• Login
  • Register
Minggu, 5 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Streotipe yang Salah Pada Perempuan Single Parent

Nihayatul Wafiroh Nihayatul Wafiroh
15/05/2020
in Keluarga
0
23
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kemarin secara bersamaan via japri WA saya ngobrol dengan A teman sekelas saya S1, dia adalah seorang Nyai keren yang ditinggal wafat suaminya pada tahun 2016. Saya juga ngobrol secara terpisah dengan B seorang Ustadzah keren yang ditinggal wafat suaminya (yang kebetulan teman saya sekelas waktu S1) pada tahun 2018.

Ditambah, saya juga mengobrol dengan C seorang guru keren yang ditinggal wafat suaminya (yang kebetulan teman saya sekelas S1) pada tahun 2018.

Kepada mereka bertiga, selain saya menanyakan kabar mereka dan juga anak-anaknya, saya iseng bertanya dengan pertanyaan yang sama “Kapan menikah? Entar kabari ya kalau menikah”. Dua orang responnya sama, ketawa ngakak sambil bilang “Duh mbak belum kepikiran, fokus ngurusi anak-anak”.

Dan satu orang responnya ikon menangis sambil bilang “Hiks dengan siapa Ning? Fokus ngurusi anak-anak dulu, sambil terus menjaga diri. Allah yang menentukan jalan.”

Kesamaan dari tiga jawaban perempuan single parent ini adalah “Fokus mengurusi anak-anak dulu,” bagi ketiganya yang kebetulan memiliki anak lebih dari satu, kepentingan dan masa depan anak-anak jauh melebihi keinginan untuk memenuhi hasrat dirinya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Baca Juga:

Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Padahal ketiganya mengaku tidak mudah menjadi perempuan single parent, godaan dan pelecehan sering kali mereka terima, tapi keinginan membesarkan anak-anak mereka menjadi orang sukses lebih menguatkan dari pada kesedihan dalam menerima cobaan.

Mereka bukan menutup diri dari keinginan menikah lagi, tapi pertimbangannya lebih banyak, mereka tidak ingin terburu-buru, bahkan tidak memaksakan diri untuk mencari teman hidup, “Pasrah dan ikhlas pada takdirnya Allah” itu yang terucap dari salah satu mereka.

Saya tahu, perjuangan mereka untuk mengambil peran sebagai ibu dan ayah sekaligus tidaklah mudah. Menata hati, menata ekonomi, menenangkan pikiran, dan merancang masa depan adalah sesuatu yang mau tidak mau harus mereka hadapi, dan itu jelas perkara yang sangat sulit.

Saya percaya semua perempuan single parent menghadapi hal yang sama. Lalu kenapa masih ada yang meletakkan stereotip negatif pada perempuan single? Kenapa kata-janda-masih selalu diasosiasikan pada hal negatif? Dan kenapa seluruh stereotip itu tidak menempel pada laki-laki yang juga single parent?

Perempuan single parent seringkali mendapatkan pelecehan verbal dan pelecehan seksual, tapi banyak yang memilih diam. Tahu kenapa??? Karena masyarakat kita akan sangat mudah mengatakan “ya maklum aja, kan janda genit, gatel, makanya digituin sama cowok-cowok”.

Asli bila mendengarkan itu, pengen rasanya saya membalasnya dengan mangatakan “ketika kamu mengatakan itu, sama artinya kamu mengatakan hal yang sama kepada Ibumu, Nenekmu, Mbakyumu, adekmu atau bahkan anak perempuanmu.

Sekali kalian menghina perempuan, pada dasarnya kalian telah menghina seluruh perempuan di dunia, menghina seluruh perempuan yang telah bertaruh nyawa melahirkan kalian.”

Tanyakan pada anak-anak dari perempuan single parent ini, bagaimana Ibu mereka berjuang luar biasa untuk kehidupan mereka yang lebih baik, bagaimana Ibu mereka mencurahkan semua kemampuan yang dimiliki untuk membuat mereka bahagia dan sukses, bagaimana ibu mereka yang sebenarnya juga dalam kondisi sedih-sakit-terluka tetap berusaha tegar di hadapan mereka.

Saya yakin anak-anak dari perempuan single parent akan berada di lini paling depan untuk menjadi pembela Ibu mereka.

Yuk perempuan, apapun status sosial kalian, apapun status kehidupan pribadi kalian, apapun agama kalian, apapun suku bangsa dan bahasa kalian, apapun pekerjaan kalian, mari kita bergandeng tangan, untuk saling mensupport sesama perempuan.

I am a single parent and I stand by all women. []

Nihayatul Wafiroh

Nihayatul Wafiroh

Terkait Posts

Kehidupan Rumah Tangga

Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

4 Februari 2023
Peran Ayah bagi Anak Perempuan

Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

2 Februari 2023
Kesehatan Calon Pasangan

Pentingnya Mengetahui Kesehatan Calon Pasangan Sebelum Menikah

31 Januari 2023
Makanan Penambah Darah

Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil Berdasarkan Kearifan Lokal Indonesia

26 Januari 2023
Toxic Parents

Toxic Parents dan Akibatnya pada Pengasuhan Anak

26 Januari 2023
Mandul itu Bukan Salah Perempuan

Mandul itu Bukan Salah Perempuan Semata

25 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perempuan Miskin

    Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam
  • Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist