• Login
  • Register
Minggu, 3 Juli 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Peran Keluarga Sangat Penting Menekan Perkawinan Anak

Winarno Winarno
23/07/2019
in Aktual
0
peran, keluarga

Ilustrasi Keluarga (FOTO: Pixabay.com)

18
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Indonesia merupakan negara yang menempati peringkat ke-7 tertinggi di dunia dalam perkawinan anak. Untuk itu, peran keluarga sangat penting dalam menekan angka perkawinan anak, karena lingkungan terdekat anak, yaitu keluarga.

Hal itu diungkapkan Perwakilan Forum Anak Daerah Istimewa Yogyakarta, Ara dalam pertemuan Satu Dekade Festival Anak Nasional (FAN) 2019 di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

“Untuk menekan angka perkawinan anak, kami ingin mendorong peran anak sebagai 2P (Pelopor dan Pelapor) melalui pendekatan dengan teman sebaya dan kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya,” kata Ara melalui pesan pesan tertulis dari Publikasi dan Media Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 

Kegiatan yang mengambil tema “Kita Beda Kita Bersaudara, Bersama Kita Maju” ini diikuti oleh Forum Anak dari 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Menurut Ara, keluarga sangat berpengaruh terhadap terjadinya perkawinan anak karena beberapa penyebab perkawinan anak, diantaranya adalah rendahnya pendidikan orang tua dan ketidakharmonisan dalam keluarga.

Baca Juga:

Berdosakah Istri Meminta Cerai: Perspektif Mubadalah

Puasa Dzulhijjah Hanya 3 Hari, Bolehkah?

Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

Puasa Dzulhijjah Tapi Tidak Berurutan, Bolehkah?

Maka dari itu, pihaknya berharap agar batas minimal usia perkawinan dinaikkan, baik untuk perempuan dan juga laki-laki.

“Anak tidak mungkin mencari dunia yang lebih mengasyikan di luar jika di lingkungan keluarganya, ia telah merasakan kebahagiaan,” tutur Ara.

Sementara itu, perwakilan Forum Anak Nusa Tenggara Barat, Akbar menuturkan, kelompoknya mengangkat isu pekerja migran dalam diskusi bersama teman-temannya. Sebab, menurutnya, masih banyak anak yang menjadi pekerja migran di Indonesia.

Akibatnya, lanjut dia, anak-anak tidak mendapatkan hak-haknya. Ketika menjadi pekerja migran, mereka disiksa, dipekerjakan tanpa upah yang layak, dan identitas dipalsukan, terutama dari faktor usia.

“Pemerintah harus mengedukasi masyarakat untuk menghilangkan stigma bahwa bekerja di luar negeri dapat memberikan upah yang lebih besar,” harapnya.

Untuk itu, Akbar pun berharap pemerintah dapat menyediakan lapangan pekerjaan agar masyarakat memilih bekerja di Indonesia dibandingkan negara lain.

Akbar menambahkan orang tua juga harus dapat mempertahankan keharmonisan keluarga. Sebab masih ada anak-anak yang mudah dieksploitasi karena ketidakharmonisan keluarga.

“Komunikasi antara orang tua dan anak juga menjadi hal penting untuk memastikan agar anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah,” tandasnya. (WIN)

Winarno

Winarno

Winarno, Alumni Pondok An-Nasucha, dan ISIF Cirebon Fakultas Usuluddin

Terkait Posts

tadarus subuh

Tadarus Subuh Ke-24 : Apakah Semua Aktivitas Istri Harus Seizin Suami

18 Juni 2022
Allah mendengar suara perempuan

Moderasi Beragama Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Makna Pancasila Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

4 Dalil Al-Qur’an Tentang Pancasila Sesuai Syariat Islam

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Pancasila Sumber Inspirasi Keadilan Gender

31 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Stigma Duda

    Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisakah Kampus Menjadi Ruang Aman bagi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesetaraan Gender dalam Perspektif Tokoh Perempuan Nahdlatul Ulama Masa Kini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Amalan di Bulan Dzulhijjah yang Mendatangkan Banyak Pahala

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berdosakah Istri Meminta Cerai: Perspektif Mubadalah
  • Puasa Dzulhijjah Hanya 3 Hari, Bolehkah?
  • Stigma Duda, Laki-laki yang Menjadi Korban Patriarki
  • Puasa Dzulhijjah Tapi Tidak Berurutan, Bolehkah?
  • 5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist