Mubadalah.id – Gemuruh lantunan shalawat Samara dan raut wajah bahagia tampak dari ratusan santri dan santriwati yang hadir mengikuti Majelis Mubadalah #3 di Mushola Komplek N Pondok Pesantren Krapyak Ali Maksum Yogyakarta, Senin 21 Januari 2019. Raut wajah bahagia tersebut tampak dari salah satu santriwati Ulung Nursa (17). Ia mengaku, Qira’ah Mubadalah membuat dirinya mempunyai cara pandang baru.
Selama ini dia hanya memandang bahwa laki-laki lah yang mempunyai kekuasaan, dan kelebihan. Tetapi setelah mengikuti majelis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama.
“Setelah mengikuti diskusi ini saya mempunyai pandangan terbuka, karena kita juga bisa seperti mereka laki-laki,” katanya.
Siswi Madrasah Aliyah (MA) Ali Maksum itu menilai, ternyata tidak hanya laki-laki yang bisa menjadi orang yang pintar, dan cerdas. Tetapi dirinya sebagai perempuan juga bisa.
Misalnya dalam hak pendidikan, menurutnya, Ibu Nyai sudah mencontohkan bahwa hampir pengasuh pondok pesantren di Krapyak baik laki-laki atau perempuan sedang menempuh pendidikan S3 yang sama.
Ulung menceritakan dirinya di sekolah mengalami hal yang sama, bahwa kecerdasan dan kepintaran dalam pendidikan tidak hanya dimiliki oleh laki-laki tetapi perempuan juga. Ketika di sekolah, Ulung menuturkan, di antara siswa dan siswi yang mendapatkan juara dari beberapa perlobaan antar kelas tidak hanya laki tetapi perempuan juga banyak.
“Di tahun kemarin kelas Agama, IPS, dan IPA yang mendapatkan juara dari beberapa perlombaan laki-laki cuma 1 orang yang lainnya perempuan,” jelasnya.
Ulung mengingatkan, seperti dalam prinsip Mubadalah tadi bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama untuk terus maju. (RUL)