• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mengulik Gaya Parenting Lek Damis dan Nikita Willy: Mana yang Lebih Efektif?

Pola asuh orang tua yang tidak sesuai dengan usia dan kebutuhan anak dapat menyebabkan kondisi mental yang buruk

Arif Hilman Zabidi Arif Hilman Zabidi
02/10/2024
in Keluarga
0
Gaya Parenting

Gaya Parenting

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika membicarakan gaya parenting orang tua pasti tidak akan ada habisnya. Dengan arus informasi yang begitu deras, tak sedikit orang tua bingung gaya pola asuh seperti apa yang akan kita terapkan. Agar tidak bingung dalam menerapkan pola asuh orang tua.

Semestinya orang tua harus memahami secara mendalam karakter anak, sehingga di masa depan anak dapat mengambil hikmah atas pilihan gaya pengasuhan orang tua yang kita lakukan secara tepat dan bijaksana.

Beberapa bulan yang lalu, lewat di Fyp (For You Page) Tik tok mengenai tingkah lucu, dari anak Lek Damis dan Nikita Willy ketika berhadapan dengan gaya parenting yang berbeda. Lek Damis memiliki gaya parenting yang lebih mengarah kepada disiplin atau tegas ketika anak berkelakuan tak biasa.

Sedangkan sebaliknya Nikita Willy memiliki perlakuan lembut atau menasehati secara halus kepada anak semata wayangnya ketika melakukan sesuatu di luar kendali. Dari perbedaan gaya parenting tersebut menarik kita bahas lebih lanjut. Bisa kita lihat lebih efektif mana pola pengasuhan antara disiplin dan lemah lembut ketika kita terapkan kepada anak.

Perbandingan Gaya Parenting ala Lek Damis dan Nikita Willy

Pada akun tik tok Lek Damis, tidak sedikit berisi konten tentang bagaimana ia memperlakukan anak dalam kesehariannya. Tingkah lek Damis yang tegas dan omelannya khas ibu-ibu zaman dulu terasa kental, sehingga mengundang gelak tawa bagi siapapun yang menontonnya.

Baca Juga:

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

Lain halnya, ketika menonton konten tik tok Nikita Wily tentang anaknya, Ia justru berkata lemah lembut dan diiringi kalimat-kalimat positif ketika dihadapkan kepada tingkah laku yang tak biasa. Sehingga, netizen yang menontonnya merasa tersentuh hatinya betapa lembut perlakuan ibu kepada sang anak.

Perbandingan Gaya Tegas dan Lembut

Dari pola asuh antara Lek Damis yang lebih mengarah kepada tegas, dan Nikita Wily yang lemah lembut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa pola asuh terpengaruhi oleh situasi, karakter anak dan pola asuh orang tua sebelumnya.

Menurut Baumrind yang merupakan seorang psikologi klinis mengatakan dalam penelitiannya bahwa, ia mengkategorikan pola asuh orang tua menjadi tiga jenis. Pertama otoriter, kedua pola asuh demokratis, dan ketiga permisif.

Pola asuh otoriter memiliki ciri di mana semua keputusan dibuat oleh orang tua. Anak harus tunduk, patuh dan tidak boleh bertanya. Sedangkan pola asuh demokrastis memiliki ciri  anak kita dorong untuk membicarakan apa yang ia inginkan kepada orang tua. Lalu terakhir pola asuh permisif yang memiliki ciri anak diberi kebebasan penuh oleh orang tua untuk berbuat.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pola asuh orang tua yang Lek Damis gunakan adalah pola asuh otoriter. Anak harus tunduk dan patuh terhadap keputusan orang tua. Berbeda halnya dengan Nikita Willy, pola asuh yang ia gunakan yaitu pola asuh demokratis. Anak dalam hal ini ia berikan kebebasan untuk berekpresi, tetapi tetap menetapkan batasan yang jelas.

Dampak Jangka Panjang bagi Anak

Pola Asuh Otoriter

Dalam Pola asuh otoriter ini dapat memberikan dampak buruk bagi anak, emosi yang terpendam dapat memberikan rasa tertekan sehingga anak menjadi stress, depresi, dan trauma. Bahkan, anak tidak dapat mengendalikan  diri dan emosi bila berinteraksi dengan orang lain. Cenderung tidak kreatif, kehilangan rasa percaya diri, dan tidak mandiri.

Pola Asuh Demokratis

Sedangkan Pola asuh demokratis memiliki ciri-ciri di mana anak kita berikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tetapi tetap dengan aturan yang jelas. Pola asuh ini akan menghasilkan anak yang mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru dan kooperatif terhadap orang lain.

Pola Asuh Permisif

Lalu pola asuh permisif adalah pola asuh orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat sesuka hatinya. Selanjutnya, orang tua kurang peduli terhadap perkembangan anak, selain itu pengasuhan semacam ini anak dapatkan dari lembaga formal ataupun sekolah.

Namun, dalam hal ini apabila anak kita berikan kebebasan berbuat, orang tua akan memanjakan anak dengan materi. Sehingga, pola pengasuhan seperti ini anak akan memiliki kompetensi sosial yang kurang karena adanya kontol diri yang kurang.

Selain itu, orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan cenderung memanjakan. Sedangakan menerima apa adanya akan cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat apa adanya. (Wulan et all., 2018)

Mana yang Lebih Cocok?

Pada setiap pola asuh orang tua memiliki dampak yang berbeda bagi anak, pola asuh orang tua yang tidak sesuai dengan usia dan kebutuhan anak dapat menyebabkan kondisi mental yang buruk.

Misalnya saja, pola asuh otoriter diterapkan kepada anak yang masih berusia 4-6 tahun. Pada umur tersebut anak masih dalam fase harus kita latih untuk bisa mengekspresikan dirinya dengan baik agar mudah bersosialisasi dengan orang lain.

Pada akhirnya, orang tua harus pandai-pandai memberikan pengasuhan sesuai fase pertumbuhan anak. Selain itu, kita membutuhkan juga beberapa strategi dengan metode keteladanan, pembiasaan, perhatian dan metode hukuman. []

 

Tags: Gaya Parentinglek damisNikita WillyparentingTikTokviral
Arif Hilman Zabidi

Arif Hilman Zabidi

Terkait Posts

Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID