• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perang yang Dibolehkan dalam Islam

Pada zaman dahulu, Nabi terpaksa berperang, karena orang Kafir menyerang terlebih dahulu.

mahdiyaazzahra mahdiyaazzahra
03/11/2024
in Publik
0
Perang

Perang

718
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bagaimana pun kita berusaha dan mencoba, terkadang perang memang harus terjadi. Pada zaman dahulu, Nabi terpaksa berperang, karena orang Kafir menyerang terlebih dahulu. Perang memang sangat menyakitkan, namun untuk membela yang haq dan menghancurkan kezaliman, perang harus kita lakukan.

Genosida yang terjadi di Gaza semakin parah dan meluas ke wilayah Lebanon. Baik Hamas, Houthi, maupun Hizbullah terus berusaha melakukan perlawanan. Baru-baru ini IRGC (Iran) juga melakukan perlawanan kepada Israel atas syahidnya Ismail Haniyeh dan Sayyid Hasan Nasrullah yang Israel bunuh.

Namun, tahukah kalian perbedaan serangan Israel dengan Poros Perlawanan? Kita mungkin bertanya-tanya kenapa korban di pihak Palestina dan Lebanon lebih banyak daripada korban di pihak Israel. Kenapa banyak fasilitas umum dan infrastruktur di Palestina dan Lebanon rusak dan lumpuh total sementara Israel tidak?

Ketahuilah, bahwa Israel bukanlah manusia. Karenanya, mereka tidak memiliki etika perang. Mereka membunuh, menyiksa, memerkosa semua orang. Merusak semua bangunan dan infrastruktur. Mereka juga merusak pohon, tanaman, dan perkebunan. Bahkan merusak bangunan bersejarah termasuk makam Bunyamin adik Nabi Yusuf as.

Namun, mari kita lihat apa saja yang Hamas, Hizbullah, dan IRGC serang. Mereka menyerang pangkalan militer Israel. Sebisa mungkin mereka melumpuhkan pangkalan militer tanpa mengorbankan rakyat sipil. Ketika Yaman membajak kapal komersil di Laut Merah, tidak satu pun rakyat sipil menjadi korban. Namun, ketika Amerika turun tangan, mereka membunuh pasukan Houthi di Laut Merah.

Baca Juga:

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Baik Israel maupun Amerika, keduanya tidak bisa kita sebut sebagai manusia. Mereka memang bukan lawan yang sepadan bagi umat Islam yang memiliki etika perang. Mereka menyerang dengan membabi buta, bahkan membunuh rakyat sipil sebanyak-banyaknya.

Rakyat sipil hanya mereka anggap sebagai angka, bukan manusia. Israel tidak mengenal hukum apa pun, untuk itu Poros Perlawanan yang selalu mengikuti hukum Allah bukanlah tandingan yang tepat.

Bagaimana mungkin manusia harus melawan iblis yang tidak mau menjalankan hukum Allah? Tidak, tidak mungkin. Manusia harus berubah jadi binatang jika ingin melawan iblis.

Lalu seperti apakah perang yang Allah izinkan?

Perang atas Perintah Allah

Al Qur’an menyebut perintah perang beberapa kali untuk memerangi orang kafir yang menyerang umat Islam. Perang yang Nabi lakukan adalah perang yang Allah perintahkan, bukan atas kehendak pribadi. Perang yang yang Allah izinkan adalah perang atas Nama Allah. Artinya, perang itu boleh kita lakukan untuk menegakkan kebenaran (Al Haq) dan memerangi kezaliman.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. QS Al Baqarah 216.

Bukan Dendam Pribadi

Saat perang Khandaq, Sayyidina Ali berduel melawan Amr bin Abd Wad. Ketika Amr bin Abd Wad sudah tersabet pedang Sayyidina Ali, tiba-tiba ia meludahi Sayyidina Ali. Padahal dengan satu sabetan lagi, Sayyidina Ali bisa membunuh Amr bin Abd Wad. Namun Sayyidina Ali memilih mundur.

Beliau mengatakan, “Saat ia meludahiku, aku marah. Jadi aku tunggu kemarahanku mereda agar aku membunuhnya atas nama Allah, bukan karena kemarahanku.”

Membunuh dalam Islam artinya membunuh atas nama Allah dan atas nama kebenaran, bukan kemarahan. Maka, kita perlu mengendalikan diri kita dari amarah ketika ingin melakukan perlawanan.

Diserang

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Telah diizikan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, “Tuhan kami hanyalah Allah.” Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa lagi Mahaperkasa. QS Al Hajj 39-40.

Allah mengizinkan kita berperang dan melakukan perlawanan jika kita musuh menyerang dan menganiaya. Apa yang Hamas lakukan selama bertahun-tahun bukanlah penyerangan melainkan perlawanan. Mereka tidak akan berperang jika Israel tidak menyerang, mengusir, dan membunuh mereka. Perlawanan Hamas adalah perlawanan yang sah dan Allah izinkan.

Tidak Mengorbankan Masyarakat Sipil

Saat perang, hanya pihak yang terlibat saja yang boleh kita bunuh. Hal ini karena pihak yang terlibat adalah musuh Allah, sedangkan masyarakat sipil tidak terlibat dengan perang. Maka, masyarakat sipil yang tidak terlibat perang tidak boleh kita jadikan sasaran bahkan perisai hidup (human shield) seperti yang terjadi di Palestina saat ini. Apa yang Israel lakukan adalah perilaku yang tidak menujukkan sikap kemanusiaan.

Dari Anas, sesungguhnya Rasulullah ﷺ  bersabda, “Pergilah kalian dengan nama Allah, dengan Allah dan atas agama Rasulullah, jangan kalian membunuh orang tua yang sudah tidak berdaya, anak kecil dan orang perempuan, dan janganlah kalian berkhianat, kumpulkan ghanimah-ghanimahmu, dan berbuatlah mashlahat, serta berbuatlah yang baik, karena sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang berbuat baik”. [HR. Abu Dawud]

Tidak Merusak Pohon dan Bangunan

“Dilarang melakukan pengkhianatan atau mutilasi. Jangan mencabut atau membakar telapak tangan atau menebang pohon-pohon berbuah. Jangan menyembelih domba, sapi atau unta, kecuali untuk makanan.” (Al-Muwatta).

“Dilarang menghancurkan desa dan kota, tidak merusak ladang dan kebun, dan tidak menyembelih sapi.” (Sahih Bukhari, Sunan Abu Dawud)

Pohon adalah sumber kehidupan makhluk hidup, untuk itu pohon tidak boleh kita rusak, bom, atau bakar.  Bangunan juga tidak boleh dihancurkan karena bangunan adalah pelindung bagi manusia untuk bertahan hidup. Pohon, perkebunan, dan bangunan di Palestina dan Lebanon saat ini sudah hancur luluh lantak oleh Israel.

Sudah puluhan tahun genosida ini terus terjadi dan tidak ada yang menghentikannya. Sudah saatnya kita melakukan perlawanan dengan apa pun yang kita bisa. Doa, boikot, bahkan angkat senjata. Semoga segala kepedihan ini segera berakhir. []

 

Tags: GenosidaislamIsraelPalestinaPerangsejarah
mahdiyaazzahra

mahdiyaazzahra

Mompreneur. Soap maker. Zerowasterian. Pesantren Digital Rafiqutthullab. Bisa disapa di instagram @mahdiyaazzahro

Terkait Posts

Memahami Disabilitas

Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

23 Mei 2025
Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version