• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menilik Bagaimana Obat Herbal Indonesia Menjadi Penyembuh dari Generasi ke Generasi

Obat herbal bukan sekadar produk tradisional semata, namun terbukti mengandung nilai-nilai sejarah warisan kebudayaan nusantara

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
25/10/2022
in Publik
0
Obat Herbal

Obat Herbal

413
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam satu minggu terakhir, para orangtua di Indonesia dikejutkan dengan terkuaknya banyak kasus anak meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. Ditengarai kasus-kasus tersebut karena beberapa faktor, salah satunya zat kimia berbahaya dalam obat flu sirup.

Kini dengan maraknya zat kimia berbahaya yang beredar di pasaran, kampanye untuk memanfaatkan obat-obat herbal dan bahan alami pun bergaung. Sebab, bahan alami dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia diperkirakan lebih minim risiko dan mudah kita dapatkan di sekitar kita.

Yang menarik, pengolahan bahan alami di Indonesia sebagai obat bahkan memiliki sejarah lebih panjang dibandingkan pengolahan obat modern dengan bahan kimia. Jamu, salah satu produk herbal hasil olahan tersebut malah ada klaim sudah ada semenjak 1300 tahun lalu saat Kerajaan Mataram berjaya. Buktinya bahkan terukir dalam sejumlah fragmen ukiran di candi-candi peninggalan bersejarah, termasuk di Candi Borobudur.

Tak heran, jamu merupakan salah satu representasi kearifan lokal yang hingga kini masih berkembang di masyarakat. Karena kebermanfaatan minuman tradisional ini terus kita percaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit tanpa menimbulkan efek samping.

Sejarah Jamu

Pada tahun 2018 menurut data dari Tribun News, Jawa Timur konsumsi jamu di Indonesia terus meningkat. Hal inilah yang membuat jamu masih menjadi pilihan masyarakat hingga saat ini. Meski begitu, tetap kita perlukan peningkatan pemahaman mengenai eksistensi minuman ini karena dapat kita katakan jamu termasuk salah satu warisan dari nenek moyang kita. Sehingga, mempopulerkan khasiat jamu juga salah satu upaya untuk mempertahankan jati diri bangsa yang berbudaya sejak dahulu kala.

Istilah jamu sendiri berasal dari dua kata yaitu, “djampi” yang artinya penyembuhan dengan menggunakan ramuan obat-obatan, doa-doa, atau aji-aji dan “oesodho” yang artinya kesehatan (Hanum, 2011). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jamu memiliki pengertian sebagai obat yang terbuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan sebagainya.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Dengan kata lain, jamu merupakan obat herbal asli dari Indonesia yang kita racik dan hidangkan dalam bentuk minuman. Sebagian besar jamu terolah dari bahan-bahan alami, seperti bagian tumbuhan seperti rimpang/akar, daun-daunan, kulit batang, serta buah. Secara umum, jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping.

Pada zaman dahulu, jamu berwujud rebusan maupun cairan yang kemudian diminumkan. Akan tetapi pada masa kini, masyarakat dengan perkembangan teknologi yang lebih modern mengemas jamu dalam bentuk serbuk dan kapsul agar dapat kita konsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Sumber Literatur Jamu

Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat Hindu Buddha di Nusantara telah mengenal minuman jamu sebagai obat tradisional adalah dengan adanya benda-benda arkeologi yang tertulis dalam prasasti, daun lontar, serta relief candi.

Kemudian dukungan sumber literatur dan tradisi lisan yang masyarakat lakukan hingga saat ini yang semakin memperkuat kedudukan jamu sebagai salah satu obat tradisional yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Pada masa Hindu Buddha khususnya di Kerajaan Majapahit budaya minum jamu sebagian besar tersampaikan menggunakan tradisi lisan. Sehingga ada perkiraan bahwa naskah dan lontar-lontar yang membahas tentang obat-obatan mengalami kerusakan akibat bencana alam, peperangan, atau hancur akibat tidak ada perawatan. Meski begitu, sejumlah kerajaan Nusantara masih menyimpan buku yang tertulis oleh keturunan istana yang memuat komposisi jamu yang mereka gunakan untuk merawat raja dan orang-orang darah biru (Isnawati, 2021).

Dalam proses perkembangannya, kedudukan minuman ini telah terwariskan secara turun temurun dan berawal sebagai minuman keluarga kerajaan. Penelitian tentang jamu akhirnya mereka lakukan secara sistematis, mulai dari identifikasi tanaman, pemetaan bahan awal, hingga melakukan penelitian secara serius.

Kemudian mengakibatkan berdirinya sejumlah perusahaan besar jamu. Sehingga di era modern seperti sekarang, jamu kita terima sebagai obat yang sejajar dengan obat farmasi. Hal ini semakin kuat dengan adanya kesadaran yang masyarakat miliki untuk kembali menerapkan konsep “back to nature”.

Tantangan Jamu dan Produk Herbal di Indonesia

Meski kesadaran masyarakat akan produk herbal seperti jamu kian tinggi. Namun faktanya, sekitar 9.600 spesies tanaman dan hewan yang kita ketahui memiliki khasiat obat belum termanfaatkan secara optimal sebagai obat herbal.

Hal ini karena sedikitnya riset sistematis dan berkelanjutan yang memberikan memberikan fasilitas ruang gerak terhadap peneliti tanaman berkhasiat obat. Harapannya agar menghasilkan obat herbal yang bermutu dan berdaya saing.

Penelitian di bidang obat herbal memang telah banyak kita lakukan. Baik di Institusi pendidikan seperti sekolah menengah dan perguruan tinggi maupun institusi peneliti lainnya. Namun realitanya program tersebut hanya memiliki jangka waktu pendek dan bertujuan sebagai pemenuhan kurikulum tanpa pengembangan hasil penelitian lebih lanjut.

Oleh karenanya, perlu ada kolaborasi berbagai pihak. Baik dari pemerintah, BPOM, perusahaan, dan lembaga riset terkait untuk bahu-membahu meningkatkan kualitas produk herbal. Tujuannya agar dapat menjadi salah satu solusi permasalahan kesehatan di Indonesia. Terlebih, setelah kita tilik jauh ke belakang, obat herbal bukan sekadar produk tradisional semata. Namun terbukti mengandung nilai-nilai sejarah warisan kebudayaan nusantara. []

 

 

Tags: IndonesiaJamuNusantaraObatObat HerbalsejarahTradisi
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kebangkitan Ulama Perempuan

    Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version