• Login
  • Register
Sabtu, 28 Januari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Menggugat Pemerintah yang Tak Mubadalah pada Rakyatnya

Kepercayaan surut sebab pemerintah tak lagi menerapkan prinsip-prinsip mubadalah dalam mengemban amanah.

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
25/09/2020
in Kolom, Publik
0
92
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pada sidang umum PBB ke-75 kemarin, Presiden Joko Widodo dalam pendahuluannya menyebutkan, “tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran.”

Pernyataan menarik, yang sekaligus juga mengherankan. Sebab, hal tersebut dilontarkan setelah pemerintah sendiri bersikeras untuk menggelar pilkada serentak untuk merayakan dan mempertahankan kemauan serta kepentingan para elit politik, di saat rakyatnya banyak yang bergelimpangan karena kasus Covid.

Apalagi beberapa hari terakhir, jumlah kasus harian yang tercatat mencapai 4.000an kasus. Belum lagi jumlah korban yang meninggal. Tempat pemakaman umum di daerah Jakarta misalnya, dulu ketika masih dilaksanakan lockdown ketat, jumlah orang yang disemayamkan di sana ada sekitar 4-5 orang per hari. Sekarang, dengan banyaknya kasus yang tercatat, penggali kubur harus berjibaku menguras keringat, karena dalam sehari harus pontang-panting untuk memakamkan hampir 10 orang, bahkan lebih.

Bandingkan dengan negara kiwi Selandia Baru, negara tetangga Australia ini melaporkan kasus tertingginya di bulan April yang mencapai 89 kasus, itu pun dalam beberapa bulan, negeri mereka sempat bebas dari corona dan hanya menyisakan beberapa kasus aktif. Namun, dalam beberapa hari terakhir, pemerintah yang dipimpin oleh Jacinda Arden memilih untuk menunda pemilu dan melakukan pembatasan kembali di Kota Auckland karena ada kenaikan Sembilan kasus di wilayah ibukota. Padahal, jumlah kasus aktif di sana, ‘baru’ mencapai 58 kasus secara keseluruhan.

Pemungutan suara awalnya dijadwalkan pada 19 September, tapi sekarang diundur hingga 17 Oktober. Tanggal baru akan memungkinkan para partai “untuk menyesuaikan rencana dengan berbagai keadaan yang akan dihadapi selama kampanye”, kata Perdana Menteri Jacinda Senin lalu.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Terminologi Mubadalah Berguna Untuk Gagasan Relasi Kerjasama
  • Konco Wingking Dalam Perspektif Mubadalah
  • Kaidah yang Digunakan Dalam Perspektif Mubadalah
  • Bermubadalah, Perspektif Baru Tata Kelola Sampah

Baca Juga:

Terminologi Mubadalah Berguna Untuk Gagasan Relasi Kerjasama

Konco Wingking Dalam Perspektif Mubadalah

Kaidah yang Digunakan Dalam Perspektif Mubadalah

Bermubadalah, Perspektif Baru Tata Kelola Sampah

Sebagai gambaran, Selandia Baru melaporkan lebih dari 1.600 infeksi dan 22 kematian sejak pandemi dimulai, menurut catatan Universitas Johns Hopkins. Pemberlakukan lockdown lebih awal, pembatasan yang ketat di perbatasan, pesan kesehatan yang efektif, serta program uji-dan-lacak yang agresif membantu rakyat untuk terbebas dari belunggu virus corona.

Mari kita bandingkan dengan kebijakan pemerintah Indonesia, sejak awal corona menyebar luas, pemerintah kita dengan tenangnya menyatakan bahwa Indonesia akan aman-aman saja. Bahkan salah satu menteri mengklaim bahwa tubuh kita dapat sembuh sendiri asalkan sering minum jamu dan berjemur di pagi hari.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujar salah satu elit kita. Sikap menganggap remeh seperti itulah yang justru membawa buah simalakama. Hasil dari tindak gegabah pemerintah kini mengakibatkan korban meninggal akibat corona sedikit lagi mencapai 10 ribu jiwa. Belum lagi munculnya pengangguran baru dengan jumlah lebih dari 2 juta orang yang dapat terhitung sebagai kemunduran potensial yang sudah diusahakan pemerintah selama bertahun-tahun.

Dengan deretan situasi buruk tadi, Indonesia mencatatkan diri sebagai salah satu negara dengan penanganan covid terburuk di Asia, bahkan dunia. Bagaimana tidak: mengabaikan nasihat ahli, tidak mempercayai masyarakat sipil, dan gagal mengembangkan strategi yang koheren. Lengkap sekali blundernya!

Seakan belum paripurna derita yang ditanggung masyarakat kelas bawah, sekarang pemerintah tetap bersikukuh melaksanakan pilkada serentak dengan menyilakan para pasangan calon dan pendukungnya untuk melakukan pawai bahkan kumpul massa, yang bisa jadi justru makin memperparah kasus covid yang belum terlihat jalan keluarnya.

Dari sini, jelas terlihat bahwa berharap Indonesia segera masuk kategori baldatun thoyibatun wa rabbun ghofur kok semakin sulit dan sepertinya lama untuk tercapai. Selain karena sistem korup yang masih menjadi penyakit birokrasi kita, segala anugerah dan potensi yang diberikan Sang Maha Kuasa justru lebih sering kita sia-siakan dan tidak dijaga: hutan digunduli, tanah subur makmur hanya dikuasai para cukong tanpa memberikan keuntungan banyak pada rakyat kecil, laut biru nan kaya malah dicemari.

Kalau sudah begini, rakyat kita yang mayoritas nurut, mungkin di titik terjenuhnya akan menganggap pemerintah tidak ada, kebijakan yang diaplikasikan hanya dilihat sebelah mata. Kepercayaan surut sebab pemerintah tak lagi menerapkan prinsip-prinsip mubadalah dalam mengemban amanah.

Ketika berkampanye berkoar-koar, tapi setelah terpilih, nyatanya lupa daratan. Meminjam judul buku Ben Bland, pemerintah dan Pak Jokowi di periodenya yang kedua bukannya memperlihatkan sisi terbaik mereka, malah justru hanya menampilkan sisi “man of contradictions”nya. []

Tags: Covid-19IndonesiaMubadalahPandemi
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Content Creator, Ngemis Online

Content Creator atau Ngemis Online?

28 Januari 2023
Pengalaman Perempuan

Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

28 Januari 2023
Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

Atensi Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

28 Januari 2023
Budaya Patriarki

Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual

27 Januari 2023
Tata Kelola Sampah

Bermubadalah, Perspektif Baru Tata Kelola Sampah

27 Januari 2023
Kampus Cantik

Akun Instagram Kampus Cantik, Sebuah Bentuk Glorifikasi Seksisme Bagi Perempuan

27 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fatwa KUPI

    Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Atensi Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konco Wingking Dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik
  • Content Creator atau Ngemis Online?
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah
  • Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis
  • Terminologi Mubadalah Berguna Untuk Gagasan Relasi Kerjasama

Komentar Terbaru

  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023 - NUTIZEN pada (Masih) Perlukah Menyusun Resolusi Menyambut Tahun Baru?
  • Pasangan Hidup adalah Sahabat pada Suami Istri Perlu Saling Merawat Tujuan Kemaslahatan Pernikahan
  • Tanda Berakhirnya Malam pada Relasi Kesalingan Guru dan Murid untuk Keberkahan Ilmu
  • Tujuan Etika Menurut Socrates - NUTIZEN pada Menerapkan Etika Toleransi saat Bermoda Transportasi Umum
  • Film Yuni Bentuk Perlawanan untuk Masyarakat Patriarki pada Membincang Perkawinan Anak dan Sekian Hal yang Menyertai
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist