• Login
  • Register
Kamis, 23 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Segala Bentuk Nikah Siri Mestinya Haram

Nikah siri ini sebetulnya kejahatan berbalut syariat atau agama. Masih banyak para ulama yang tidak tegas dan konsisten dalam menyikapi persoalan ini

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
08/03/2023
in Personal
0
Nikah Siri

Nikah Siri

594
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebetulnya terlambat. Fatwa terbaru tentang nikah siri yang diputuskan oleh Lembaga Bahsul Masail (LBM) PCNU Kabupaten Cirebon, yang diketuai  oleh KH. Imam Nawawi dari Pesantren Gedongan. Untungnya saya mengenal secara pribadi dengan Kiai Nawa. Namun begitu, seperti kata pepatah, lebih baik terlambat ketimbang tidak sama sekali.

Saya yakin, salah satu motif dari terselenggaranya bahsul masail adalah karena pengalaman pribadi Kiai Nawa yang kerap bertugas di KUA Kecamatan setempat. Lepas dari berbagai motif itu dan lainnya, bahwa nikah siri ini sebetulnya kejahatan berbalut syariat atau agama. Masih banyak para ulama yang tidak tegas dan konsisten dalam menyikapi persoalan ini. Sungguh nikah siri seratus persen menimbulkan banyak madarat dan bahaya, bagi banyak pihak, terlebih perempuan.

Termasuk oleh karena itu, saya masih  menyayangkan keputusan LBM PCNU Kabupaten Cirebon yang setengah-setengah. Katanya, nikah siri haram, tetapi akadnya tetap sah misalnya ketika menyangkut persoalan usia. Justru karena usialah nikah siri dan nikah dini/nikah anak itu juga haram. Saya menyampaikan permintaan agar keputusan bahsul masail itu disempurnakan secara tegas dan akan menjadi aturan di KUA.

Daftar Isi

    • Nikah Siri Haram
  • Baca Juga:
  • OIAA-Cairo: Mengharamkan Khitan Perempuan Sesuai Syari’ah Islam
  • Merespon Tanggapan tentang Pengharaman P2GP, dan Perbedaan Metode Bermazhab
  • Ulama Harus Turut Andil Atasi Kekerasan terhadap Perempuan
  • Bedah Buku Perempuan (Bukan) Makhluk Domestik, Membahas Iddah bagi Laki-Laki
    • Menilik Pengalaman KUPI

Nikah Siri Haram

Ada sedikitnya dua analogi yang mereka pakai, mengapa kemudian nikah siri haram, tapi sah. Satu, tentang pakaian hasil curian yang dipakai untuk shalat. Katanya, mencuri pakaiannya haram, tapi shalatnya sah. Lagi-lagi saya menyayangkan, keputusan fikih seperti ini. Jadi mestinya mencuri pakaian itu haram dan shalat dengan pakaian hasil curian juga haram.

Dua, jual beli setelah adzan kedua Jum’at, katanya hukumnya haram, tapi transaksi jual belinya sah. Mestinya tidak boleh begitu. Transaksi jual belinya juga haram karena berlaku bagi umat Muslim.

Baca Juga:

OIAA-Cairo: Mengharamkan Khitan Perempuan Sesuai Syari’ah Islam

Merespon Tanggapan tentang Pengharaman P2GP, dan Perbedaan Metode Bermazhab

Ulama Harus Turut Andil Atasi Kekerasan terhadap Perempuan

Bedah Buku Perempuan (Bukan) Makhluk Domestik, Membahas Iddah bagi Laki-Laki

Saya merasa analogi itu memang ada pentingnya. Namun begitu, tidak semua analogi bisa pas kalau kemudian dijadikan komparasi kasus per kasus. Ada saatnya analogi itu memang pas, ada kalanya analogi juga akhirnya malah mengaburkan hukum.

Menilik Pengalaman KUPI

Melalui catatan harian ini, sekali lagi saya meminta secara khusus kepada Kiai Nawa dan LBM untuk segera menyempurnakan keputusan hukum haram secara menyeluruh terkait dengan nikah siri. Sebab nikah itu kebahagiaan dan ibadah. Siapa pun yang menyembunyikan kebahagiaan dan ibadah soal nikah sudah pasti bertentangan dengan syariat. Adanya siri itu karena memang ada “sesuatu” yang dekat dengan aib.

Saya pikir keputusan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) soal nikah siri (dan dalam soal lainnya tentang khitan perempuan atau P2GP, nikah beda agama, nikah anak, dll) jauh lebih memanusiakan dan sesuai dengan spirit Islam yang memuliakan perempuan.

Bagaimana mungkin agama yang punya sejuta misi untuk melindungi manusia, tetapi justru malah menyakiti hati perempuan. Ini pasti ada yang salah, terutama produk fikih para ulama yang terbatas konteks dan budaya patriarkhi yang selama ini mendarah-daging.

Fikih dan ushul fikih tidak mungkin mencederai kemanusiaan dan hak asasi manusia. Sebab fikih dan ushul fikih yang bias gender sudah pasti merupakan kreasi pemikiran para ulama klasik yang terbatas konteks dan kungkungan budaya patriarkhi. Semoga bermanfaat. Wallaahu a’lam. []

Tags: FatwaLBM NULembaga Bahtsul MasailNikah SiriPCNU Kabupaten Cirebon
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Menjadi Minoritas

Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

21 Maret 2023
Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

18 Maret 2023
Pembuktian Perempuan

Cerita tentang Raisa; Mimpi, Ambisi, dan Pembuktian Perempuan

18 Maret 2023
Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga: Benarkah Pengangguran?

17 Maret 2023
Patah Hati

Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!

16 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perayaan Nyepi

    Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist