• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Parlemen Irak Sahkan UU Pernikahan Anak, Begini Dampak Buruknya

Perempuan yang menikah pada usia anak lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perceraian.

Ita Toiatul Fatoni Ita Toiatul Fatoni
28/01/2025
in Publik
0
Parlemen Irak

Parlemen Irak

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada Selasa, 21 Januari 2025 lalu, Parlemen Irak resmi mengesahkan Undang-undang (UU) Status Pribadi yang mengizinkan anak perempuan berusia sembilan tahun untuk menikah.

Pengesahan amandemen ini memicu gelombang pro dan kontra di kalangan masyarakat Irak. Para aktivis yang menolak UU ini menyatakan bahwa regulasi tersebut akan “mengizinkan pemerkosaan anak-anak.” Pernyataan tersebut dikutip dari The Guardian, Rabu, 22 Januari 2025.

Melansir dari Kompas.com, Mohammed Juma, seorang pengacara, menyoroti bahwa pengesahan ini telah menghapus larangan pernikahan anak di bawah usia 18 tahun yang telah diberlakukan sejak tahun 1950-an. “Kita telah mencapai akhir dari hak-hak perempuan dan hak-hak anak di Irak,” ujarnya.

Selain itu, Intisar al-Mayali, seorang aktivis hak asasi manusia sekaligus anggota Liga Perempuan Irak, memperingatkan dampak buruk amandemen ini terhadap hak-hak anak perempuan.

“Melalui pernikahan anak di usia dini, hal ini melanggar hak mereka untuk hidup sebagai anak-anak. Ini juga akan mengganggu mekanisme perlindungan seperti perceraian, hak asuh, dan warisan bagi perempuan,” tegasnya.

Baca Juga:

Melihat Lebih Dekat Dampak dari Pernikahan Anak

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

Dampak Tambang Ilegal di Merapi: Sumber Air Mengering, Lingkungan Rusak

Dampak Kerusakan Lingkungan Hidup

Keputusan ini cukup menjadi perhatian dunia internasional, karena hal ini akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan anak-anak perempuan di Irak.

Sama halnya dengan kehidupan anak perempuan di Irak, di Indonesia pun demikian, pernikahan anak sangat memberikan dampak buruk bagi kehidupan anak-anak perempuan.

6 Dampak Buruk Pernikahan Anak

Merujuk laman Komnas Perempuan, setidaknya ada enam dampak buruk dari pernikahan anak:

Pertama, pendidikan. Anak perempuan yang kawin sebelum berusia 18 tahun, 4 kali lebih rentan dalam menyelesaikan pendidikan.

Kedua, ekonomi. Kerugian ekonomi yang diakibatkan pernikahan anak ditaksir setidaknya 1,7% dari pendapatan kotor negara (PDB) sebab kesempatan anak untuk berpartisipasi dalam bidang sosial dan ekonomi terhambat.

Ketiga, kekerasan dan perceraian. Perempuan yang menikah pada usia anak lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perceraian.

Keempat, Angka Kematian Ibu (AKI). Komplikasi saat kehamilan dan melahirkan menjadi penyebab kematian kedua terbesar untuk anak perempuan berusia 15 – 19 tahun. Ibu muda yang melahirkan juga rentan mengalami kerusakan pada organ reproduksi.

Kelima, Angka Kematian Bayi (AKB). Bayi yang lahir dari ibu berusia di bawah 20 tahun berpeluang meninggal sebelum usia 28 hari/1,5 kali lebih besar daripada ibu berusia 20 – 30 tahun.

Keenam, stunting. Satu dari tiga balita mengalami stunting. Sebab perkawinan dan kelahiran pada usia anak meningkatkan risiko terjadinya stunting.

Melihat begitu banyak buruk dampak dari pernikahan anak ini, seharusnya Parlemen Irak mempertimbangkan lagi atas pengesahan UU tersebut. Karena bagaimana pun negara harus melindungi anak-anak dari berbagai kekerasan. Termasuk melindungi mereka dari pernikahan anak.

Bahkan terkait pernikahan anak, Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menegaskan bahwa perkawinan anak ini harus dihapuskan karena akan membawa banyak kemudharatan dan melanggar maqashid syariah. Salah satunya melanggar prinsip Hifzh al-Nasl (perlindungan keluarga).

Maka dari itu, pernikahan anak, baik secara fisik, maupun psikis, mereka belum cukup matang untuk membangun sebuah kehidupan keluarga. []

Tags: burukdampakParlemen IrakSahkanUU Pernikahan Anak
Ita Toiatul Fatoni

Ita Toiatul Fatoni

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Perempuan Penguasa

Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

31 Mei 2025
Ruang Aman bagi Anak

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

30 Mei 2025
Kasus Argo

Kasus Argo UGM dan Sampai Kapan Nunggu Viral Dulu Baru Diusut?

30 Mei 2025
Gus Dur

Pentingnya Menanamkan Moderasi Beragama Sejak Dini Ala Gus Dur

30 Mei 2025
Ibadah Haji

Esensi Ibadah Haji: Transformasi Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID