• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Nisfu Sya’ban, Bulan Terbelah dan Perihal Mensyukuri Nikmat Hidayah  

Wajib bagi kita untuk mensyukuri nikmat hidayah Islam yang telah Allah berikan, mengingat hidayah tidak Allah anugerahkan kepada semua manusia.

M. Daviq Nuruzzuhal M. Daviq Nuruzzuhal
24/02/2024
in Hikmah, Rekomendasi
0
Mensyukuri Nikmat Hidayah

Mensyukuri Nikmat Hidayah

740
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika kita berbicara mengenai bulan Sya’ban, tentu sering kita dengar istilah mengenai malam nisfu Sya’ban. Nabi Muhammad mengisahkan malam nisfu Sya’ban merupakan malam di mana doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah menjadi mustajab. Bahkan ada hadis yang menyebutkan bahwa malam nisfu Sya’ban masuk ke dalam lima malam yang tidak tertolak doanya.

خمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيْهِنَّ الدَّعْوَةُ : أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَةُ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ

“Ada 5 malam yang tidak ditolak doa di dalamnya, yaitu : malam pertama bulan Rajab, malam nisyfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri, dan malam hari raya qurban“.

Meski hadis ini terbilang dhaif, tetapi tetap boleh kita pegang sebab hadis tersebut tidak menyangkut hukum halal-haram, melainkan penjelasan tentang fadhailul a’mal. Seperti yang Muhyiddin Abdusshomad jelaskan dalam bukunya fiqh tradisionalis.

Lebih dari itu, pada bulan nisfu Sya’ban ini kita bisa belajar mengenai fenomena-fenomena yang terjadi. Tentang bulan yang terbelah, orang yang tertutup hatinya dan bagaimana itu konsepsi tentang hidayah. Sehingga banyak hikmah yang bisa kita petik pada momen bulan Sya’ban ini. Yakni untuk lebih mensyukuri nikmat hidayah.

Nisfu Sya’ban dan Mukjizat Bulan Terbelah

Habib Abu Bakar al-Adni dalam kitab an-Nafhah al-Rabbaniyah fi Khashâis asy-Sya’baniyah menjelaskan bahwa di antara mukjizat luar biasa Nabi Muhammad yang terjadi pada  nisfu Sya’ban di sepanjang zaman adalah peristiwa terbelahnya Bulan.

Baca Juga:

Hikmah Isra Mikraj: Spiritual Healing Ala Nabi Muhammad SAW

Pesan Nabi Muhammad: Perempuan Harus Terbebas dari Kekerasan

Nabi Muhammad Saw Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Ruang Publik

Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban: Momentum Memohon Takdir Yang Baik

Menurut versi kitab Durratun Nasihin, orang kafir yang meminta Nabi Muhammad untuk membelah bulan adalah raja Habib bin Malik. Ia adalah raja yang Abu Jahal kirimkan surat berisi tentang Nabi Muhammad. Karena benci sekaligus pesasaran, raja Habib kemudian memutuskan berangkat menuju Makkah dengan 1000 pasukan.

Setelah sampai Makkah ia kemudian memanggil Nabi Muhammad ke hadapannya. Setelah itu kemudian ia bertanya “Wahai Muhammad setiap Nabi memiliki mukjizat, mukjizat apa yang Engkau miliki? Raja bertanya kepada beliau. Dengan tenang Nabi Muhammad balik bertanya “Mukjizat apa yang tuan kehendaki?”

Raja Habib kemudian menjawab:

“Aku menghendaki matahari yang tengah bersinar, engkau tenggelamkan, kemudian munculkan bulan. Lalu turunkan bulan ke tanganmu, belahlah menjadi dua bagian kemudian masing-masing masukkan ke lengan bajumu sebelah kiri dan kanan. Lalu keluarkan lagi dan satukan lagi, setelah itu suruhlah bulan megakui engkau adalah Rasul. Dan selanajutnya kembalikan bulan ketempatnya semula. Jika engkau dapat melakukannya, aku akan beriman kepadamu dan mengakui kenabianmu.” Perintah raja.

Kemudian, pada masa nisfu Sya’ban itu,   nabi Muhammad naik gunung Abi Qubaisy untuk salat dua rakaat. Setelah selesai, tak berselang lama Nabi Muhammad mengisyaratkan bulan agar turun kepadanya. Tiba-tiba suasana menjadi mencekam ketika terdengar suara gemuruh yang dahsyat.

Segumpal awan mengiringi turunnya bulan ke tangan Nabi. Segera setelah sampai di tangan beliau, Nabi Muhammad membelahnya menjadi dua bagian dengan jarinya, lalu beliau masukkan ke lengan baju kanan dan kiri. Tak lama kemudian beliau keluarkan dan satukan kembali.

Hati Orang Kafir yang Tertutup

Bersamaan dengan itu bulan mengeluarkan suara: “Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan’abduhu wa rasuluh.”  Belum sempat raja melanjutkan ucapannya, Nabi Muhammad memotong pembicaraan; “Engkau memiliki putri yang cacat bukan? Sekarang Allah telah menyembuhkannya dan menjadikan seorang putri yang sempurna.”

Raja Habib terkejut, seketika dia berdiri dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai bentuk saksi bahwa dia mengakui tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah.

Meski sudah terjadi hal yang luar biasa, nyatanya Abu Jahal dan pengikutnya tetap tak tergerak hatinya. Ia kemudian pergi bersama orang kafir lainnya dan menganggap hal tersebut hanyalah sihir semata. Akibatnya, mereka pergi dalam keadaan sesat dan tidak menerima kebenaran. Ego telah menutupi hati mereka sehingga tertutup akan kebenaran.

Hidayah Khusus Untuk Orang Terpilih

Berdasarkan hikayat Nabi Muhammad pada nisyfu Sya’ban di atas, dapat kita petik hikmah dan pelajaran tentang hidayah Allah. Hidayah hanya  Allah peruntukkan kepada orang-orang terpilih saja. Buktinya Abu jahal, salah satu kerabat dekat Nabi Muhammad yang tetap memilih kafir setelah melihat berbagai mukjizat yang Nabi Muhammad perlihatkan.

Allah telah berfirman dalam Q.S Fathir ayat 8;

اَفَمَنْ زُيِّنَ لَهٗ سُوْۤءُ عَمَلِهٖ فَرَاٰهُ حَسَنًاۗ فَاِنَّ اللّٰهَ يُضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرٰتٍۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِمَا يَصْنَعُوْنَ

Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) membiarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Oleh sebab itulah, wajib bagi kita untuk mensyukuri nikmat hidayah Islam yang telah Allah berikan, mengingat hidayah tidak Allah anugerahkan kepada semua manusia. Jika kita mau berpikir sedikit saja, niscaya kita akan merasa berada dalam golongan orang-orang yang beruntung.  sehingga pada momen nisfu Sya’ban tahun ini dapat kita manfaatkan dengan baik. []

Tags: Bulan TerbelahHidayahMalam Nisfu Sya'banMukjizat Nabi Muhammadnabi muhammad
M. Daviq Nuruzzuhal

M. Daviq Nuruzzuhal

Mahasiswa jurusan ilmu falak UIN Walisongo Semarang yang menekuni Islamic Studies dan isu kesetaraan. Allumni MA NU TBS dan Ponpes Raudlatul Muta'allimin Jagalan 62 Kudus

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Kebencian Berbasis Agama

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID