• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Perempuan Pintar dan Mandiri itu Bukan Ancaman

Perempuan pintar, mandiri, dan kaya itu bukanlah ancaman. Perempuan ingin sekolah dan bekerja itu karena ia punya mimpi selayaknya manusia biasa, seperti laki-laki

Mela Rusnika Mela Rusnika
16/04/2022
in Personal
0
Perempuan Pintar

Perempuan Pintar

210
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Belakangan ini nama Nicholas Sean sedang ramai diperbincangkan lantaran pernyataannya yang setuju dengan konsep patriarki, dan menolak perempuan pintar. Awal pernyataan ini muncul karena Sean ditanyai tentang kriteria pasangan. Jawabannya ialah perempuan yang tunduk, mendengar, dan bisa merawat dirinya.

Diantara jawabannya, ada satu yang paling membuat saya terkejut, yaitu ketika ia bilang, “Saya tidak ingin perempuan pintar dan kaya, it’s pressure! Saya ingin perempuan dumb (bodoh) dan dependent (bergantung).”

Sebenarnya setiap orang punya pilihan untuk memilih kriteria pasangannya seperti apa. Hanya saja kalau ada laki-laki yang tidak ingin setara dengan perempuan, menolak perempuan pintar, apalagi mencari yang tunduk dan nurut tanpa bisa berpendapat, bagi saya itu super patriarki.

Dalam sudut pandang saya yang lain, Sean ini menunjukkan kalau sisi maskulinitasnya sangat rapuh dan egois. Mudah pecah hingga berkeping-keping hanya karena ada independent women. Jawaban-jawabannya seolah memperlihatkan kalau ia punya trauma dengan sosok perempuan pintar tertentu. Pertanyaannya, kenapa Sean terlihat membenci perempuan mandiri, ada apa?!

Perempuan pintar, mandiri, dan kaya itu bukanlah ancaman. Perempuan ingin sekolah dan bekerja itu karena ia punya mimpi selayaknya manusia biasa, seperti laki-laki. Selama ini laki-laki punya banyak ruang dan kesempatan untuk mengejar mimpinya, tapi perempuan ruangnya dipersempit. Seolah hanya perempuan yang punya pilihan seperti menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir.

Baca Juga:

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Saya kira sudah terlalu banyak tuntutan sosial yang diberatkan kepada perempuan. Salah satunya cara berpakaian dan bersosialiasi yang diatur society. Padahal kondisi zaman yang semakin berkembang ini telah mendukung perempuan untuk lebih maju dari peradaban sebelumnya, lalu kenapa harus mundur lagi kebelakang. Bagaimana perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak berpendapat saja sangat sulit. Be aware, please!

Kembali dengan konsep patriarki yang diyakini Sean, sebenarnya patriarki ini tidak hanya terbatas pada laki-laki menindas perempuan. Cakupannya luas, salah satunya relasi kuasa. Bagaimana laki-laki ingin memiliki hak penuh atas kehidupan perempuan. Laki-laki yang mengatur segalanya, bahkan pendapat perempuan yang berbeda dari dirinya tidak akan didengarkan.

Relasi kuasa ini identik dengan controlling. Ia cenderung ingin mengontrol hubungan, perempuan hanya sebagai supporting yang hanya tunduk dan ditugaskan merawatnya. Sebagai orang dewasa, kita memiliki tanggung jawab untuk merawat diri kita sendiri, berlaku untuk laki-laki dan perempuan, baik yang belum ataupun sudah menikah.

Bagi saya, jika hanya laki-laki yang mengontrol bukanlah sebuah hubungan. Kalaupun dikatakan hubungan, ini adalah hubungan yang toxic. Hanya satu pihak yang akan berpengaruh dalam hubungan tersebut.

Di satu sisi, ia menganalogikan perempuan sebagai properti. Ia mengatakan ingin punya properti yang terawat, maka ia akan merawatnya. Lagi-lagi perempuan dijadikan sebagai objek untuk kepuasan laki-laki. Dalam hal ini, kepuasannya yang ingin mengontrol. Apakah kehadiran perempuan di dunia hanya untuk melayani laki-laki? Saya rasa tidak.

Firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13 menyatakan bahwa manusia diciptakan beragam untuk saling mengenal. Diciptakannya perempuan dan laki-laki ini bagian dari keragaman juga. Persoalan ketakwaan pun hanya Allah yang menentukan, manusia tidak memiliki hak menentukannya. Tercatat jelas bahwa perempuan diciptakan tidak untuk mengikuti semua keinginan laki-laki, tapi untuk saling mengenal secara setara.

Cara pandang Sean terhadap perempuan ini mungkin perlu ditelisik lagi latar belakangnya. Saya yakin pasti ada penyebab kenapa ia berpikir demikian. Bisa jadi muncul karena pengaruh dari kehidupan personalnya dengan perempuan lain, pengaruh dari lingkungan keluarga, pergaulan, ataupun lainnya.

Saya kira ini tidak hanya tentang ia yang setuju dengan konsep patriarki, bisa jadi ada trauma dalam dirinya. Kemudian trauma itu muncul saat ia berbicara tentang hubungan atau perempuan. Kata it’s pressure yang ia lontarkan itu, bagi saya sangat menjelaskan bahwa ia menunjukkan maskulinitas yang rapuh. Bisa dikatakan ketakutan dan kerapuhannya itu ia munculkan ke dalam energi controlling agar terlihat kuat, padahal sebenarnya bisa jadi ia menutupinya dengan memunculkan maskulinitasnya.

Dari kejadian ini mari kita berefleksi agar tidak menormalisasi patriarki. Akan sangat lebih baik jika laki-laki dan perempuan saling menghargai. Meskipun sulit, mari kita coba dari hal-hal kecil, salah satunya dengan tidak menganggap perempuan pintar itu sebagai ancaman.

Tidak perlu takut peran laki-laki akan digantikan perempuan pintar. Para perempuan hanya memerlukan kesetaraan dan kesalingan dalam kehidupannya, sebagaimana laki-laki yang memiliki banyak sekali ruang untuk mengekspresikannya. []

 

Tags: feminismeGenderkeadilanKesetaraanNicholas SeanperempuanPintar
Mela Rusnika

Mela Rusnika

Bekerja sebagai Media Officer di Peace Generation. Lulusan Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Part time sebagai penulis. Tertarik pada project management, digital marketing, isu keadilan dan kesetaraan gender, women empowerment, dialog lintas iman untuk pemuda, dan perdamaian.

Terkait Posts

Catcalling

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

21 Mei 2025
Berpikir Positif

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

21 Mei 2025
Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pengepungan di Bukit Duri

    Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Fiqh
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version