• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Qasim Amin dan Dua Karyanya: Kitab Tahrirul Mar’ah dan Mar’atun Jadidah

Qasim Amin menulis dua karyanya yang menggemparkan masyarakat Mesir, yaitu Tahrirul Mar'ah (Pembebasan Perempuan), dan Mar'atun Jadidah (Perempuan Pembaru)

Redaksi Redaksi
09/11/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Qasim Amin

Qasim Amin

892
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tokoh gerakan perempuan dalam Islam yang sangat populer adalah Qasim Amin. Ia merupakan sosok pembaharu dari Mesir.

Qasim Amin menulis dua karyanya yang menggemparkan masyarakat Mesir, yaitu Tahrirul Mar’ah (Pembebasan Perempuan), dan Mar’atun Jadidah (Perempuan Pembaru).

Dari kedua karya ini, Tahrirul Mar’ah merupakan karya Qasim Amin yang paling kontroversial.

Pokok-pokok pikiran Qasim Amin yang menjadi perdebatan pada waktu itu adalah tentang jilbab bagi perempuan.

Dan pikiran Qasim Amin terkait kebutuhan untuk membatasi hak suami dalam memutuskan ikatan perkawinan dengan thalaq. Karena hak thalaq pada dasarnya tidak mutlak pada laki-laki, dan kritik terhadap pernikahan poligami.

Baca Juga:

Sejarah Kartini (1879-1904) dan Pergolakan Feminis Dunia Saat Itu

Misi Pembebasan Perempuan dalam Al-Qur’an

Pendidikan bagi Perempuan Menurut Qasim Amin

Pemikiran Qasim Amin dan Gagasan Tahrir Al-Mar’ah Untuk Pendidikan Kesetaraan Gender

Malak Hafni Nasif

Gerakan perempuan pasca Qasim Amin dilanjutkan oleh Malak Hafni Nasif (perempuan).

Malak Hafni Nasif merupakan orang pertama yang melihat persoalan perempuan dari kacamata perempuan. Pendapat-pendapatnya selalu berpedoman pada syari’at Islam.

Dalam syairnya yang terkenal mengatakan:

Wal ‘Ilmu wad dinu lil jinsaini mathlabu, falaisa yukhtashshu jinsa minhuma bihima.

Artinya : ilmu dan agama adalah tempat mencari bagi dua jenis manusia. Maka tidak dikhususkan dari keduanya dan pada keduanya, hanya untuk satu jenis manusia saja.

Dari hal di atas dapat dikatakan bahwa sejarah munculnya tahrirul mar’ah merupakan dampak dari hubungan negara-negara Timur Tengah (Islam) dengan negara-negara Barat. Baik hubungan tersebut terjadi karena kolonialisme maupun karena yang lainnya.

Walupun demikian bukan berarti tidak ada kesadaran internal dari tokoh-tokoh pencetus tahrirul mar’ah sendiri.

Sebagaimana yang Qasim Amin lakukan dalam menulis bukunya, ia merasa prihatin terhadap kondisi internal perempuan muslim di Mesir yang tidak memiliki pendidikan tinggi.*

*Sumber: tulisan karya M. Nuruzzaman dalam buku Kiai Husein Membela Perempuan.

Tags: Mar'atun JadidahPembebasan PerempuanPerempuan PembaruQasim AminTahrirul Mar'ah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID