• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Tokoh

Ratna Ulfah: Kisah Perempuan Ulama dalam Pusaran Dakwah

Semangatnya dalam berdakwah juga diilhami dari Rahima, sebuah lembaga yang bergerak pada isu pendidikan dan informasi Islam dan hak-hak perempuan

Andi Nur Faizah Andi Nur Faizah
27/09/2021
in Tokoh
0
Perempuan

Perempuan

96
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ratna Ulfah terguncang saat suaminya meninggal dunia. Masyarakat mengenal suaminya sebagai takmir masjid yang menginisiasi berbagai kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar. “Saya mendapatkan musibah sekaligus goncangan yang berat karena masyarakat mulai hilang kepercayaan kepada saya. Menurut mereka yang menggerakkan kegiatan selama ini adalah suami saya,”ucap Ratna. Perempuan kelahiran Malang tahun 1981 ini sebelumnya aktif memberikan usulan dalam kebijakan takmir masjid melalui suaminya.

Saat suaminya meninggal pada 2016, Ratna merasa sangat berat sebab ruang dakwahnya terbatas. “Satu kendala ketika orang melihat saya sebagai perempuan. Tidak lebih bebas dari laki-laki ketika di dunia dakwah. Menurut mereka tidak masuk ke semua unsur, seperti kegiatan masjid tidak bisa masuk,” ujarnya.

Stigma sebagai single parent yang tidak memiliki daya juga menjadi tantangan tersendiri baginya. Ia ingat betul ketika suaminya masih hidup, Ratna masih dapat memberikan pengaruh dalam kegiatan masjid melalui suaminya. Namun setelah suaminya meninggal dunia, Ratna tidak dapat memberikan usulan apapun sebab ia adalah perempuan. Kemampuannya juga diragukan oleh warga sekitar, karena mereka berpikir bahwa berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan selama ini digerakkan oleh suami Ratna.

“Ketika Allah memberikan ujian itu tidak akan memberatkan kita karena memang kadar ujian kita tidak jauh dari kemampuan kita.” Spirit itulah yang kerap menguatkan Ratna untuk berjuang melalui dakwah setelah kepergian suaminya.

Perlahan ia mencoba untuk membangun jalan dakwahnya. “Saya menguatkan anak-anak dan ibu-ibu. Mereka pasti menceritakan kepada keluarganya.” Lama kelamaan, majlis taklim yang dijalankan oleh Ratna terdengar hingga telinga bapak-bapak di lingkungannya. Tak jarang istri ataupun anak-anak yang mengikuti pengajian mendapatkan titipan pertanyaan dari para bapak untuk dijawab oleh Ratna. Kepercayaan kemudian mulai terbangun. Ratna menjadi rujukan bagi lingkungan sekitarnya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan
  • Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran
  • Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam
  • Hikmah Puasa dalam Psikologi dan Medis: Gagalnya Memaknai Arti Puasa

Baca Juga:

Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran

Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam

Hikmah Puasa dalam Psikologi dan Medis: Gagalnya Memaknai Arti Puasa

Semangatnya dalam berdakwah juga diilhami dari Rahima, sebuah lembaga yang bergerak pada isu pendidikan dan informasi Islam dan hak-hak perempuan. Perkenalannya dengan Rahima sejak 2013 semakin menguatkan Ratna untuk memperkenalkan Islam yang rahmatan lil aalamin, Islam yang lebih membumi. “Dengan penguatan dari Rahima, saya lebih kuat untuk berdakwah di masyarakat. Bahkan sampai suami saya meninggal, Rahima dengan segala materi kependidikannya semakin menguatkan saya.”

Pada 2017 Ratna kembali mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Terbukti dengan diadakannya kembali majlis taklim dengan jumlah orang yang lebih besar serta adanya kegiatan sosial seperti khitan gratis dan santunan kepada 40 anak yatim sekecamatan Banyuurip. Kini Ratna bahkan memiliki delapan binaan majlis taklim dari beragam latar belakang.

Ia juga menginisiasi infaq produktif melalui majlis taklim untuk membantu masyarakat yang terkena masalah rentenir. “Minimal ibu-ibu berinfak sebesar Rp 5.000 kemudian dikumpulkan dan dibagi kepada yang membutuhkan. Di awal 2018 terkumpul Rp 150.000 langsung dipinjamkan. Bulan berikutnya meningkat lagi, sampai sekarang Rp 2 juta yang kami pinjamkan. Tiap bulannya mereka mengangsur tanpa bunga. Kami memberikan tunjangan waktu yang cukup lama, 4 hingga 7 bulan,” jelas Ratna.

Ia juga memiliki kegiatan selain majlis taklim. “Dakwah saya tidak hanya di majlis taklim, saya diminta memberikan penguatan agama di beberapa instansi di Purworejo,” kata Ratna yang saat ini juga aktif di Gabungan Organisasi Wanita (GOW), di dalamnya terdapat 33 instansi dan lintas agama.

Langkah demi langkah, ruang gerak Ratna mulai terbuka. Ia terlibat sebagai pembimbing manasik umroh dan masih jarang pendamping umroh perempuan di Purworejo. “Itu ada pergolakan sendiri, saya itu perempuan yang tidak bisa bergerak banyak dan jamaah itu ada laki-lakinya. Tapi saya pikir apakah ini jalan Allah untuk membuka bahwa perempuan bisa menjadi pembimbing pendamping untuk umroh itu,” ungkapnya.

Pengembangan ekologi berbasis organik juga diinisasinya. Ia mengajarkan anak-anak untuk menanam sayuran organik yang kemudian dibeli oleh warga sekitar maupun di luar perumahan. “Anak-anak jadi belajar kemandirian untuk berdikari. Sayuran itu mereka yang tanam, rawat, dan hasilnya dibeli ibu-ibu sekitar perumahan. Awalnya sedikit, tapi lama-lama kita menjadi tempat pusat ketika orang perumahan atau luar perumahan membutuhkan sayur atau bibit sayur.” Hasil penjualannya tersebut kemudian digunakan untuk keberlanjutan majlis taklim di komunitas.

Kepeduliannya terhadap lingkungan juga mendorong Ratna untuk memanfaatkan sampah guna menghasilkan nilai ekonomi. “Dalam majlis taklim, mereka harus membawa sampah seperti botol plastik, kertas, karton, dan lainnya. Kita kerjasama dengan bank sampah kelompok wanita tani dan setelah dipilah kemudian ditimbang oleh pengepul. Hasilnya digunakan untuk majlis taklim.”

Dana yang masuk tersebut kemudian digunakan untuk menunjang kegiatan Majlis Taklim, seperti pengadaan buku, kitab, Alquran, bahkan alat tulis untuk anak. Ratna yang baru saja menjadi runner up penyuluh terbaik tingkat nasional tersebut, kini berencana untuk menginisiasi pembinaan dan penguatan single parent melalui majlis taklim. Baginya, perempuan muslim patut menjadi sosok yang pandai, mandiri, serta menjadi penggagas di manapun ia berada. []

Via: https://www.perempuanpeduli.com/perempuan-di-pusaran-dakwah/
Tags: dakwahislamKongres Ulama Perempuan IndonesiaMajelis TaklimPerempuan UlamaSimpul Rahimaulama perempuan
Andi Nur Faizah

Andi Nur Faizah

Bekerja di Swara Rahima Jakarta

Terkait Posts

Imam Ibnu Malik

Mengenal Imam Ibnu Malik: Sang Mahkota Ilmu Nahwu

30 November 2022
Social Justice Day, Vagabond

Stigma Perempuan Tidak Mampu Berpikir Logis, Itu Mitos!

17 Februari 2022
Perempuan Muslim

Maria Geoppert Mayer: Bukti Perempuan Unggul di Dunia Sains

16 Februari 2022
Madura

Mengenal Kepribadian Potre Koneng, Ratu Keraton Sumenep Madura

6 Desember 2021
makna Peringatan Hari Ibu

Ingatlah Kawan! Perjuangan Dewi Sartika Belum Usai

4 Desember 2021
Qira'ah Mubadalah

Belajar Kritis dari Khaled Abou El-Fadl dalam Menanggapi Hadis Misoginis

3 Desember 2021
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerjaan rumah tangga suami istri

    Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist