• Login
  • Register
Jumat, 3 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Perjalanan Versus Pernikahan

Hanifah Harits Hanifah Harits
08/08/2020
in Keluarga, Pernak-pernik, Personal
0
149
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Perjalanan versus pernikahan. Keduanya serupa, tapi jelas tak sama. Sebagaimana jamak diketahui bahwa pernikahan adalah babak baru kehidupan, karenanya setiap pernikahan akan berhamburan ucapan selamat menempuh hidup baru dari para kawan. Pernikahan juga sebuah komitmen yang kuat, untuk menghabiskan sisa usia bersama, hingga maut memisahkan. Pernikahan umumnya dilandasi rasa cinta kasih, dan memantapkan jiwa bahwa yang bersanding dengan kita adalah yang terbaik dari Tuhan, dan anugerah terindah untuk kehidupan kita.

Lalu, pernikahan juga ibarat sebuah perjalanan, dimana kita seringkali harus melewati jalan baru untuk mencapai tujuan kita. Mungkin ada diskusi jalur mana yang harus kita tempuh jika ada persimpangan, untuk kemudian bersama bertanggung jawab jika ternyata pilihan kita mengantarkan pada sebuah kuldesak.

Namun terkadang masing-masing kita memiliki pilihan yang berbeda, tak mungkin dikompromikan, dan salah satu harus dimenangkan, maka disini kadang ego bicara. Berdebat, membangun alasan, bahkan kadang mulai mengecilkan pasangan. Di sinilah, cobaan hubungan mulai datang. Siapa yang dikalahkan akan merasa marah, dan yang menang akan merasa tinggi di awan.

Saat perjalanan, kita mungkin memperhatikan banyak kendaraan yang melintas jauh lebih baik dari milik kita. Performanya, kecanggihannya serta kecepatannya memukau mata. Di sini, kemudian secara tak sadar terbersit, betapa beruntung jika kita pemiliknya. Lalu kita menakar hati, menginginkan kendaraan lain atau memilih mensyukuri apa yang sudah kita punya. Pun demikian pernikahan, seringkali lalu lalang di depan kita pesona lain menggoda.

Kemapanan, penampilan fisik, perhatian yang berlimpah menggelitik hati untuk membandingkan dengan pasangan. Jika sadar, sisi hati yang lain mengingatkan, kita menginginkan yang tersaji di depan mata, atau mensyukuri yang sudah membersamai kita dalam sedih dan bahagia.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Baca Juga:

Makna Hijab Menurut Para Ahli

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Dalam perjalanan, jika kita tersesat, kita seringkali menghubungi seseorang untuk bertanya. Tidak hanya seorang, seringkali kepada beberapa orang. Dan jawaban mereka seringkali berbeda-beda. Siapa yang memutuskan pendapat siapa yang akan kita percaya untuk mengambil keputusan. Mungkin diantara kita juga pernah mengalami mengandalkan petunjuk arah dari sang maha tahu, google, untuk menghantar kita pada tujuan, namun ternyata kita terperosok disuatu tempat antah berantah.

Demikian juga pernikahan, saat terantuk masalah, kita meminta nasehat orang terdekat untuk mencari jalan keluar, saat komunikasi dua arah tak mengantarkan pada titik temu yang melegakan. Orang yang menurut kita terpercaya, nasehatnya kadang justru menempatkan kita pada sebuah penyesalan. Ketika berkonsultasi pada beberapa ahli dan keluarga, sesungguhnya kitalah yang paling tahu jalan keluar yang kita impikan.

Sama halnya juga dengan perjalanan yang punya kemiripan dengan pernikahan, dimana kita harus mempercayai siapa yang menjadi penanggung jawab. Kesalingan menjadi keniscayaan. Saat pasangan mempercayakan urusan pada kita, maka kitalah penanggung jawab. Dan jika kita mempercayakan sesuatu pada pasangan, relakanlah ia yang memutuskan.

Perselisihan adalah cara kita mengekspresikan kita sebagai manusia biasa. Masing-masing jiwa punya kehendak serta cara pandang yang berbeda. Itulah sejatinya manusia, yang seringkali kita lupa saat kita mengagungkan rasa dan pikiran kita saja. Sebuah perjalanan akan lancar jika kita telah mengenal baik rute tujuan. Demikian juga pernikahan akan sakinah jika kita mengenali dan meyakini bahwa manusia disatukan karena perbedaan yang dimiliki.

Mengejawantahkan kita adalah dia yang lain, dan dia adalah kita yang lain adalah cara, bagaimana kita menjaga kewarasan dalam sebuah hubungan. Untuk selanjutnya memperbanyak perjalanan bersama dalam sebuah penikahan adalah cara menyelami keaslian watak dan belajar mengenali bagaimana cara mengelolanya.

Yakni dengan mencoba hal baru untuk mencerahkan suasana karena keributan, kekacauan yang banyak terjadi disebabkan kondisi yang tak mampu kita kendalikan. Lalu pada perjalanan berikut, kita tarik nafas dalam, lepaskan dan tersenyum sebagai ungkapan bahwa kita siap menghadapi dunia, betapapun jauh tujuan kita dalam kehidupan. Kemudian berteriaklah sekuat yang kita mampu, bahwa kita mencintai diri kita, sebanyak kita mencinta orang-orang yang mencintai kita! []

Hanifah Harits

Hanifah Harits

Terkait Posts

Hijab

Makna Hijab Menurut Para Ahli

3 Februari 2023
Perempuan Berbicara dan Berpendapat

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

3 Februari 2023
Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

3 Februari 2023
Nabi Saw Menghormati Anak Perempuan

Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

3 Februari 2023
Nabi Khidr as

Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan

3 Februari 2023
ceria

Nabi Saw Menyambut Ceria Kehadiran Anak Perempuan

2 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist