• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

Kodrat perempuan dalam budaya adalah kasur, sumur dan dapur, atau masak, macak (berdandan) dan manak (melahirkan).

Redaksi Redaksi
09/05/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
perempuan di ruang domestik

perempuan di ruang domestik

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam konteks agama dan budaya, keberadaan perempuan di ruang domestik dipandang sebagai norma agama dan budaya. Ini terkait dengan fungsinya sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus anak-anak dan melayani suami.

Kodrat perempuan dalam budaya adalah kasur, sumur dan dapur, atau masak, macak (berdandan) dan manak (melahirkan). Keberadaan perempuan bekerja di ruang domestik dengan begitu terkait erat dengan fungsi reproduksinya.

Pada sisi lain dalam pandangan keagamaan kehadirannya di ruang publik dapat menimbulkan masalah sosial yang serius. “Pekerjaan perempuan di luar rumah lebih banyak menimbulkan “fitnah”.

Al-Qur’an menurut pandangan ini telah menegaskan : “dan hendaklah kalian (perempuan) tetap tinggal di rumah, dan janganlah berperilaku seperti perempuan-perempuan jahiliyah dahulu”.(QS. al-Ahzab ayat 33).

Wacana keagamaan dan budaya ini dihadirkan dan dibakukan dalam masyarakat melalui berbagai media dan sarana budaya, politik dan agama, sekali lagi, selama berabad-abad.

Perempuan: Beban Ganda dan Terdiskriminasi

Pandangan-pandangan di atas tentu saja merupakan hasil pemikiran yang tidak kritis. Fakta-fakta sosial menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki kemampuan fisik dan kecerdasan intelektual yang relatif sama dengan laki-laki.

Baca Juga:

Merebut Kembali Martabat Perempuan

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Bahkan dalam banyak kenyataan hari ini, secara fisik dan mental perempuan justru lebih tangguh daripada laki-laki. Ketika laki-laki menyerah dan tak berdaya terhadap tekanan ekonomi yang bertubi-tubi dan melelahkan. Bahkan akibat krisis yang panjang, perempuan justru tampil bekerja untuk menolong keluarganya dengan seluruh risiko yang harus ditanggungnya.

Cerita banyak PRT memperlihatkan bahwa tugas dan kewajiban mereka sungguh amat berat. Meski dalam kontrak atau perjanjian telah ada aturan waktu, tetapi pada kenyataannya mereka bekerja tanpa kenal istirahat yang cukup. Kenyataan ini menunjukkan dengan jelas bahwa pekerjaan PRT sesungguhnya tidaklah ringan sebagaimana dipersepsi banyak orang selama ini.

Kehadiran perempuan di ruang publik untuk kerja-kerja sosial, ekonomi, budaya dan politik telah menjadi bagian dari sejarah Islam masa Nabi dan para sahabatnya. Khadijah, istri Nabi adalah pedagang besar yang sukses dan Aisyah, juga istri beliau, di samping perempuan paling cerdas adalah pemimpin politik terkemuka pada masanya. Ini berarti bahwa perempuan bukan hanya entitas reproduktif tetapi juga produktif.

Kita sungguh-sungguh tidak habis mengerti, meski konon secara norma agama dan tradisi, bahwa perempuan harus selalu berada di rumah bersama suami dan anak-anaknya dan tidak boleh pergi jauh meninggalkan mereka.

Tetapi realitas telah memperlihatkan kepada kita betapa banyak perempuan yang direlakan, kadang-kadang dipaksa keluarganya, termasuk suaminya. Bahkan bekerja ke luar negeri dengan iringan doa untuk menjadi TKW berikut risikonya sendiri yang amat berat. Bukankah ini merupakan kenyataan pandangan yang ambigu? Norma agama tampaknya tak mampu membendung arus besar PRT perempuan ke luar negeri.

Secara Fakta Sosial

Secara intelektual fakta-fakta sosial juga memperlihatkan bahwa perempuan telah banyak yang memiliki keahlian relatif lebih baik dan lebih cerdas daripada laki-laki.

Jika fakta masih menunjukkan jumlah laki-laki yang ahli lebih banyak dari perempuan. Maka hal itu bukan soal potensi inheren perempuan, bukan karena kodrat perempuan, tetapi hasil dari konstruksi sosial yang ditanamkan berbad-abad yang membatasi ruang pendidikan kaum perempuan.

Dan konstruksi inilah yang kemudian melahirkan ketidakadilan dan kekerasan sebagaimana yang sudah dikemukan. Ketidakadilan dan kekerasan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak manusia. []

Tags: perempuanRuang DomestikTafsir Agamawarisan budaya
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Tafsir Keadilan Gender

Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir

13 Juli 2025
Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Praktik Kesalingan

    Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID