• Login
  • Register
Sabtu, 10 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Ramadan di Pandemi, Saatnya Praktik Ayat Sosial, Mari #SalingJaga

Tia Isti'anah Tia Isti'anah
29/04/2020
in Aktual
0
7
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kompas TV merilis sebuah video. Ada banyak pemuda juga bapak-bapak yang tengah tertidur di emperan Jakarta. Di wawancara, mereka mengaku sudah tidak kuat lagi membayar indekos. Mereka dihentikan dari pekerjaan sehingga tidak ada pemasukan. Sudah hampir satu bulan mereka tinggal disana dan mencari makan di jalan.

Sementara di Serang Banten, Ibu Yulie dikabarkan meninggal karena kelaparan. Ia hanya meminum air galon selama 2 hari. Meskipun terdapat beberapa berita yang menyatakan bahwa Ibu Yuli meninggal karena serangan jantung. Namun, adanya keluarga yang minum air selama dua hari patut menjadi perhatian kita bersama. Bukankah begitu ironi? Ada keluarga yang memiliki stok makanan untuk tiga bulan, tapi di sisi dunia lain, ada yang meminum air selama 2 hari?

Agama Islam yang saya ketahui adalah agama yang begitu sosialis. Di agama Islam lah saya menemukan adanya kewajiban memberikan zakat. Islam menyatakan bahwa dalam hartamu ada hak orang lain. Ada surplus orang lain yang harus kita bayar dalam kehidupan kita.

Manusia dalam al-Qur’an diciptakan dari al-Alaq (QS. Al’Alaq :2). Kata alaq sendiri berarti sesuatu yang bergantung. Manusia bergantung pada Allah serta makhluk lainnya. Kebutuhan seseorang lebih banyak dari pada waktu dan potensi yang ia miliki. Sehinga, sudah menjadi sebuah kepastian bahwa seseorang membutuhkan orang lain. Ada sebab orang lain dalam rezeki yang kita nikmati.

Para mustahik zakat sendiri bukan hanya kelompok miskin, tapi juga kelompok rentan. Selain zakat, di lebaran idul adha, orang yang mampu juga disunahkan untuk berkurban. Di mana lagi kita dapatkan hampir semua masyarakat memakan daging selain di hari raya idul adha?

Baca Juga:

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

Ramadan sebagai bulan ibadah dalam Islam harusnya bukan hanya digambarkan dengan ibadah ritual. Saya sendiri meyakini Islam sebagai agama karena ia begitu membela kaum marjinal. Islam memperhatikan fakir miskin. Islam memperhatikan pengalaman khas perempuan dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang kotor.

Rasulullah Saw yang dijamin masuk surga itu duduk bersama orang fakir, membesuk mereka yang sakit, mengiring jenazah mereka dan tidak pernah menghina para fakir. Dalam banyak kesempatan, Rasulullah Saw selalu bersabda “Aku adalah bapaknya anak yatim dan sahabat bagi orang miskin.”

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW bersabda,”Carilah aku di antara para dhuafa dan orang miskin (diucapkan sampai tiga kali), karena sesungguhnya engkau akan ditolong dan diberikan kemudahan rezeki dengan sebab doa kaum dhuafa karena kepedulian dan keberpihakanmu.”

Maka alangkah lebih baiknya jika dalam bulan Ramadan yang mulia ini. Kita lebih banyak mempraktikkan ajaran-ajaran Islam terkait kemanusiaan. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu.

Kegiatan tarawih mungkin bisa diganti dengan pembagian sembako oleh masjid-masjid. Sehingga masyarakat yang kesulitan bisa datang ke masjid. Bukankah setiap desa pasti memiliki masjid dan memiliki setidaknya satu orang kaya? Jadikan kembali masjid sebagai pusat kegiatan. Tentu saja harus diatur agar tidak menjadi tempat penularan virus.

Zakat Mal (harta) juga bisa dikeluarkan sejak sekarang. Bagikan kepada mereka yang terdampak pandemi. Pemerintah bahkan mencatat 1,65 juta orang terkena PHK akibat Pandemi Corona, sehingga tidak ada alasan lagi kita berpuasa dan membiarkan orang lain bahkan tetangga kita tidak berbuka. Berikan buka puasa gratis di beberapa titik.

Ketika pemerintah sibuk dengan penyangkalan, mengadakan kursus pra-kerja yang tidak sensitif kaum marjinal, maka tidak ada lagi yang bisa diharapkan selain masyarakat sipil yang sadar. Di bulan ramadan ini, mari menyadari bahwa kita harus saling menjaga. Gus Mus dalam tweetnya pernah berkata “Hanya mereka, hamba-hamba Allah yang penyayang dan disayangi oleh Allah”. Akhir kata, selamat berpuasa. []

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah, kadang membaca, menulis dan meneliti.  Saat ini menjadi asisten peneliti di DASPR dan membuat konten di Mubadalah. Tia juga mendirikan @umah_ayu, sebuah akun yang fokus pada isu gender, keberagaman dan psikologi.

Terkait Posts

Media

Media Punya Peran Strategis dalam Mencegah Konflik Akibat Tidak Dipenuhinya Hak Keberagamaan

26 April 2025
Perempuan bukan Tamu di Ruang Publik

Perempuan Bukan Tamu di Ruang Publik

1 April 2025
Makhluk Intelektual

Laki-laki dan Perempuan adalah Makhluk Intelektual dan Spiritual

1 April 2025
Perempuan bisa menjadi Pemimpin

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Tafsir QS. An-Nisa Ayat 34 dalam Perspektif Keadilan Hakiki Islam

1 April 2025
Khalifah fil Ardl

Perempuan Memiliki Mandat sebagai Khalifah Fil Ardl

29 Maret 2025
Takwa

Kemuliaan Manusia Hanya Ditentukan oleh Takwa

29 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • PRT

    Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aurat dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?
  • Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama
  • Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro
  • Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?
  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version