• Login
  • Register
Kamis, 19 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Menyoal Kesyahidan Perempuan yang Meninggal Akibat Melahirkan

Saya juga suka heran, kok bisa ya pola pikir tersebut terus berkembang, bahkan sampai hari ini, di mana kata anjay dan ikat pinggang dipersoalkan. Tetapi kekerasan, kebencian dan korupsi terus dibiarkan.

Fitri Nurajizah Fitri Nurajizah
22/09/2020
in Keluarga, Kolom
0
622
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Hari ini saya baru saja selesai membaca buku karya Pak Faqih Abdul Qodir yang berjudul “Nabi Pun Memihak Perempuan”, jujur sepanjang membaca buku tersebut, saya tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, saya lahir dan tumbuh di lingkungan yang menganggap bahwa perempuan itu adalah manusia nomor dua, sehingga ia selalu dianggap ada dan tiada. Ia akan ada dan wajib ada jika dalam urusan domestik, tetapi ia bisa dianggap tidak ada, jika sudah berada dalam ranah publik.

Namun dalam buku tersebut, Nabi Muhammad SAW yang merupakan panutan umat manusia di dunia ini, memperlakukan perempuan dengan sangat istimewa. Nabi senantiasa mendengar suara perempuan, Nabi juga menempatkan derajat kemanusiaan perempuan, sebagaimana derajat laki-laki. Alhasil, perempuan dan laki-laki mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Salah satu isu tulisan yang menarik bagi saya dalam buku manis tersebut adalah soal kesyahidan perempuan yang meninggal akibat melahirkan. Ibu Hajar menjelaskan bahwa kesyahidan itu ada dua macam, yaitu kesyahidan dunia akhirat dan kesyahidan akhirat saja. Terbunuh dalam perang sabilillah termasuk pada kesyahidan dunia dan akhirat.

Sementara tujuh macam kesyahidan yang lain, termasuk meninggal karena proses reproduksi, yaitu melahirkan merupakan kesyahidan akhirat. Artinya, ia memperoleh kehormatan syahid di akhirat, sementara di dunia mereka dianggap seperti kematian biasa yang harus dimandikan, dikafani dan dishalati. Berbeda dengan kesyahidan dunia akhirat yang sama-sama memperoleh penghargaan di dunia, tetapi mayatnya tidak dimandikan dan dikafani.

Pernyataan kesyahidan akibat amanah reproduksi ini sangat bertolak belakang dengan isu yang berkembang saat ini. Netizen di negeri +62 ini sering sekali mengatakan bahwa arwah perempuan yang meninggal dalam keadaan hamil, atau setelah melahirkan itu biasanya gentayangan, menakutkan dan suka mengganngu. Dengan begitu, tidak jarang lho masyarakat di kampungku yang takut jika hendak melewati makam perempuan yang meninggal akibat melahirkan.

Baca Juga:

Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

Nabi Saw Memuliakan dan Menolak Semua Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan

Kakak perempuan saya pernah bercerita tentang hal ini. Tahun 1997 ibu kami meninggal dunia, dua jam setelah berhasil melahirkan saya. Waktu itu keluarga kami sangat berduka karena merasa kehilangan, dan kesedihan pun bertambah setelah mendengar bisik-bisik tetangga yang nge-ghibah bahwa arwah ibu saya tidak tenang, dan gentayangan. Saya yang hanya mendengar ceritanya aja, rasanya udah anjim banget, apa lagi keluarga saya yang mendengar langsung bacotan tersebut, pasti rasanya sangat menyakitkan.

Saya juga suka heran, kok bisa ya pola pikir tersebut terus berkembang, bahkan sampai hari ini, di mana kata anjay dan ikat pinggang dipersoalkan. Tetapi kekerasan, kebencian dan korupsi terus dibiarkan.

Padahal, Islam sangat memperhatikan soal amanah reproduksi yang diberikan khusus kepada perempuan. Misalnya pernyataan dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 14, dalam ayat tersebut Allah SWT secara khusus menyampaikan wasiat kepada manusia untuk berbuat baik dan bersyukur kepada kedua orang tua, dan ibu disebut secara eksplisit. Mengapa begitu?. Sebab, seorang ibu telah melakukan amanah reproduksi dengan penuh kesusahan, seperti mengandung, melahirkan, dan menyusui.

Bahkan dalam sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa hak seorang ibu lebih besar daripada hak seorang ayah. Begini bunyi hadis tersebut “siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? “ibumu”, jawab Nabi. “kemudian siapa?” “ ibumu”. “lalu?”, baru kemudian bapakmu dan keluarga terdekatmu”, tegas Nabi.

Menurut pernyataan pak Faqih, makna dari penyebutan tiga kali terhadap ibu dalam hadis di atas adalah sebuah penegasan bahwa proses reproduksi yang berat (wahnan ala wahnin), melelahkan (kurhan ala kurhin) harus dihormati, diberi perhatian, dan diimbangi dengan perlakuan baik (ihsan). Begitupun ketika perempuan tersebut sudah meninngal.

Jadi, dari pada nge-ghibah teroos dan menyakiti keluarga perempuan yang meninggal akibat melahirkan, lebih baik kita mendo’akan yang baik-baik. Supaya semuanya tenang, baik yang meninggal maupun yang ditinggalkan. Bukankah menghibur orang yang tengah berduka itu termasuk ibadah. []

 

 

 

 

 

 

Tags: Ibumelahirkannabiperempuan
Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah

Perempuan yang banyak belajar dari tumbuhan, karena sama-sama sedang berproses bertumbuh.

Terkait Posts

Greta Thunberg

Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

18 Juni 2025
SIS Malaysia

Berproses Bersama SIS Malaysia

18 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Dari Indonesia-sentris, Tone Positif, hingga Bisentris Histori dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

18 Juni 2025
Raja Ampat

Surga Raja Ampat dan Ancaman Pertambangan Nikel

18 Juni 2025
Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Dokumen Abu Dhabi

Dokumen Abu Dhabi: Warisan Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayyeb Bagi Dunia

17 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sister in Islam

    Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berproses Bersama SIS Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Indonesia-sentris, Tone Positif, hingga Bisentris Histori dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina
  • Berproses Bersama SIS Malaysia
  • Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia
  • Saatnya Mengakhiri Tafsir Kekerasan dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID