• Login
  • Register
Minggu, 5 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ngaji Rumi: Luka adalah Pintu Masuk Cahaya

Rumi ingin mengatakan kepada kita bahwa seseorang tidak akan benar-benar memperoleh apa yang ia inginkan sampai ia terluka, lalu dari perasaan terluka itu memunculkan dorongan kuat dalam dirinya

Afifah Ahmad Afifah Ahmad
21/01/2022
in Hikmah
0
Rumi

Rumi

108
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sekitar tahun 1998 saya kehilangan passport setelah tidak jadi berangkat ke Syria. Di tahun 2002 saat akan berangkat ke Iran, saya mengajukan permohonan passport baru, tapi berhubung data saya masih ada jadi tidak dikabulkan. Saya harus mengurus surat kehilangan dan berbagai prosedur yang berbelit-belit (pada masa itu ya), padahal saya sudah harus segera berangkat. Saya juga menghubungi lembaga yang dulu akan mengirim saya ke Syria, tapi mereka mengatakan passport itu tidak ada pada mereka.

Setelah seharian dengan hati ‘hancur’ gagal menguasahakan pembuatan passport, malamnya saya I’tikaf mengikuti acara doa Nisfu Sya’ban di sebuah masjid di Bandung. Di situ lah, saya benar-benar merasa terdesak dan tak mampu melakukan apapun selain mengharap pertolongan Tuhan. Ajaibnya, esok harinya saya dihubungi seseorang dari lembaga yang sebelumnya saya telepon, menyebutkan ternyata passport saya sudah ditemukan. Hari itu, tak ada kalimat yang bisa saya ucapkan selian “Allah Maha Baik”

Saya yakin, teman-teman di sini tentu punya pengalaman serupa, memperoleh apa yang sangat diharapkan di tengah situasi terdesak.

Kemarin saya membuka kitab Matsnawi dan menemukan penjelasan dari cerita-cerita ‘keajaiban’ yang sering kita alami di situasi terdesak itu. Yang terpenting sebenarnya, bukan tentang terkabulnya permintaan kita, tapi bagaimana rasa ‘hancur’ itu telah menjernihkan sinyal koneksi kita dengan Tuhan.

Kata Rumi di bait ke 3204 jilid 3 kitab Matsnawi “Keterdesakan dan luka yang dirasakan Maryam, mendorong bayi Isa as untuk berbicara.”

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad Saw
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

Baca Juga:

5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad Saw

Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

Karim Zamani, salah seorang penafsir terbaik Matsnawi menjelaskan, dengan membawakan cerita Maryam ini Rumi ingin mengatakan kepada kita bahwa seseorang tidak akan benar-benar memperoleh apa yang ia inginkan sampai ia terluka, lalu dari perasaan terluka itu memunculkan dorongan kuat dalam dirinya. Karena dalam luka dan keterdesakan itulah muncul kesadaran, penyerahan dan totalitas.

Dalam bait selanjutnya Rumi menjelaskan, sebagaimana Isa yang meskipun tanpa diminta memberikan pembelaan kepada Maryam, maka seluruh wujud kita pun akan mendukung sebuah tekad yang dibangun dengan kuat. Barangkali, ini yang dalam istilah kekinian disebut “Semesta mendukung”

Rumi dengan dua bait puisinya di atas, ingin memberikan harapan kepada kita bahwa ‘cahaya’ itu bisa kita raih, sebagaimana kita pernah merasakan kilatannya di saat-saat ‘terdesak’. Perbedaan kita dengan para sufi, jika pengalaman ‘hancur’ kita bersifat eksidental, tetapi para sufi dapat mengelola setiap rasa ‘hancur’ itu dan mengubahnya menjadi rasa cinta.

Dua bait itu juga sekaligus menjadi pengingat kepada kita untuk tidak menyakiti sesama, karena kita tidak pernah tahu, di mana hati yang ‘hancur’ itu, tempat Tuhan bersemayam. Selamat hari Jumat ya teman-teman! []

Afifah Ahmad

Afifah Ahmad

Founder ngajirumi.com, penulis, traveller, dan penyuka karya sastra sufistik

Terkait Posts

Mendidik anak

5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad Saw

5 Februari 2023
Perempuan Miskin

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

4 Februari 2023
Mendidik Anak

5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

4 Februari 2023
Perempuan Masa Nabi Saw

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

4 Februari 2023
Nabi Muhammad Saw

Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw

4 Februari 2023
Hijab

Makna Hijab Menurut Para Ahli

3 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Industri Halal

    Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad Saw
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist