• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Princess Leonor, Calon Ratu Kerajaan Spanyol

Penting bagi kita untuk mencerdaskan perempuan. Karena perempuan adalah sumber kehidupan, sumber peradaban, dan sumber kemajuan bangsa

Zahra Amin Zahra Amin
10/11/2023
in Publik
0
Princess Leonor

Princess Leonor

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di tengah pemberitaan isu politik negeri ini, dan konflik Palestina-Israel, yang membuat kening berkerut, serta kerap menyisakan duka dan rasa sesak yang tak berkesudahan. Lalu tiba-tiba melintas di lini masa media sosial, yakni postingan suasana pengambilan sumpah konstitusi Princess Leonor dari Spanyol di usianya yang masih 18 tahun. Spontan dunia seakan memberi harapan baru.

Princess Leonor merupakan anak pertama dari Raja Felipe VI dan Ratu Letizia. Ia menjadi pewaris takhta kerajaan Spanyol. Hal ini karena Princess Leonor merupakan anak pertama dari Raja Felipe VI.

Dalam sistem kerajaan kita ketahui bahwa pemegang takhta selanjutnya adalah laki-laki. Hal tersebut terkenal sebagai male-preference cognatic primogeniture. Namun, undang-undang konstitusi tersebut berubah setelah Raja Felipe VI naik takhta dan tidak memiliki anak laki-laki.

Oleh sebab itu, Princess Leonor resmi diangkat sebagai pewaris takhta pertama sejak 19 Juni 2014. Ia akan menjadi Ratu Spanyol pertama yang meneruskan takhta sejak kepemimpinan Isabella II yang berkuasa pada 1833 sampai 1868.

Dukungan, dan Kesempatan yang Sama

Princess Leonor masih berumur remaja, tetapi telah mereka siapkan menjadi Ratu di usia 13 tahun. Ia pun telah menghadiri acara kerajaan dan memberikan pidato di kegiatan tersebut. Princess Leonor telah dibiasakan melakukan pidato kenegaraan.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

Jejak Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

Princess Leonor juga seorang yang cerdas. Ia mampu berkomunikasi dalam beberapa bahasa di antaranya Spanyol, Arab, Inggris, Mandarin, dan Catalan. Saat ini, ia sedang menempuh pendidikan di UWC Atlantic College.

Tidak hanya itu, Princess Leonor juga memiliki beberapa gelar lainnya, seperti Lady Balaguer, Duchess of Montblanc, Order of the Golden Fleece, Princess of Girona, Countess of Cervera, dan juga Princess of Viana.

Deretan prestasi yang membanggakan dari Princess Leonor tak lepas dari dukungan dan cinta keluarganya. Sang Ayah, King Felipe VI, ibunya Queen Letizia serta adiknya Infanta Sofia telah memberinya kekuatan cinta, sehingga dia mampu tampil percaya diri. Siap mengemban amanat sebagai pewaris tahta berikutnya.

Melihat keharmonisan keluarga King Felipe VI, dan bagaimana antar satu sama lain saling menyayangi serta memberi dukungan tanpa perbedaan, aku jadi teringat dengan pesan yang berulang kali Buya Husein Muhammad sampaikan, bahwa penting bagi kita untuk mencerdaskan perempuan. Karena perempuan adalah sumber kehidupan, sumber peradaban, dan sumber kemajuan bangsa. Maka, jadilah manusia yang sehat, cerdas, dan mandiri.

Perempuan dalam Perjalanan Peradaban Dunia

Sebagaimana yang kita tahu selama ini, dalam sejarah catatan perempuan dalam peradaban dunia tak terdengar sama sekali. Bahkan nyaris hilang. Maka dalam penulisannya menggunakan History, bukan Herstory. Aku mencatat beberapa peradaban dunia di masa lampau yang mengabaikan peran dan posisi perempuan.

Yunani

Pada masyarakat Yunani yang banyak melahirkan para pemikir, terutama para filosof agung itu, hak dan kewajiban perempuan tidak banyak disinggung. Di kalangan elite mereka, perempuan-perempuan mereka tempatkan (disekap) dalam istana-istana.

Sedangkan di kalangan bawah, mereka menjadi komoditas perdagangan yang diperjual belikan. Mereka yang berumah tangga sepenuhnya berada di bawah kekuasaan suaminya. Mereka tak memiliki hak-hak sipil, bahkan hak warispun tidak ada.

Romawi

Masyarakat Romawi terbiasa memandang istri seperti balita, atau anak remaja yang harus selalu mereka awasi. Perempuan selalu di bawah perlindungan dan pengawasan suaminya. Selama masa itu bila seorang perempuan menikah, maka dia dan segala miliknya berada di bawah kekuasaan suami.

Tidak hanya itu, suami juga mengambil alih hak-hak sang istri. Apabila seorang istri melakukan suatu kesalahan, maka adalah hak suami untuk menjatuhkan hukuman baginya. Seorang suami bahkan berhak memvonis mati terhadap istrinya sendiri.

Seorang istri di Romawi tidak lebih sekedar barang koleksi (perabot) milik suami. Jadi kedudukannya sebanding dengan seorang budak yang semata-mata tugasnya menyenangkan dan menguntungkan tuannya. Dia tidak diizinkan untuk mengambil bagian dalam segala persoalan, baik yang bersifat pribadi maupun kemasyarakatan.

Dengan kata lain, dia tidak berhak menerima surat kuasa atau kekuasaan, saksi, menjadi penjamin orang lain dan bahkan menjadi wali. Istri tidak lebih sebagai sekedar barang pajangan dalam rumah tangganya. Apabila suaminya meninggal, maka semua anak laki-lakinya (baik kandung maupun tiri), terutama saudara laki-lakinya berhak atas dirinya.

India

Di India, peraturan yang berhubungan dengan masalah hak waris hanya diturunkan melalui garis laki-laki saja dan tidak kepada perempuan. Perempuan dipandang sebagai sumber dosa dan sumber dari kerusakan akhlak dan agama.

Seorang istri di India terbiasa memanggil suaminya dengan ”Yang Mulia”, atau bahkan ”Tuhan”, karena laki-laki memang dipandang sebagai penguasa bumi. Seorang istri tidak pernah diajak makan bersama dengan suaminya. Dia harus memuja suaminya. Dia juga harus melayani ayah dari suaminya, karena perempuan mereka anggap barang milik suami, dan dia harus tunduk pula kepada anak-anaknya.

Seorang perempuan India mereka jadikan permainan nafsu kebinatangan belaka. Masyarakat India memandang hubungan seks antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai sesuatu yang menjijikkan dan zalim dengan tidak memandang sah atau tidaknya hubungan tersebut.

Princess Leonor, dan Harapan Perempuan

Bagaimanapun juga, terlepas dari siapa Princess Leonor dan bagaimana ia lahir serta tumbuh besar, kemudian bakal menjadi Ratu Spanyol di masa depan, aku tetap merasa bangga.

Selain itu aku menaruh harapan, mata orang seluruh dunia akan melihat, bahwa dunia akan menjadi lebih baik ketika kita memperlakukan perempuan dengan mulia dan terhormat. Karena kehadirannya pula telah mematahkan banyak stigma tentang kepemimpinan, politik dan perempuan.

Dunia hari ini sudah banyak berubah. Sekali kita memberikan akses, ruang dan kesempatan bagi perempuan untuk berdaya, maka perempuan akan memberikan lebih dari apa yang pernah kita bayangkan. Sebagaimana seorang ibu yang mempertaruhkan hidup dan matinya demi kelahiran seorang anak, begitu pula perempuan yang menerima mandat sebagai penjaga peradaban manusia di bumi ini. []

Tags: Kerajaan SpanyolPemimpin Duniapemimpin perempuanperadabanPrincess Leonorsejarah
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version