• Login
  • Register
Rabu, 22 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Hadits

Rajin Ibadah, tetapi Bangkrut secara Spiritual

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
01/06/2019
in Hadits
0
60
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Seri Nabiyyurrahmah#10 Kita sering tergerak untuk tampil sereligius mungkin. Berpakaian yang diterima publik sebagai Islami, berbicara dengan beberapa lafaz Arab yang diyakini Islami, begegas shalat di tengah kerumunan banyak orang, sering berdzikir, sering umrah, kalo bisa haji lebih dari sekali, mengumumkan sedekah dan zakat, serta menunjukkan dukungan politik pada orang yang dianggap paling Islami. Rajin ibadah, tapi bangkrut secara spiritual.

Semua tampilan amal ini tentu saja baik untuk menggerakkan orang-orang lain agar juga ikut berbuat kebaikan-kebaikan yang sama, seperti yang kita lakukan, atau lebih baik.

Tetapi, jika amalan ini berhenti pada tampilan semata, berhenti hanya untuk mempertontokan saja, di sinilah persoalanya. Imam Ghazali mengingatkan kita, bahwa tampilan-tampilan religius ini justru bisa merusak keberagamaan kita, alih-alih jadi amal spritual.

Ibadah kita, jika hanya untuk tampilan luar semata, adalah justru bahaya secara spiritual. Inilah yang disebut riya, yang bisa saja, justru akan mendorong kita untuk sekedar memperoleh manfaat-manfaat dunia, yang akan semakin menjauhkan kita dari Allah Swt. Riya dan kebanggan diri ini adalah bagian dari perusak, atau muhlikaat dalam istilah Imam al-Ghazali, terhadap spiritualitas kita.

“Riya itu akan membakar amal-amal baik kita, sebagaimana api akan membakar kayu-kayu yang kering”, kata sebuah hikmah.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga
  • Hari Kepanduan Dunia dan Peran Gerakan Pramuka
  • Hadits Perempuan Kurang Agama Hanya Pernyataan Simbolik
  • Ustadz Mumu: Islam adalah Agama Kemanusiaan

Baca Juga:

Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

Hari Kepanduan Dunia dan Peran Gerakan Pramuka

Hadits Perempuan Kurang Agama Hanya Pernyataan Simbolik

Ustadz Mumu: Islam adalah Agama Kemanusiaan

Lebih buruk lagi, jika amal-amal tersebut, dibarengi dengan amal-amal yang buruk dalam relasi kita dengan orang lain, keluarga, atau masyarakat luas. Kita rajin ibadah, tetapi juga rajin menggunjing, mencerca, menebar ujaran kebencian, menyakiti orang, mengambil hak-hak orang, apalagi sampai membunuh.

Kondisi dualisme amal seperti ini yang disebut Nabi Saw sebagai kebangkrutan secara spiritual. Mereka yang melakukanhya adalah orang-orang yang spiritualnya bangkrut di mata Islam.

Dalam hadits Abu Hurairah ra, riwayat Imam Muslim, suatu saat Rasulullah Saw bercengkerama dengan para Sahabat, lalu Rasul bertanya:

“Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?

“Orang bangkrut, di antara kami, adalah dia yang tidak lagi mempunyai uang dan harta benda”, karan para sahabat.

“Orang yang bangkrut”, kata Nabi Saw, “adalah seseorang dari umatku, yang kelak di hari kiamat, datang dengan (amal) shalat (yang penuh), puasa, zakat, tetapi ia juga mencaci seseorang, menuduh zina orang lain, memakan harta orang, membunuh, dan memukul orang lain.

Maka, kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang-orang yang menjadi korbanya, sehigga ketika kebaikannya habis, maka keburukan-keburukan mereka yang menjadi korbannya akan ditimpakan kepadanya, sehingga kemudian ia ditenggelamkan ke dalam api neraka”. (Sahih Muslim, no. Hadits: 6744).

Demikianlah, mereka yang beribadah ritual, dalam ajaran Nabi Saw, dituntut juga untuk beribadah secara sosial, atau minimal tidak melakukan hal-hal buruk dan menyakitkan kepada orang lain. Wallaahu al-musta’aan.

Tags: Akhlak MuliaBangkrut AgamaHaditsHadits Mubadalah
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir, biasa disapa Kang Faqih adalah alumni PP Dar al-Tauhid Arjawinangun, salah satu wakil ketua Yayasan Fahmina, dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan ISIF Cirebon. Saat ini dipercaya menjadi Sekretaris ALIMAT, Gerakan keadilan keluarga Indonesia perspektif Islam.

Terkait Posts

Hadits tentang Pemukulan Anak

Hadis tentang Pemukulan Anak Perspektif Maqashid Syariah

8 November 2022
Menjawab Salam dari Non-Muslim

Cara Menjawab Salam dari Non-Muslim

30 September 2022
Perempuan Keluar Rumah untuk Bekerja

Hadis Perempuan Keluar Rumah untuk Bekerja

29 September 2022
Hadits Perempuan Shalat di Masjid

Hadits Perempuan Shalat di Masjid

28 Agustus 2022
Hadits tentang Istri Menggugat Cerai Suami

Hadits tentang Istri Menggugat Cerai Suami

27 Agustus 2022
Hak Anak dalam Hadits

Adakah Pembicaraan Hak Anak dalam Hadits?

6 Agustus 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil

    Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist