengan tujuan menciptakan keadilan dengan landasan kemanusiaan. Di mana hal itu bisa menjadi representasi bagi orang lain.

Pemaknaan kesetaraan gender tidak hanya terbatas pada ruang domestik yang selalu kita sematkan pada perjuangan kesetaraan gender. Akan tetapi, ruang setara yang kita sadari sebagai manusia secara utuh akan tanggung jawab sebagai manusia, sehingga menciptakan keadilan sosial.

Upaya ini perlu kerja sama berbagai pihak, baik laki-laki dan perempuan. Produksi narasi atas praktik/pengalaman yang laki-laki tulis tentang fenomena sosial yang selama ini perempuan lakukan, sangat kita nantikan kehadirannya. Tujuannya agar bisa memperkaya ruang wacana yang bisa menciptakan perubahan. []

Tags: Aliansi laki-Laki BarufeminismeGendergerakan perempuankeadilanKesetraaan
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Bidadari Surga

Perempuan Bukan Bidadari Surga

21 September 2023
Anak Perempuan Jawa

Anak Perempuan Jawa: Beban Orang Tua?

20 September 2023
Petugas SPBU Perempuan

Perempuan yang Meringkuk di Balik Regulasi

19 September 2023
Salat Perempuan

Mukenah Bukan Syarat Wajib Salat Perempuan

18 September 2023
Gotong Royong Warga

Gotong Royong: Upaya Membangun Solidaritas dan Kebersamaan Para Warga di Desa

18 September 2023
Alasan bertahan Hidup

Selalu Ada Alasan untuk Bertahan Hidup

16 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bidadari Surga

    Perempuan Bukan Bidadari Surga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Artificial Intellegence dalam Perspektif Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Anak Perempuan Jawa: Beban Orang Tua?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Muhammad Saw Banyak Perempuan yang Ikut Jihad Bela Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perspektif Mubadalah: Konsep Jihad bisa Berada di Ranah Publik dan Domestik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam
  • Jihad di Dalam Rumah Tangga Bersifat Resiprokal

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist