Mubadalah.id – Dalam ajaran Islam, anak bukan hanya anugerah, tetapi juga amanah yang kelak akan mengemban tanggung jawab besar dalam memimpin kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Karena itu, merawat dan mendidik anak dalam keluarga bukan hanya tugas moral orang tua, tetapi juga tanggung jawab sosial yang menentukan masa depan bangsa.
Islam memberikan penghormatan tinggi kepada anak sejak awal kehidupannya, bahkan sejak proses pembuahan di dalam rahim.
Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW menggambarkan dengan jelas bagaimana setiap tahap kehidupan anak, dari embrio hingga menjadi manusia dewasa, harus dijaga dan dimuliakan.
Dalam pandangan para ulama, anak memiliki posisi strategis sebagai calon khalifah di muka bumi. Bahkan pemimpin yang akan mewarisi tugas menjaga keberlangsungan kehidupan.
Dalam konteks ini, hak anak untuk hidup, mendapatkan kasih sayang, perlindungan, dan kesehatan bukanlah sesuatu yang bisa ditawar. Ini adalah hak dasar yang melekat sejak ia hadir di dunia, bahkan sebelum ia lahir. Setiap anak berhak tumbuh dalam lingkungan yang mendukung tumbuh kembangnya secara fisik, mental, dan spiritual.
Maria Ulfah Anshor, dalam bukunya Parenting with Love, menegaskan bahwa pemenuhan hak anak adalah kewajiban bersama: orang tua, masyarakat, dan negara.
Ia menulis bahwa “perlindungan terhadap anak harus orang tua mulai sejak dini. Bahkan sejak masa kehamilan, dan harus ia lakukan dengan pendekatan kasih sayang, bukan kekerasan.” Gagasan ini sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang menempatkan rahmah (kasih sayang) sebagai fondasi relasi keluarga.
Oleh karena itu, Undang-Undang Perlindungan Anak di Indonesia (UU No. 23 Tahun 2002, yang diperbarui melalui UU No. 35 Tahun 2014) seharusnya bukan hanya menjadi dokumen formal. Melainkan pedoman etis yang hidup dalam praktik kehidupan masyarakat. Negara berkewajiban memastikan bahwa setiap anak mendapatkan hak-haknya tanpa diskriminasi, tanpa kekerasan, dan tanpa penelantaran.
Dengan begitu, merawat anak dengan penuh cinta dan tanggung jawab adalah jalan menuju masa depan bangsa yang cerah. Sebab dari rahim keluarga yang penuh kasih, lahirlah generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak. Dan dari merekalah, masa depan bangsa tumbuh. []