• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Pimpinan Majelis Taklim Penting Mengedepankan Nilai-nilai Aswaja An-Nahdhiyyah

Winarno Winarno
14/12/2018
in Aktual
0
an-Nahdhiyyah

an-Nahdhiyyah

39
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pimpinan Majelis Taklim sangat penting mengedepankan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) an-Nahdhiyyah. Hal itu bertujuan melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemafsadatan (akibat buruk). Sehingga dalam ceramahnya, mereka harus menyampaikan ajaran agama dengan ungkapan kebaikan, bukan ujaran kebencian.

Salah satu pendiri Alimat, Nur Rofi’ah mengatakan, jati diri utama seorang dai/daiyah tidak ditentukan oleh tampilan fisik melainkan sejauhmana tauhid dan iman yang dimilikinya bisa mendorong kuat untuk melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemafsadatan.

“Gaya dakwah Aswaja an-Nahdliyyah dan pemanfaatan teknologi penting dilakukan. Hal ini akan menjadi landasan kuat bagi para pimpinan majelis taklim agar beradaptasi dengan perubahan gaya dakwah di era digital,” kata Ibu Nyai Rofi’ah, fasilitator halaqoh yang diikuti 50 peserta dari majelis taklim di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat, kemarin.

Ia menilai, kemudahan dan kecepatan mengakses informasi di era digital menyisakan efek negatif yang mengkhawatirkan. Hoaks, hate speech (ujaran kebencian), bullying di media sosial mudah menyebar seiring cepatnya pertumbuhan teknologi digital.

Lebih lanjut lagi, dakwah hari ini harus memanfaatan teknologi dalam menyampaikan ajaran agama (Islam), bisa dengan pembuatan meme ataupun video singkat.

Baca Juga:

Trilogi Ukhuwwah Menjadi Landasan Ke-Nu-an KMaN

Islam Rahmatan Li Al-‘Alamin Jadi Landasan Konsep KMaN

Khalifah Fi Al-Ardl Jadi Landasan keislaman KMaN

KUPI dan Alimat Sosialisasikan Hasil Fatwa KUPI tentang Perlindungan Perempuan dari P2GP di Pandeglang dan Lebak Banten

“Ini penting dilakukan mengingat pola dakwah saat ini memasuki era digital,” tegas Ibu Nyai Rofi’ah pada kegiatan halaqoh bertajuk Strategi Dakwah Zaman Now yang digelar Halaqoh Majlis Ta’lim (HMT) selama dua hari, 11-12 Desember.

Mabadi’ Khairu Ummah

Nahdlatul Ulama (NU) telah merumuskan kemaslahatan dalam konsep 6 Mabadi’ Khoiru Ummah, 4 pilar relasi sosial, dan 3 ukhuwah. Diharapkan dai/daiyah memahami dan mengimpelentasikan kemaslahatan yang dirumuskan NU.

Dia menjelaskan, 6 butir Mabadi’ Khairu Ummah yang dimaksud mencakup ash-Shidqu (jujur), al-Amanah wal wafa bil ahdi (dapat dipercaya dan menepati janji), at-Ta’awun (tolong-menolong), al-‘Adalah (adil), al-Istiqomah (konsisten) dan Hubbul Wathon (cinta tanah air).

“Keenam pilar ini diharapkan mampu menangkal upaya gerakan yang merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tuturnya.

Adapun 4 pilar yang dimaksud yaitu tawasuth (moderat/tidak berlebihan), tawazun (seimbang), i’tidal (tegak lurus, istiqomah) dan tasamuh (toleransi). Keempat nilai tersebut diharapkan mampu menangkal efek negatif dunia digital.

“Seperti menangkal hoaks, ujaran kebencian, provokasi dan bullying di media sosial,” terang Ibu Nyai Rofi’ah.

Sedangkan 3 pilar ukhuwah, yaitu Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhuwah Basyariyah. Tiga pilar ukhuwah itu bisa menjadi pijakan para pimpinan majelis taklim untuk terus merawat persatuan dan keutuhan umat.

“Tiga formula yang dirumuskan tersebut, dinilai mampu membentuk jati diri seorang pimpinan majelis taklim. Sekaligus membekali mereka dalam menerapkan pola dakwah yang melahirkan kemaslahatan,” katanya.

Sementara itu, fasilitator dari Islami.co dan Nu online, Dedik Priyanto memberikan tips dan trik bagaimana mubalighah menyikapi isu-isu media online saat ini. Para peserta pun diajak langsung mempraktikkan bagaimana membuat konten positif berupa meme, video singkat, untuk menlawan sebaran hoaks dan sumber-sumber keislaman yang tidak kredibel. (SARI)

Tags: alimatan-nahdliyahAswajalandasanMajelis Taklimnilai utamaNUNur Rofiah
Winarno

Winarno

Winarno, Alumni Pondok An-Nasucha, dan ISIF Cirebon Fakultas Usuluddin

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID