Mubadalah.id – Jika merujuk teks-teks hadits mengenai nikmat surga, maka nikmat surga tidak hanya diperuntukkan bagi laki-laki, melainkan juga perempuan-perempuan yang beriman, bertakwa, dan beramal shalih.
Sebab secara prinsip, Islam hadir dengan segala ajaran dan janji-janjinya kepada laki-laki dan perempuan. (Baca juga: Perintah Berbuat Baik Dalam Al-Qur’an itu Untuk Laki-laki dan Perempuan)
Jadi, teks-teks tersebut menegaskan bahwa perempuan yang beriman itu dijanjikan segala nikmat yang paripurna di surga, segala yang diinginkan akan diberikan, segala yang diharapkan akan dipenuhi, segala yang dicita-citakan akan tercapai.
Segala deskripsi teks mengenai surga semestinya tidak berhenti hanya untuk laki-laki, tetapi juga untuk perempuan. Segala imajinasi kenikmatan yang perempuan harapkan bisa saja menjadi deskripsi awal mengenai surga.
Sekalipun sesungguhnya di nikmat surga itu lebih dari itu semua, karena belum pernah manusia lihat mata, dengar telinga, dan pikirkan. (Baca juga: Review Film Cek Toko Sebelah 2: Makna Hubungan Orangtua-Anak)
Dalam pendekatan sufistik, kenikmatan yang paling purna adalah bertemu kekasih yang hambanya cintai, yaitu Allah Swt.
Bahkan, al-Qur’an mendeskripsikan bahwa wajah-wajah penduduk surga akan selalu berseri-seri dan bercahaya (nadhirah) karena bertemu dan melihat (nazhirah) Tuhan mereka (QS. al-Qiyaamah (75): 22-23).
Nikmat ini, tentu saja, dari pada bidadari-bidadara, adalah lintas jenis kelamin. Baik laki-laki maupun perempuan akan memperoleh hal yang sama.*
*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qiraah Mubadalah.