• Login
  • Register
Selasa, 28 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Pakaian Perempuan Bukan Alasan Bersembunyi dari Kesalahan

Pakaian apapun yang dikenakan perempuan, sama sekali tidak berkorelasi terhadap peluang menjadi target pelecehan seksual. Pakaian juga tidak berperan dalam mencegah atau memperbesar kemungkinan terjadinya pelecehan seksual.

Annisa Diana Putri Annisa Diana Putri
08/04/2021
in Personal
0
Perempuan

Perempuan

166
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Marak sekali terjadinya pelecehan seksual oleh orang yang tidak bertanggung jawab, perempuan sering menjadi sasaran dan pelampiasan pelecehan seksual tersebut. Perempuan acap kali menjadi objek tangan-tangan nakal, terutama pelecehan seksual di transportasi umum yang mirisnya dianggap biasa. Banyak korban yang takut untuk melaporkan hal tesebut.

Salah satu alasan pelaku melakukan hal keji itu adalah pakaian yang digunakan sang korban, menurut mereka pakaian lah yang mengundang nafsu pelaku untuk melakukan pelecehan tersebut. Faktanya di Indonesia perempuan yang berpakaian seksi atau terbuka dianggap kesalahan besar, yang membuat para lelaki melakukan pelecehan.

Padahal banyak juga korban perempuan yang berpakaian tertutup atau berhijab tetap menjadi korban pelecehan seksual di transportasi umum. Hal ini seharusnya ada peninjauan ulang oleh pemerintah atas sanksi yang dikenakan kepada pelaku agar tidak melakukan hal tersebut di transportasi umum.

Ketersediaan moda transprtasi umum ternyata belum menjamin keselamatan dan kenyamanan para penggunanya. Hingga saat ini, pelecehan seksual masih terus terjadi di berbagai ruang publik. Pelecehan yang sering terjadi di transportasi umum dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti siulan, suitan, suara kecupan, komentar atas tubuh, serta komentar seksual yang gamblang, seksis, dan rasis.

Pelecehan seksual di tempat umum juga bisa berupa flirting, difoto secara diam-diam, diintip, diklakson, gestur vulgar, dipertontonkan masturbasi publik, dihadang, diperlihatkan kelamin, didekati dengan agresif, diikuti/dikuntit, hingga disentuh, diraba, dan digesek dengan alat kelamin.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • Salahkah Memilih Childfree?

Baca Juga:

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

Salahkah Memilih Childfree?

Teman saya yang berhijab saat di kereta api, ia pernah mengalami pelecehan seksual. Saat itu suasana kereta tidak terlalu padat sehingga jarak berdiri masih memiliki ruang yang banyak. Tapi ada satu pria yang memperhatikannya dari jauh, pria itu menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Lalu sang pria mulai mendekat dan berdiri di belakangnya.

Teman saya yang awalnya mengabaikannya tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang janggal, ternyata pria tadi melakukan pelecehan seksual dengan menempelkan kelaminnya ke belakang teman saya. Teman saya langsung pergi menjauhi pria tersebut. Pada saat kejadian, ada orang disampingnya yang melihat tapi tidak berani untuk memperingati atau bahkan melawan pelakunya.

Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa pakaian bukanlah standar dan motif terjadinya pelecehan seksual. Banyak orang yang masih menyalahkan korban ketika mengalami pelecehan seksual. “Salah sendiri, kenapa pakaiannya terbuka”. Selama ini korban pelecehan seksual banyak disalahkan karena dianggap mengundang aksi pelecehan dengan memakai baju seksi atau jalan sendiri di malam hari.

Pelecehan seksual adalah hal yang menjatuhkan martabat perempuan. Jangan pernah melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan, kapan pun, di mana pun, dan dengan alasan apa pun. Semua pihak yang berada di ruang publik bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi bebas pelecehan seksual. Terutama pada laki-laki, karena kebanyakan pelakunya adalah mereka.

Semuanya harus peduli bila ada gelagat yang menunjukkan pelecehan seksual bakal terjadi di tempat umum. Laki-laki harus bisa menegur bahkan memisahkan pelaku dan korban yang mengalami pelecehan seksual. Begitu pun saksi yang melihat harus mampu melakukan tindakan advokasi atau pembelaan terhadap korban bukan menyudutkan bahkan menyalahkan pakaiannya.

Berdasarkan Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik pada tahun 2018, menjelaskan mayoritas korban pelecehan seksual tidak mengenakan baju terbuka saat mengalami hal yang tidak mengenakkan tersebut. Pelecehan terjadi pada mereka yang memakai rok dan celana panjang (18%), hijab (17%) dan baju lengan panjang (16%). Hasil survey ini juga menunjukkan bahwa waktu korban mengalami pelecehan seksual mayoritas terjadi pada siang hari (35%) dan sore hari (25%). Jadi dapat dikatakan bahwa mitos-mitos yang beredar di masyarakat tidaklah benar.

Orang berpakaian menutup aurat atau tidak, tidak ada hubungannya dengan keinginannya untuk dilecehkan atau tidak. Begitu pun dalam berpakaian tertutup, itu tidak menjamin terhindar dari pelecehan seksual, karena nyatanya teman saya yang berhijab pun masih mendapatkan pelecehan seksual di transportasi umum kereta.

Pelecehan seksual terjadi murni 100% karena niat pelaku, tidak ada korban yang mengharap dan mengundang untuk dilecehkan. Tidak seharusnya korban yang mengalami pelecehan seksual ini disalahkan karena kejahatan yang dilakukan orang lain, apalagi menyalahkan pakaian yang dikenakan karena mengundang nafsu sang pelaku. Sudah saatnya kita mengubah pola pikir kita yang lebih sering melakukan viktimisasi korban.

Pakaian apapun yang dikenakan perempuan, sama sekali tidak berkorelasi terhadap peluang menjadi target pelecehan seksual. Pakaian juga tidak berperan dalam mencegah atau memperbesar kemungkinan terjadinya pelecehan seksual. Berhenti untuk menyalahkan korban. Nyatanya banyak korban pelecehan seksual yang tidak mengenakan baju terbuka, tidak mengumbar dada, dan tidak pamer paha. Bahkan sebagian korban merupakan anak-anak di bawah umur yang pakaiannya jelas-jelas tidak mengundang apapun. []

 

 

Tags: Kekerasan berbasis gender onlineKekerasan seksualpelecehan seksualperempuanSahkan RUU PKS
Annisa Diana Putri

Annisa Diana Putri

Terkait Posts

Pengasuhan Anak

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

28 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

27 Maret 2023
Profil Gender

Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

27 Maret 2023
Target Ibadah Ramadan

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

25 Maret 2023
Memilih Childfree

Salahkah Memilih Childfree?

24 Maret 2023
Rukhsah bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Rukhsah bagi Ibu Hamil dan Menyusui Saat Ramadan

23 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bapak Rumah Tangga

    Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist