• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ruang Relasi Sosial Harus Dibangun dengan Pondasi Persaudaraan

Seluruh pondasi relasi kemanusiaan bisa dengan mudah dibangun kembali antar berbagai kelompok yang berbeda agama.

Redaksi Redaksi
11/07/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Ruang Relasi Sosial

Ruang Relasi Sosial

667
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ruang relasi sosial merupakan salah satu antar manusia yang memiliki nafsu dan kepentingan, pasti akan ada ketegangan, ketakutan, kekhawatiran, bahkan kekerasan, konflik, dan bisa meletus peperangan.

Karena itu, di dalam ruang relasi sosial Islam melalui ayat-ayat al-Qur’an, juga memberi jalan untuk menyalurkan ketegangan ini.

Bahkan pada akhirnya tetap bisa menjadi pondasi untuk membangun kembali ruang persaudaraan dan kerja sama untuk peradaban kemanusiaan bersama.

Jika ada kebuntuan dalam ruang persaudaraan tersebut, lalu timbul salah paham, kekhawatiran, ketakutan, bahkan keburukan dalam hal relasi yang terus memuncak.

Maka harus diupayakan terlebih dahulu langkah-langkah diplomasi untuk menyelesaikan masalah secara baik dan bermartabat (QS. an-Nahl (16): 125).

Baca Juga:

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

Masing-masing pihak bisa mengajukan argumentasi dan berdebat secara baik dan bermartabat (QS. al-Ankabuut (291: 46).

Jika terus memburuk, umat Islam sudah bisa memulai untuk melakukan kerja memata-matai lawan (QS. ath-Thuur (52): 31). Mewaspadai dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang terburuk (QS. an-Nisaa (4): 71 dan QS. al-Anfaal (8): 60).

Jika melihat implementasi ayat-ayat tersebut pada kehidupan Nabi Muhammad Saw ini terjadi dalam skala komunitas, bukan bersifat individu masing-masing.

Karena itu, jika terus memburuk maka perang bisa saja diumumkan oleh negara, bukan oleh individu. Ini pun, kata al-Qur’an, diizinkan jika untuk mempertahankan diri dari kezhaliman yang dilakukan oleh musuh (QS. al-Hajj (22): 39).

Melindungi Orang Lemah

Bahkan untuk membela dan melindungi orang-orang yang lemah secara fisik dan sosial (QS. an-Nisaa’ (4): 75), dan harus terikat dengan etika secara ketat, seperti melindungi tempat-tempat ibadah (QS. al-Hajj (22): 40).

Termasuk juga kita tafsirkan seluruh fasilitas umum dan sumber kehidupan, balasan kekerasan harus sepadan dan terukur (QS. al-Baqarah (2): 194). Dan yang terbunuh hanyalah orang yang benar-benar terlibat perang (QS. al-Baqarah (2): 190).

Dengan etika dan moralitas perang seperti ini kita harapkan, begitu perang selesai, seluruh pondasi relasi kemanusiaan bisa dengan mudah ia bangun kembali antar berbagai kelompok yang berbeda agama.

Bahkan untuk membangun peradaban kehidupan, kebaikan, kesejahteraan, dan keadilan. Yaitu peradaban yang berporos pada semangat kasih-sayang bagi semua kehidupan (rahmatan lil ‘alamin). Dan upaya menyempurnakan akhlak dalam seluruh relasi kemanusiaan (itmam shalihul akhlak). []

Tags: DibangunpersaudaraanpondasiRelasiRuangsosial
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Film Horor

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam
  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID