• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Sekolah Alam Wangsakerta: Belajar Tidak Harus Selalu di Ruang Kelas

Dari sini kita bisa belajar bahwa belajar itu tidak harus selalu berseragam dan di dalam ruangan. Tapi, kegiatan ini bisa dikemas dengan berbagai cara, salah satunya dengan belajar sambil menikmati angin di kebun.

Shobihah Mustahdiyah Shobihah Mustahdiyah
21/06/2024
in Personal
0
Wangsakerta

Wangsakerta

811
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, aku dan teman-teman Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) ISIF mengikuti kegiatan Mata Kuliah Participatory Action Research (PAR) selama empat hari di Yayasan Wangsakerta, Dusun Karangdawa, Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu.

Kegiatan ini berlangsung selama empat hari dan didampingi langsung oleh dosen pengampu Mata Kuliah PAR sekaligus pemilih Yayasan Wangsakerta, yaitu Ibu Farida Mahri, dan Pak Wahid Hasyim.

Selama di Wangsakerta, kami mempelajari banyak hal, termasuk melakukan mini riset di masyarakat Dusun Karangdawa. Melalui mini riset ini, aku berhasil menemukan beberapa masalah yang tengah dihadapi oleh warga di sana. Salah satunya tentang sulitnya pendidikan bagi anak-anak Karangdawa.

Dari sekian penduduk, mayoritas anak-anak di Karangdawa hanya menempuh pendidikan sampai jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja. Lalu setelah itu mereka akan bekerja atau menikah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut ialah sulitnya ekonomi keluarga, sehingga mayoritas dari mereka terpaksa harus putus sekolah karena tidak kuat untuk membayar biaya sekolah. Di sisi lain, ada juga beberapa anak yang tidak tertarik untuk sekolah, karena dianggap membobasankan, buang-buang waktu dan tidak menjamin mendapat pekerjaan.

Baca Juga:

Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

Alarm Bahaya Pencabulan Anak: Belajar dari Kasus Keluarga di Garut

Kata Nyai Badriyah: Banyak Para Sahabiat Belajar Langsung kepada Rasulullah Saw

Mari Belajar Menjaga Lisan dari Novel Hello Tere Liye

Cara berfikir seperti ini tentu sangat wajar, sebab jika aku lihat, mayoritas masyarakat di Dusun Karangdawa secara ekonomi memang cukup memprihatinkan. Dengan begitu, pergi ke sekolah untuk duduk manis belajar bukan merupakan kebutuhan prioritas. Sebab, setiap hari yang dipikirkan oleh mereka, baik anak-anak maupu orang tua ialah bagaimana caranya bertahan hidup.

Menghadapi situasi seperti ini, Ibu Farida Mahri berinisiatif untuk membuka sekolah alam Wangsakerta untuk anak-anak yang putus sekolah dan kurang mampu di sekitar Dusun Karangdawa.

Mengajak Anak Putus Sekolah

Awalnya gerakan Ibu Farida dan teman-temannya adalah mengajak anak-anak yang putus sekolah untuk mengisi waktu kosongnya dengan menanam dan mengelola tanah. Strategi ini sengaja beliau lakukan supaya membangun kedekatan terlebih dahulu dengan masyarakat di sana.

Setelah itu, barulah Ibu Farida, Pak Wahid dan teman-temannya mengenalkan anak-anak tersebut pada kegiatan belajar. Seperti belajar membaca, berhitung dan menulis.

Uniknya proses belajar ini tidak dilakukan di ruang kelas seperti di sekolah-sekolah pada umumnya. Tetapi justru kegiatan belajarnya sangat asik dan santai. Kadang dilakukan di bawah pohon, di kebun, di halaman saung Wangsakerta, dan di tempat-tempat terbuka lainnya.

Metode belajar ini ternyata secara perlahan mampu menarik perhatian anak-anak yang putus sekolah tersebut. Awalnya mereka enggan untuk belajar dan pergi ke sekolah. Namun dengan metode belajar yang asik dan santai, mereka justru bersemangat dan akhirnya mau bergabung dengan sekolah alam Wangsakerta.

Dari sini kita bisa belajar bahwa belajar itu tidak harus selalu berseragam dan di dalam ruangan. Tapi, kegiatan ini bisa kita kemas dengan berbagai cara, salah satunya dengan belajar sambil menikmati angin di kebun.

Di sisi lain, sekolah alam Wangsakerta juga bukan hanya mengajarkan anak-anak untuk membaca, menghitung dan menulis. Tapi, mereka juga dibekali keterampilan bertani, ternak hewan ungas, pemetaan wilayah, perorganisiran masyarakat. Sampai pada pekerjaan-pekerjaan domestik, seperti bersih-bersih, memasak, mencuci dan lain-lain.

Pendekatan yang telah sekolah alam Wangsakerta lakukan ternyata mampu mendorong anak-anak, sekaligus orang tuanya untuk mulai berdaya. Baik secara pengetahuan, ekonomi, sosial dan juga ketahanan pangan keluarga.

Menanam

Di sana, Ibu Farida dan Pak Wahid mengajak anak-anak muda dan orang tua untuk menanam dengan menggunakan pupuk organik, mengolah hasil tanaman menjadi makanan siap saji, menjual hasil tanaman lewat pasar Balong Setu (Balset), mengemas makanan dengan kemasan ramh lingkungan dan mampu membaca serta menghitung.

Pendekatan dan strategi yang sekolah alam Wangsakerta lakukan ini menurutku sangat bagus jika kita adopsi dan terapkan di dunia pendidikan. Baik formal maupun formal. Tentu saja harus melihat kebutuhan masing-masing tempat.

Namun membekali anak-anak untuk memiliki keterampilan, selain membaca, menulis dan berhitung juga peting. Seperti halnya yang sekolah alam Wangsakerta lakukan. []

Tags: belajarRuang KelasSekolah AlamWangsakerta
Shobihah Mustahdiyah

Shobihah Mustahdiyah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Laku Tasawuf

Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

24 Mei 2025
Narasi Gender dalam Islam

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

22 Mei 2025
Jalan Mandiri Pernikahan

Jalan Mandiri Pernikahan

22 Mei 2025
Age Gap

Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

22 Mei 2025
Catcalling

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

21 Mei 2025
Berpikir Positif

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

21 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Laku Tasawuf

    Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan
  • Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an
  • Ihdâd: Pengertian dan Dasar Hukum
  • Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version