• Login
  • Register
Jumat, 31 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menjadi Perempuan Tanpa Anak: Childless dan Childfree

Padahal perempuan yang memiliki anak, childfree atau childless memiliki alasan masing-masing. Menjadi Ibu juga bisa dilakukan dengan pengasuhan kolektif. Perempuan memiliki pilihan untuk hidup dengan anak atau tanpa anak dengan bahagia.

Wanda Roxanne Ratu Pricillia Wanda Roxanne Ratu Pricillia
04/05/2021
in Personal
0
Anak

Anak

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa minggu yang lalu Twitter sempat heboh dengan cuitan Kei Savourie yang menjelaskan bahwa biaya pengasuhan anak sampai dewasa adalah sekitar 3 Milyar. Hal ini yang membuat Kei dan istrinya memilih untuk menjadi childfree. Komentar netizen lebih banyak yang negatif daripada positif.

Keputusan untuk menikah dan memilih tidak memiliki anak adalah sesuatu yang tidak biasa di Indonesia. Bahkan pasangan yang menikah dan tidak kunjung memiliki anak juga mengundang orang lain untuk bertanya “Kapan punya anak?” sampai tuduhan bahwa si perempuan mandul atau terlalu lelah bekerja. Apakah perempuan harus memiliki anak biologis? Apakah semua perempuan menginginkan menjadi Ibu?

Orang yang memutuskan untuk tidak memiliki anak sebagai pilihan, disebut dengan childfree atau voluntary childlessness. Dalam bahasa Indonesia disebut bebas-anak. Ada juga orang-orang yang menginginkan anak tapi tidak memungkinkan untuk memiliki anak karena alasan biologis, psikologis, ekonomi, dsb. Mereka disebut childless atau involuntary childlessness. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanpa-anak. Mereka yang mengadopsi anak juga bisa dikategorikan sebagai childless.

Sebenarnya perempuan yang hidup tanpa anak bukan sesuatu yang baru. Menurut Chrastil dalam bukunya “How to Be Childless”, tren childfree tidak hanya terjadi di zaman modern saja, berkembangnya pilihan untuk childfree sudah terjadi di Eropa sejak sekitar tahun 1500-an. Gaya hidup childfree dan childless meningkat terutama sejak abad ke-19 yang mengembangkan pengetahuan tentang pengendalian kelahiran (birth control) yaitu dengan kontrasepsi.

Saat itu perempuan menggunakan alat kontrasepsi berubah spons vagina dan laki-laki menggunakan usus binatang yang dikeringkan sebagai kondom. Peningkatan kesempatan perempuan dalam pendidikan dan pekerjaan di sektor publik membuat alat kontrasepsi semakin diminati. Sehingga pasangan, terutama perempuan, memiliki pilihan kapan mereka akan memiliki anak, berapa jumlahnya atau tidak sama sekali.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja
  • Mengasuh Anak Tugas Siapa?
  • Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?
  • Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

Baca Juga:

Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja

Mengasuh Anak Tugas Siapa?

Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?

Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Sudah ada komunitas Chidfree Life Indonesia. Sebenarnya kita juga tidak asing dengan perempuan yang childfree atau childless di sekitar kita. Budhe teman saya, tidak menikah dan tidak memiliki anak sampai usia senja. Saya memiliki teman yang bertahun-tahun menikah, berkali-kali hamil namun keguguran. Kemudian dia memilih untuk mengadopsi anak. Saya juga mengenal teman yang sudah belasan tahun menikah tapi tak kunjung hamil.

Nyatanya, tidak semua orang bisa memiliki anak biologis dengan mudah. Ada juga yang memungkinkan untuk memiliki anak tapi memilih untuk childfree seperti Gita Savitri Devi dan suaminya. Mungkin bagi pasangan yang telah lama menanti kehadiran anak, keputusan childfree tidak mudah dipahami.

Victoria Tunggono, dalam bukunya “Childfree and Happy” membagikan pengalaman dan sudut pandangnya sebagai childfree. Dia memandang anak sebagai beban saat masih kecil, karena kondisi ekonomi dalam keluarganya yang tidak baik. Kemudian semakin tumbuh dewasa semakin banyak alasan baginya untuk tidak memiliki anak. Jadi keputusannya sebagai childfree bukanlah sesuatu yang impulsif.

Victoria membagikan lima kategori alasan orang memilih childfree berdasarkan buku Corinne Maier “No Kids: 40 Reasons For Not Having Children”, yaitu alasan pribadi (ranah emosi dan batin), psikologis dan medis (ranah bawah sadar dan fisik), ekonomi (ranah materi), filosofis (prinsip), dan lingkungan hidup (makrokosmos). Setiap orang memiliki alasannya masing-masing untuk menjadi childfree ataupun childless.

Victoria menjelaskan pada ranah pribadi, ada orang yang memang tidak suka dengan anak-anak karena mengalami pengasuhan yang traumatis. Mereka lebih senang berkomunikasi dengan anak kecil difabel dan lansia daripada dengan anak-anak lainnya. Sebagian perempuan memilih untuk childfree karena tidak ingin tubuhnya berubah pasca kehamilan dan menganggu aktivitasnya saat ini.

Follower Kalis Mardiasih di Instagram berbagi cerita bahwa dia sedang kemoterapi dan dokter mengatakan bahwa kemungkinan besar dia mengalami kanker yang bersifat genetis selama 3 generasi. Hal ini membuatnya untuk tidak memiliki anak, sekalipun menikah dia akan mendiskusikan hal ini dengan suaminya. Ada juga yang mengidap bipolar sehingga dia tidak mau mengambil risiko untuk membesarkan anaknya dalam kondisi normal dan maniac.

Sebagian pasangan tidak bisa memiliki anak entah karena suaminya atau istrinya tidak subur, atau keduanya. Mereka menginginkan anak, namun tidak mampu membayar biaya program hamil, inseminasi buatan atau bayi tabung yang begitu mahal.

Sebagian orang lebih memilih untuk menginvestasikan uang dan waktunya untuk tujuan sosial, dengan mendirikan panti asuhan misalnya. Orang tua yang menempatkan anak sebagai investasi menurut mereka justru egois. Orang yang memiliki alasan filosofis tidak ingin menempatkan anak-anak dalam kondisi bumi yang penuh bencana alam, kelaparan dan pemanasan global.

Dalam ranah lingkungan, keputusan childfree karena mereka tidak ingin menambah emisi karbon dioksida pada bumi dengan kebutuhan tempat, sampah dan energi lainnya yang memperparah kondisi bumi. Mereka berfokus pada mitigasi untuk mengurangi pemasan global.

Saat kuliah Agama dan Spiritualitas, saya bertanya kepada Buya Husein tentang childfree. Buya mengatakan bahwa tidak semua orang mampu memiliki anak karena takdir Allah. Memiliki anak juga harus berfokus pada kualitas, bukan hanya kuantitas. Para sufi bahkan tidak menikah dan tidak memiliki anak.

Bagi sebagian orang, memiliki banyak anak dengan kondisi ekonomi yang tidak baik, adalah egois. Bagi sebagian lagi, orang yang memutuskan childfree adalah egois. Padahal perempuan yang memiliki anak, childfree atau childless memiliki alasan masing-masing. Menjadi Ibu juga bisa dilakukan dengan pengasuhan kolektif. Perempuan memiliki pilihan untuk hidup dengan anak atau tanpa anak dengan bahagia. []

Tags: anakIbuKesalinganorang tuaperempuanRelasi
Wanda Roxanne Ratu Pricillia

Wanda Roxanne Ratu Pricillia

Wanda Roxanne Ratu Pricillia adalah alumni Psikologi Universitas Airlangga dan alumni Kajian Gender Universitas Indonesia. Tertarik pada kajian gender, psikologi dan kesehatan mental. Merupakan inisiator kelas pengembangan diri @puzzlediri dan platform isu-isu gender @ceritakubi, serta bergabung dengan komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

Kontroversi Gus Dur

Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

30 Maret 2023
Food Waste

Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

30 Maret 2023
Perempuan Haid Mendapat Pahala

Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?

29 Maret 2023
Pengasuhan Anak

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

28 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

27 Maret 2023
Profil Gender

Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Goethe Belajar Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hikmah Puasa dalam Psikologi dan Medis: Gagalnya Memaknai Arti Puasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja
  • Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam
  • Nafkah Keluarga Bisa dari Harta Istri dan Suami
  • Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu
  • Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist