• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Rabi’ah Al-Adawiyah Sang Pencinta

“Rabi'ah pernah ditanya, seberapa besar engkau mengagungkan Rasulullah, Muhammad Saw.? Ia menjawab, “Sungguh begitu besar, tetapi cinta kepada Sang Pencipta menjauhkanku dari cinta kepada makhluk-makhluk-Nya.”

Redaksi Redaksi
17/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Rabi'ah

Rabi'ah

585
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Para pembaca dan peminat kajian sufisme pasti mengenal Pena perempuan yang namanya diabadikan sebagai perempuan pelopor cinta Tuhan (ruwwad al-hubb al-ilahi). Ia adalah Rabi’ah al-Adawiyah, kelahiran Basrah (w. 180 H/788 M).

Cinta, menurutnya, merupakan puncak pendakian menuju Tuhan. Ketika ia ditanya oleh Sufyan at-Tsauri, seorang mujtahid dan sufi besar. “Apa sesungguhnya hakikat keimanan Anda?”

Rabi’ah menjawab dengan kalimat-kalimat doa kepada Tuhannya, “Tuhan, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka-Mu, maka bukalah lebar-lebar neraka-Mu. Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharapkan surga-Mu, maka tutuplah pintunya rapat-rapat. Aku menyembah-Mu karena aku mencintai-Mu semata-mata dan tidak kepada yang lain. Maka, biarkan aku menatap-Mu penuh cinta.”

Rabi’ah menulis banyak puisi cinta ketuhanan. Beberapa puisinya selalu banyak orang hafal dan nyanyikan. Ummi Kultsum, penyanyi legendaris yang kita juluki Kaukab al-Syarq (Bintang Timur), menyanyikan dengan sangat indah puisi cinta Rabi’ah:

Aku mencintaimu dengan dua cinta
Cinta rindu dan cinta karena Engkaulah
Satu-satunya yang layak dicinta
Cinta rindu adalah karena aku selalu mengingat-Mu
Tidak yang lain
Cinta karena Engkau patut dicinta
O, sibaklah kerudung-Mu
Agar aku melihat-Mu
Tiada pujian untukku dalam cinta mana pun
Segala puji itu hanya milik-Mu
Dalam cinta yang ini
Atau cinta yang itu.

Baca Juga:

Rabiah al-Adawiyah: Sufi Perempuan yang Tekun Bekerja

Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

Rabi’ah al-Adawiyyah dan Sufisme Cinta

Cinta Rabiah Al-adawiyah; The Mother of the Grand Master

Al-Zabidi dalam kitab Ithaf Sadat al-Muttaqin, ulasan kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali, menulis, “Rabi’ah pernah mendapat pertanyaan, seberapa besar engkau mengagungkan Rasulullah, Muhammad Saw.? Ia menjawab, “Sungguh begitu besar, tetapi cinta kepada Sang Pencipta menjauhkanku dari cinta kepada makhluk-makhluk-Nya.” []

Tags: Rabi’ah al-‘AdawiyahSang Pencinta
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID