• Login
  • Register
Minggu, 2 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Poligami itu Menyakiti Hati Perempuan

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
17/06/2021
in Keluarga
0
Menyakiti Hati Perempuan

Menyakiti Hati Perempuan

24
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Selama ini yang didengar di berbagai ceramah, bahwa laki-laki itu berhak untuk poligami, sebagaimana dipraktikkan Nabi Saw dan dibolehkan al-Qur’an (an-Nisa, 4: 3). Sementara perempuan harus menerimanya dengan lapang dada. Poligami memang menyakiti hati perempuan, tetapi perempuan harus belajar bersabar, mencintai karena Allah Swt bukan karena suami, berbagi rizki suami untuk perempuan lain yang halal, dan kelak dijanjikan surga dengan setumpuk kenikmatan tiada tara.

Tahukah Anda bahwa narasi demikian tidak kita temukan di dalam al-Qur’an? Permintaan pada perempuan untuk bersabar pada poligami, bersedia mencintai Allah Swt lebih daripada suami dalam hal poligami, dan janji surga karena menerima poligami. Semua ini tidak ada dalam al-Qur’an.

Perintah bersabar memang ada, tetapi bersifat umum untuk laki-laki dan perempuan, dan dalam semua masalah kehidupan. Bukan secara khusus mengarah pada poligami. Sehingga, baik laki-laki maupun perempuan, harusnya keduanya bersabar dalam mempertahankan ikatan pernikahan agar sesuai dengan anjuran Allah Swt untuk mewujudkan sakinah, mawaddah, wa rahmah, atau kebahagiaan dan cinta kasih bagi keduanya (QS. Ar-Rum, 30: 21).

Perintah mencintai Allah Swt lebih daripada cinta pada yang lain juga bersifat umum, kepada laki-laki dan perempuan. Sehingga, seharusnya tidak hanya digunakan pada perempuan untuk merelakan suaminya menikah lagi, demi cinta pada Allah Swt. Sementara laki-laki tidak dituntut untuk mencintai Allah Swt dengan tidak memenuhi nafsunya melalui poligami.

Di dalam al-Qur’an justru ada narasi tentang pentingnya keadilan dalam poligami dan pernyataan bahwa monogami jauh lebih mudah untuk tidak berbuat zalim (QS. An-Nisa, 4: 3). Ada narasi lain yang jarang didengar oleh kita semua, yang ditujukan kepada perempuan yang khawatir suaminya akan berpoligami. Yaitu tertera pada ayat 128-130 dari Surat an-Nisa.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

Baca Juga:

Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw

Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

Bacalah dengan seksama ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat itu berbicara mengenai perempuan yang khawatir suaminya akan berpaling kepada perempuan lain, dan berencana menikahinya secara poligami. Al-Qur’an mengingatkan mereka, perempuan dan laki-laki, untuk berdamai terlebih dahulu, dan memperbaiki hubungan mereka.

Damai tentu saja dengan perspektif dari kedua belah pihak, laki-laki yang ingin poligami dan perempuan yang ingin mempertahankan cintanya dan ikatanya bersama suaminya. Seruan damai ini yang kemudian dipahami ulama sekarang dengan ijtihad pentingnya izin istri dalam hal poligami.

Jikapun harus poligami, al-Qur’an mengingatkan lagi kepada laki-laki bahwa keadilan itu penting sekali dan seringkali sulit dilakukan. Karena itu diminta untuk kembali berdamai, memperbaiki relasi, serta menjaga diri. Bisa jadi, damai di sini, merupakan permintaan al-Qur’an untuk mengurungkan rencana poligami laki-laki.

Tetapi jikapun susah berdamai, laki-laki terus dengan rencana poligaminya, dan perempuan sulit menerimanya, al-Qur’an justru menawarkan solusi cerai, sebagai sesuatu yang bisa jadi justru menyehatkan relasi dan membuat masing-masiing menjadi mandiri dan bisa lebih baik.

Dus, 15 abad yang lalu al-Qur’an berbicara jauh lebih moderat dan seimbang, dibanding mereka-mereka yang berceramah sekarang dengan mengelabui para perempuan soal poligami dengan narasi sabar, cinta Allah Swt dan janji surga.

*) Penjelasan lebih lengkap dengan seluruh ayat-ayat tentang poligami yang mengacu pada tujuan bersama pernikahan, bisa ditemukan di buku Qira’ah Mubadalah: Tafsir Progresif untuk Keadilan Gender dalam Islam di bab V. Juga ada buku khusus yang berjudul “Sunnah Monogami”  bisa dipesan ke Jogan Mubadalah (WhatsApp 08996340555 ).

Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir, biasa disapa Kang Faqih adalah alumni PP Dar al-Tauhid Arjawinangun, salah satu wakil ketua Yayasan Fahmina, dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan ISIF Cirebon. Saat ini dipercaya menjadi Sekretaris ALIMAT, Gerakan keadilan keluarga Indonesia perspektif Islam.

Terkait Posts

Anak Kehilangan Sosok Ayah

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

2 April 2023
Kasus KDRT

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

1 April 2023
Resep Awet Muda Istri

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

31 Maret 2023
Mengasuh Anak Tugas Siapa

Mengasuh Anak Tugas Siapa?

29 Maret 2023
Kewajiban Orang Tua

Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

29 Maret 2023
Bapak Rumah Tangga

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

28 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Kehilangan Sosok Ayah

    Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist