• Login
  • Register
Kamis, 19 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mengapa Perkawinan Anak Harus Dikecam? Ini Jawabannya!

mencegah terjadinya praktik perkawinan anak adalah salah satu upaya kita, untuk menghadirkan kesejahteraan dan jaminan masa depan yang lebih baik bagi orang lain

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
21/05/2022
in Personal
0
khitan perempuan

khitan perempuan

244
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Membincang perkawinan anak, berangkat dari dasar hukum, yakni Undang-undang pernikahan No 1 Tahun 1974 yang menjelaskan bahwa pernikahan adalah ikatan lahir maupun batin antara suami istri yang bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Dalam undang-undang tersebut tepatnya pada pasal 7 ayat 1 dijelaskan bahwa seseorang di-ijinkan oleh negara melakukan perkawinan pada usia 19 tahun bagi laki-laki dan per 16 tahun bagi perempuan.

Tetapi, dalam hal ini terdapat perubahan pada pasal 7 tahun 1974 ayat 1 bahwa perkawinan dapat dilakukan jika pihak laki-laki dan perempuan berusia minimal 19 tahun. Pasal 6 ayat 2 juga menjelaskan guna melangsungkan pernikahan masing-masing calon mempelai yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapatkan izin kedua orang tua. Jika sebelum usia itu, maka disebut dengan istilah perkawinan anak.

Peraturan yang diuraikan di atas cukup jelas bahwa perkawinan anak tidak diinginkan oleh negara. Perkawinan anak bukan kasus yang baru, upaya pencegahan telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk melakukan pencegahan. Berita beberapa bulan lalu tentang Wedding Organizer sempat meramaikan jagad media. Aisha Wedding Organizer yang mempromosikan perkawinan anak pada usia 12 tahun mendapatkan kecaman dari berbagai pihak baik pemerintah maupun non pemerintah.

Kecaman tersebut tentu berdasar atas beberapa alasan. Alasan perlunya mengecam tindakan tersebut adalah karena dampak buruk terhadap perkawinan anak. Penulis melalui artikel ini akan menguraikan beberapa poin tentang dampak buruk perkawinan anak. Antara lain:

Pertama, dampak buruk dari perkawinan anak salah satunya dari segi psikologis. Seseorang yang melakukan praktik perkawinan anak akan mengalami gangguan psikologis seperti stress, takut, malu atau terbebani. Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya kematangan dalam menjalankan peran dalam keluarga.

Baca Juga:

Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga

Ibnu Khaldun sebagai Kritik atas Revisi Sejarah dan Pengingkaran Perempuan

Jangan Rampas Hak Perempuan Memilih Pasangan Hidupnya

Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

Selain itu, dalam proses menghadapi masalah rumah tangga seringkali gagap dalam menjalaninya. Hal tersebut juga akibat dari hilangnya masa sekolah dan remaja. Ketidaksiapan yang ada juga melahirkan beberapa problem dalam keluarga seperti tidak siap hamil dan akhirnya menimbulkan keguguran. Dampak tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan seorang istri atau calon Ibu.

Kedua, dampak perkawinan anak selanjutnya berkaitan dengan sisi kesehatan. Kesehatan yang dimaksud di sini adalah kesehatan reproduksi bagi perempuan. Masa perkembangan yang masih tersebut berjalan dan ketidaksiapan untuk mengandung juga menjadi masalah kesehatan. Ketidaksiapan tersebut seringkali menimbulkan keguguran dan bayi prematur.

Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa perkawinan anak harus dikecam karena dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti anemia, hipertensi dan berat badan bayi baru lahir rendah. Lalu, secara biologis seorang perempuan yang berusia 19 tahun yang belum matang sangat resisten dengan beragam resiko kesehatan tersebut.

Ketiga, dampak buruk yang timbulkan dari perkawinan anak adalah masalah ekonomi. Praktik perkawinan anak sering terjadi dengan keadaan pasangan yang belum memiliki pekerjaan tetap atau pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut terjadi karena pasangan merupakan usia produktif belajar dan belum memiliki pengalaman bekerja.

Bergantung hidup pada orang tua adalah salah satu pilihan yang kerap terjadi pada kasus keluarga yang menjalani praktik perkawinan anak. Ketidakmampuannya dalam menghidupi kebutuhan keluarga sehari-hari juga melahirkan beberapa akar permasalahan seperti rantai kemiskinan yang terus berulang.

Ketiga dampak yang diuraikan diatas adalah hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Sari dkk (2020) dan Maulidina (2019). Dampak yang telah diuraikan ini adalah sebagian kecil dari beberapa akibat lain yang lahir dari perkawinan anak. Penolakan terhadap praktik perkawinan anak, tentu dengan berbagai alasan yang kuat karena banyaknya kemadharatan dari pada manfaatnya.

Keberhasilan usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam pencegahan praktik perkawinan anak tentu membutuhkan dukungan dari masyarakat secara luas, termasuk kita generasi muda yang sudah melek teknologi, dan mudah mengakses informasi.

Upaya edukasi dan sosialisasi sederhana dari individu, juga bagian dari usaha-usaha kecil yang dilakukan secara konsisten, dan mampu memberikan pengaruh positif terhadap pencegahan perkawinan anak. Dengan memberi penekanan bahwa mencegah terjadinya praktik perkawinan anak adalah salah satu upaya kita, untuk menghadirkan kesejahteraan dan jaminan masa depan yang lebih baik bagi orang lain. Sehingga sudah selayaknya para pembaca bisa ikut serta mengkampanyekan pencegahan perkawinan anak demi kebaikan bersama. []

Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Lelaki Patriarki

Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

19 Juni 2025
Kesalehan Perempuan

Kesalehan Perempuan di Mata Filsuf Pythagoras

16 Juni 2025
Pesantren Disabilitas

Sebuah Refleksi atas Kekerasan Seksual di Pesantren Disabilitas

16 Juni 2025
Catcalling

Mari Berani Bersuara Melawan Catcalling di Ruang Publik

15 Juni 2025
Jadi Perempuan

Katanya, Jadi Perempuan Tidak Perlu Repot?

14 Juni 2025
Perempuan Berolahraga

Membaca Fenomena Perempuan Berolahraga

13 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sister in Islam

    Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berproses Bersama SIS Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Ibnu Khaldun sebagai Kritik atas Revisi Sejarah dan Pengingkaran Perempuan
  • Jangan Rampas Hak Perempuan Memilih Pasangan Hidupnya
  • Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!
  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID