• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perseteruan Antara UU Pornografi dan Korban Revenge Porn

Istilah revenge porn terkenal sebagai pornografi non-konsensual. Di mana pelaku mengunggah foto atau video yang berbau sensual tanpa persetujuan korban

Khotimah Khotimah
28/05/2023
in Publik
0
Revenge Porn

Revenge Porn

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Akhir-akhir ini ramai perbincangan di media sosial terkait menyebarnya video syur. Dugaannya orang yang ada dalam video tersebut adalah salah satu public figur atau aktris muda Indonesia yang cukup terkenal.

Meskipun belum ada klarifikasi langsung dari orang yang berkaitan, publik sudah menduga bahwa ia benar adanya. Bahkan ada beberapa netizen Indonesia menyerang dan berkomentar jahat tentang orang tersebut tanpa memperdulikan bagaimana tekanan psikologis yang sedang ia rasakan saat ini.

Padahal yang para netizen serang sebenarnya adalah korban, sangat tidak mungkin aktris tersebut menyebarkan dengan sengaja sedangkan ia sendiri public figur yang tentu “menjaga image” adalah hal yang sangat penting baginya. Kasus penyebaran tanpa sepengetahuan korban tergolong kejahatan cyber yang kita sebut dengan revenge porn.

Kejahatan Revenge Porn dan Dampak Buruk Terhadap Korban

Istilah revenge porn terkenal sebagai pornografi non-konsensual. Di mana pelaku mengunggah foto atau video yang berbau sensual tanpa persetujuan korban. Yakni dengan tujuan mengancam, mempermalukan, bahkan untuk membalas dendam. Revenge porn adalah kejahatan cyber yang terus meningkat setiap tahunnya.

Menurut catatan tahunan Komnas Perempuan, pada tahun 2021  terdapat 1.721 kasus. Data ini mengalami peningkatan empat kali lipat ketimbang tahun sebelumnya.

Baca Juga:

Menilik Child Grooming dan Kasus Kim Sae Ron

Peringatan 16 HAKTP 2024, Saatnya Paham Kekerasan Berbasis Gender Online

Benarkah Menikah Bisa Menyelesaikan Masalah?

Mendakwa Kekerasan Linimasa

Kejahatan revenge porn biasanya dilakukan oleh mantan pacarnya sendiri. Menurut dosen Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono mengatakan, biasanya para pasangan yang memiliki hubungan dekat terlanjur melakukan hubungan intim lalu sebagian dari mereka merekamnya. Hingga suatu saat hubungan mereka putus atau bermasalah, video atau foto tersebut ia gunakan untuk mengancam. Karena revenge porn biasanya berlandaskan atas rasa kekecewaan terhadap pasangannya.

Menurut Cyber Civil Right Initive 90% korban dalam kejahatan cyber ini adalah perempuan. Dalam hal ini tentu perempuan kita sebut rawan menjadi korban. Sedangkan dalam keterangan founder Womens Against Revenge Porn Rebbeca Wells, revenge porn adalah bentuk pemerkosaan siber.

Dalam relasi pacaran, komunikasi intim, video atau foto menjadi alat untuk mengontrol perempuan agar tidak memutuskan hubungan. Mereka tereksploitasi secara seksual bahkan balas dendam ketika diputuskan. Dari pola tersebut menjadikan perempuan kehilangan otonomi tubuhnya, dan konten-konten pornografi yang tersebarkan, rentan digunakan untuk menghancurkan tubuh perempuan. Kekerasan ini lebih panjang dampaknya karena keberulangan dan luasnya penyebaran.

Penindakan Hukum yang Lemah

Pelaku yang menyebarkan konten pornografi sebenarnya bisa kita laporkan, dan akan mendapatkan hukuman pidana sesuai pada ketentuan UU ITE  pasal 27 ayat 1, karena telah menyebarkan konten asusila dengan sengaja.

Pelaku akan mendapatkan sanksi pidana 6 tahun penjara dan/atau denda paling banyak sebesar satu miliar rupiah. Namun, tidak banyak yang menyebarkan konten pornografi tertangkap. Seringkali akun anonim yang tidak kita ketahui identitas aslinya.

Dengan stigma buruk yang melekat pada korban, lebih banyak dari mereka yang memilih untuk diam dan tidak melaporkan pelaku. Apalagi pandangan negatif masyarakat karena telah melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan, menjadikan korban diam seolah-olah ingin menebus dosanya.

Bahkan makin parah oleh oknum pemerintahan yang tidak memiliki perspektif korban. Di mana seharusnya korban mendapatkan perlindungan secara hukum maupun psikologis. Malah tak jarang korban malah mereka jatuhi hukuman pidana UU Pornografi.

Hal demikian pernah menimpa salah satu kasus yang menimpa GA. Di mana ia sempat ditahan, padahal statusnya pada saat itu ia adalah korban. Kemudian hal itu terjadi pada vokalis band yang pernah ditahan juga selama 3,5 tahun karena penetapannya sebagai tersangka penyebaran konten pornografi.

Dari kasus-kasus di atas menjadikan kasus kejahatan revenge porn mengendap di dalam kamar-kamar gelapnya ruang dunia maya. Maka benteng terkuat untuk menangkali hal itu, tetaplah hati-hati dalam konten digital. Sebab ia akan abadi sepanjang masa. Jejak digital seperti mata pisau, ia bisa memberi manfaat namun suatu saat akan membunuh kita. Hukum tanam tuai seolah menjadi pegangan hukum alam saat ini. []

Tags: ArtisKBGOKekerasan berbasis gender onlineRevenge PornUU Pornografi
Khotimah

Khotimah

Khotimah. Saat ini, ia tengah menjalani studi pasca sarjananya di Universitas Pendidikan Indonesia. Selain bercita-cita sebagai pendidik, ia juga ingin menjadi seorang penulis.

Terkait Posts

Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara
  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID