• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Protes Aisyah terhadap Abu Hurairah

Imam Nakhai Imam Nakhai
05/09/2019
in Publik
0
protes, Aisyah

Ilustrasi: pixabay[dot]com

92
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Suatu hari datang dua laki laki dari marga Bani Amir bertemu Istri Nabi, Aisyah r.a., seraya menyatakan bahwa “Abu Hurairah meriwayatkan hadist Nabi tentang tiga hal yg membawa sial, yaitu kuda, perempuan dan rumah”. Protes Aisyah terhadap Abu Hurairah pun terjadi.

Mendengar pernyataan itu, Aisyah sangat marah. Sungguh Rasulullah tidak bersabda seperti yang diriwayatkan Abu Hurairah, bentak Aisyah. Yang terjadi adalah bahwa Rasulullah sedang berkisah tentang keyakinan dan “cara pandang penduduk jahiliyah” yang menyatakan bahwa perempuan adalah salah satu dari tiga hal yang membuat sial.

Rasulullah sama sekali tidak dalam konteks meneguhkan keyakinan yang keliru itu.

Mengapa Abu Hurairah ra meriwayatkan hadist yang dapat dipahami seperti itu?

Aisyah menyatakan “Abu Hurairah tidak menghafal, tidak mengetahui keseluruhan hadist” ia hanya mendengar ujung hadist tetapi tudak mendengar awalnya yang justru menjadi konteks Hadist.

Baca Juga:

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Abu Hurairah masuk dalam pertengahan majlis Nabi ketika Nabi sedang menyatakan “kesialan terdapat dalam kuda, perempuan dan rumah”. Padahal sebelumnya Nabi menyatakan “bahwa masyarakat Jahiliyah berpandangan salah ketika mereka menyatakan ‘tiga hal yg membuat sial…. ”

Nah Abu Hurairah ra tidak mendengar awal hadist ini karena beliau datang belakangan.

Kemarahan dan penolakan Aisyah terhadap hadist ini memberikan pelajaran menarik:
Pertama, kehilangan konteks hadist meyebabkan pemahaman yang keliru terhadap keseluruhan hadist. Mungkin Abu Hurairah tidak sengaja dalam hal ini, tetapi penggalan hadist yang didengarnya telah meyebabkan “citra buruk-streotipe” terhadap perempuan.

Setiap kali terjadi ketidak beruntungan baik dalam keluarga maupun masyarakat, maka perempuan seringkali menjadi kambing hitamnya, “pembawa sial.”

Kedua, sebelum menyimpulkan makna hadist penting pemahaman terhadap asbabul wurud atau konteks hadist secara utuh. Kebiasaan memotong motong hadis akan menyebabkan pemahaman yang tidak utuh terhadap ajaran Islam.

Ketiga, pentingnya kehati-hatian dalam meyimpulkan makna hadist. Pemahaman yang utuh dan mengacu kepada prinsip-prinsip dan nilai agung al-Qur’an akan meyelamatkan dari kesalahpahaman.

Cara pandang seperti ini harus segera dimulai, karena kesalahmengertian terhadap ajaran islam saat ini sudah mengakar kedalam kesadaran sebagian umat islam.

Keempat, kesialan bukan disebabkan oleh benda benda atau jenis kelamin tertentu, melainkan bisa jadi karena kecongkakan dan kesombongan manusia itu sendiri.[]

Imam Nakhai

Imam Nakhai

Bekerja di Komnas Perempuan

Terkait Posts

Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Tambang

    Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID