• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Rahima Ajak Jejaring Ulama Perempuan Indramayu Cegah Perkawinan Anak

Para peserta juga diajak oleh fasilitator, Direktur Rahima Pera Soparianti dan Pimred Mubadalah.id Zahra Amin untuk menyusun strategi bersama untuk upaya pencegahan perkawinan anak di desa tersebut. Juga termasuk di komunitas Ulama Perempuan Indramayu.

Redaksi Redaksi
20/09/2024
in Aktual
0
Rahima

Rahima

684
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perhimpunan Rahima bersama Lakpesdam PBNU dan Inklusi gelar konsolidasi ulama perempuan untuk pencegahan perkawinan anak di Indramayu, Hotel Grand Trisula, Kabupaten Indramayu pada Kamis, 19 September 2024.

Konsolidasi ulama ini dihadiri 16 orang perwakilan dari jaringan ulama perempuan, Lakpesdam, Fatayat NU dan LKKNU. Serta perwakilan dari empat desa Lamaran Tarung, Panyingkiran Lor, Panyindangan Kulon dan Terusan.

Penyelenggaraan kegiatan konsolidasi ulama perempuan untuk pencegahan perkawinan anak di Indramayu diharapkan menjadi penguat jejaring Ulama Perempuan KUPI dan Rahima. Serta mitra Lakpesdam dan program Inklusi di Indramayu.

Selain untuk memperkuat jejaring, konsolidasi juga sebagai upaya untuk memetakan peluang dan tantangan pencegahan perkawinan anak di desa Lamaran Tarung, Panyingkiran Lor, Panyindangan Kulon dan Terusan.

Lebih dari itu, para peserta juga diajak oleh fasilitator, Direktur Rahima Pera Soparianti dan Pimred Mubadalah.id Zahra Amin untuk menyusun strategi bersama untuk upaya pencegahan perkawinan anak di desa tersebut. Juga termasuk di komunitas Ulama Perempuan Indramayu.

Seperti diketahui, perkawinan anak memiliki banyak dampak negatif (mudharat) bagi anak, terutama pada anak perempuan.

Baca Juga:

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Pesan Nyai Alissa Wahid di Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Dampak Perkawinan Anak

Menurut Analisis Data Perkawinan Usia Anak di Indonesia (2015), perkawinan usia anak membawa dampak bagi anak perempuan, bagi anak-anak yang mereka lahirkan, dan bagi masyarakat. Dampak perkawinan bagi anak perempuan:

Pertama, perkawinan anak mengancam jiwa. Anak perempuan yang berusia 10-14 tahun memiliki risiko lima kali lebih besar untuk meninggal pada saat kehamilan dan persalinan, dibanding perempuan berusia 20-24 tahun. Secara global, kematian anak perempuan berusia 15-19 tahun disebabkan karena kehamilan di usia anak.

Kedua, perkawinan anak membuat anak perempuan menjadi putus sekolah. Berdasarkan laporan Plan Internasional, 85% anak perempuan di Indonesia mengakhiri pendidikan mereka setelah mereka menikah. Namun, keputusan mereka untuk menikah dan mengakhiri pendidikan juga akibat karena kurangnya kesempatan kerja di Indonesia.

Ketiga, yaitu gangguan psikologis. Berbagai kajian memaparkan bahwa anak perempuan yang menikah di usia anak berisiko tinggi untuk mengalami kecemasan, depresi, atau memiliki pikiran untuk bunuh diri. Hal ini terjadi sebagian karena tidak memiliki status, kekuasaan, dukungan dan kontrol atas kehidupan mereka sendiri.

Keempat, anak perempuan rentan mengalami kekerasan. Kajian lainnya juga menunjukkan bahwa pengantin anak memiliki risiko yang besar untuk mengalami kekerasan fisik, seksual, psikologis dan emosional, serta isolasi sosial.

Hal ini merupakan akibat dari kurangnya status dan kekuasaan mereka di dalam rumah tangga. Mereka juga kurang mampu untuk bernegosiasi dalam hubungan seks aman, sehingga meningkatkan kerentanan mereka terhadap infeksi menular seksual seperti HIV.

Oleh sebab itu, konsolidasi ini, bagi Rahima bersama Lakpesdam PBNU dan Inklusi menjadi sangat penting. Bahkan pihaknya mengajak jejaring ulama perempuan Indramayu, stakeholders dan lembaga perempuan untuk membahas mengenai pencegahan perkawinan anak. []

Tags: CegahIndramayuJejaringperkawinan anakrahimaulama perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID