• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menikah Bukan Penghalang Meraih Mimpi

Qurrota Ayuni Qurrota Ayuni
30/03/2020
in Personal
0
127
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kata orang, menikah itu banyak sekali surprisenya. Yang tidak terbayangkan bisa tiba-tiba saja terjadi setelah menikah karena keadaan dan lingkungan. Banyak sekali dari teman-temanku, perempuan yang potensial, pintar, berkeinginan kuat, dan memiliki mimpi-mimpi yang tinggi harus mengubur dalam-dalam sederet mimpi-mimpinya setelah menikah.

Padahal dulu, ketika masih sama-sama di bangku kuliah, mereka seringkali bercerita dengan menggebu-gebu tentang mimpi-mimpinya untuk lanjut sekolah (S2 atau S3), menjadi dosen, pembicara seminar, punya butik, catering, dan lain-lain.

Keinginan-keinginan ini, biasanya, akan kandas sebab suaminya menentang dan melarang keras mimpi masa kecilnya. Alasannya simple, sudah bukan lagi waktunya untuk mengejar mimpi, karena ada tanggung jawab anak-anaknya dan dirinya (suami) yang menjadi prioritas.

Keadaan ini tentu berbeda sekali dengan laki-laki pada umumnya yang “bebas” memilih masa depannya. Mau sekolah lagi, bahkan di lokasi yang jauh sekalipun, dan dengan jangka sekian tahun adalah hal yang lumrah.

Mengejar karir sebagai dosen, petinggi kampus, atau promosi naik jabatan di perusahaan untuk jadi manager juga bebas-bebas saja. Bikin ini itu karena hobi juga ndak ada masalah. Malah makin bagus katanya.

Baca Juga:

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

Menikah dengan kondisi seperti ini bagi saya rasa-rasanya sama dengan penjara. Sebab kami, kaum perempuan tidak lagi mempunyai kesempatan untuk mewujudkan mimpi dan harapannya di masa depan. Sang suami tidak mengakomodir keinginan pasangannya dengan alasan percuma atau bisa jadi khawatir dan takut kalah pamor.

Ini aneh sih, lha katanya cinta dan sayang kok malah ngelarang orang yang dicintainya. Katanya pingin punya anak-anak yang hebat tapi istrinya dilarang untuk menjadi pendidik yang keren. Katanya pingin istrinya seperti Ibunda Khadijah ra.  kok dilarang jadi pedagang. Lha piye toh mas…

Dari pengakuan beberapa teman, ada semacam prinsip yang membuat mereka merasa harus menerima ini semua. Kurang lebih bunyinya “Derajat perempuan akan terangkat oleh laki-laki, tapi derajat laki-laki tidak bisa diangkat oleh perempuan.”

Kutipan yang saya sendiri tidak tahu menahu dari mana asalnya, menurut saya Jahat! Kenapa begitu? Karena jika mengikuti kalimat pertama, maka klop sudah bahwa kodrat perempuan memang harusnya sendiko dawuh terhadap pasangannya. Bagaimana dengan kalimat kedua? Gak ada bedanya. Kalaupun istri yang berhasil, maka ia tidak memberikan manfaat apa-apa bagi keluarganya, lebih-lebih bagi suaminya.

Anyway, kembali ke soal mimpi, Pak Habibie dan Ibu Ainun adalah salah satu contoh yang bisa kita teladani bersama. Selain mengejar mimpi sebagai teknokrat, setelah menikah Ibu Ainun pun dapat meraih mimpinya menjadi dokter.

Lalu ada Ibu Atalia, istri Ridwan Kamil juga lulus magister setelah ia menikah. Najwa Shihab, presenter Mata Najwa bahkan berhasil membuat industri media Narasi.TV setelah ia menjadi seorang istri dan ibu dari satu anaknya.

Dan masih banyak lagi perempuan-perempuan yang terus mewujudkan mimpinya, sukses setelah menikah dan tidak mendistraksi kewajibannya dalam rumah tangga. Dalam kasus Ibu Ainun, Pak Habibie tetap menjadi ilmuwan, menjabat sebagai presiden dan profesi Ibu Ainun sebagai dokter tidak mengganggu karirnya.

Bahkan setelah kelulusannya pada tahun 2017 lalu, karir suami Ibu Atalia, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, semakin melejit sebagai orang nomer satu di Jawa Barat. Suami Najwa Shihab? Tetap dengan profesinya di bidang hukum, dan anaknya terbang ke Eropa untuk melanjutkan pendidikan. Kalau sudah begini, laki-laki masih meragukan mimpi perempuan sebagai penghalang?

What next? Sudah waktunya untuk menepis ketakutan akan kegagalan keluarga hanya karena mimpi-mimpi perempuan. Pernikahan bukanlah sebuah alasan mengukung mimpi perempuan hanya karena sebuah ketakutan tak beralasan.

Pernikahan seharusnya menjadi wadah untuk suami dan istri saling menjaga mimpi-mimpinya, dan saling mewujudkan bersama-sama. Kalaupun ada suatu keadaan di mana salah satunya harus “beristirahat” sejenak, jangan pernah mematikan mimpi-mimpi mulia pasangan. Dari siapa lagi kita meminta dukungan jika bukan pasangan kita yang melakukannya?

Karena bermimpi adalah hak setiap manusia, termasuk perempuan yang sudah menikah. Jika sebuah ungkapan mengatakan suami hebat karena dibaliknya terdapat seorang istri yang hebat, maka harus dirubah, suami yang hebat karena ada istri hebat yang berjalan bersama, selalu ada di sampingnya.

Maka sebagai ibadah suci sepanjang masa, menikah bukanlah sebuah kutukan berhentinya masa depan perempuan, melainkan kebangkitan perempuan untuk tetap dan terus maju. Tidak ada yang dapat mencegah mimpi perempuan kecuali maut itu sendiri, tentu dengan terus saling bekerjasama untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu menjadi nyata. []

Qurrota Ayuni

Qurrota Ayuni

Terkait Posts

Penindasan Palestina

Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

18 Juli 2025
Kehamilan Perempuan

Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

18 Juli 2025
eldest daughter syndrome

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

17 Juli 2025
Love Bombing

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

16 Juli 2025
Disiplin

Ketika Disiplin Menyelamatkan Impian

15 Juli 2025
Inklusivitas

Inklusivitas yang Terbatas: Ketika Pikiran Ingin Membantu Tetapi Tubuh Membeku

15 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID