• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Selingkuh Bukan Jalan Keluar: Mengkaji Film Mendarat Darurat

Film Mendarat Darurat ini memiliki alur yang begitu sederhana. Terbungkus dengan kisah yang renyah dan sangat relate dengan kehidupan rumah tangga setiap orang

Firda Rodliyah Firda Rodliyah
13/04/2023
in Film
0
Film Mendarat Darurat

Film Mendarat Darurat

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setiap orang yang telah menikah, cenderung memiliki banyak jalan yang bisa dilalui untuk menyelesaikan permasalahannya masing-masing. Lantas, apakah selingkuh merupakan salah satu jalan keluar?

Film Mendarat Darurat menjadi salah satu serial drama komedi yang bisa pembaca tonton. Film yang berdurasi satu jam lima puluh tiga menit ini mengisahkan tentang lika-liku kehidupan rumah tangga Maya dan Glen. Pada awal pernikahan, keluarga kecil mereka selalu berlimpah kebahagiaan dan romantisme cinta. Setiap waktu tidak habis dengan senyum dan tawa di antara mereka.

Glen dan Maya dikisahkan sebagai seorang pekerja kantoran. Setiap pagi sampai malam, keduanya sibuk di kantor masing-masing. Sehingga waktu yang dapat mereka habiskan berdua hanyalah malam sampai pagi saja.

Meskipun di awal pernikahan mereka berdua tergambarkan sebagai pasangan  yang begitu romantis, larut demi larut akhirnya mereka mengalami perubahan sikap yang drastis. Barangkali bosan, begitulah gumam saya sebagai penikmat. Yang sebelumnya mereka selalu tertawa di atas ranjang, akhirnya berakhir pada suasana yang sepi dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Di mana sebelumnya begitu banyak physical touch, berakhir pada rasa lelah karena pekerjaan dan memilih tidur di awal waktu.

Mulai Ada Perubahan

Perubahan pun semakin besar ketika Maya seringkali marah kepada Glen, bahkan atas kesalahan kecil sekali pun. Tak hanya itu, ia pun turut sering menanyakan jam kepulangan, sampai mempermasalahkan Glen yanng telat sampai rumah, sehingga membuat suaminya merasa risih. Bahkan jika Glen menjelaskan panjang lebar perihal kedaannya yang macet atau sebagainya, tak jarang Maya masih mempermasalahkannya.

Baca Juga:

Surat yang Kukirim pada Malam

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

Akhirnya Glen bingung atas sikap istrinya, ia pun meminta pendapat kepada teman kantor sekaligus sahabatnya, Yahya. Ia mengatakan, “Selingkuh nggak selingkuh, kamu bakal tetap dituduh selingkuh. Lebih baik selingkuh aja, dapat enaknya.”

Sejak saat itu Glen bimbang, apalagi ditambah atasannya juga sedang menaksir padanya. Awalnya Glen tidak berminat untuk mendua dari istrinya. Namun melihat Maya masih suka marah dan melampiaskan emosi, Glen jadi berpikir dua kali.

Pada suatu hari, Glen merencanakan untuk selingkuh dengan atasannya dan check in ke sebuah hotel. Sebelum melakukan apapun, tiba-tiba Glen mendapati kabar di televisi bahwa namanya terpampang sebagai korban kecelakaan maut pesawat. Dalam berita pun ditayangkan istrinya sedang diwawancarai dengan menangis tersedu. Dari situ, Glen tidak tega, merasa bingung, dan tidak tahu harus bagaimana.

Perselingkuhan Glen pun berakhir ketika ia sedang berada dalam rumah Yahya. Saat itu ia mendapati istrinya datang dan mengatakan pada Yahya bahwa perselingkuhan di antara mereka merupakan sebuah kesalahan.

Hal tersebut kemudian membuat Glen menjadi marah besar terhadap Yahya dan ingin pulang kepada istrinya. Ia mengirim pesan pada istrinya tentang perselingkuhannya, kabarnya yang masih hidup, dan dirinya yang sedang dalam perjalanan pulang. Sesampainya di rumah, iapun berpelukan dengan istrinya.

Alur Cerita yang Sederhana

Film Mendarat Darurat ini memiliki alur yang begitu sederhana. Terbungkus dengan kisah yang renyah dan sangat relate dengan kehidupan rumah tangga setiap orang. Walaupun konflik perselingkuhan tidak tergambarkan begitu jelas, dalam artian scene  yang menampakkan keromantisan antar Glen dan selingkuhannya, atau ketika Maya sedang berselingkuh dengan Yahya. Namun rasanya penulis ingin memberikan pesan yang jelas pada setiap adegannya yang menyatakan bahwa selingkuh bukanlah suatu perbuatan yang dapat kita benarkan.

Pada dua adegan, yakni ketika Maya diwawancarai wartawan televisi, maupun ketika Maya sedang mendatangi Yahya di rumahnya, ia menyatakan penyesalannya terhadap diri sendiri. Di mana ia merasa kehilangan yang begitu besar atas kematian suaminya. Di sini menunjukkan rasa cinta yang nyata dari sosok Maya. Begitupun juga hal ini nampak pada Glen dalam adegan keraguannya untuk mendua. Hingga keinginannya untuk kembali kepada Maya selepas terkuak perselingkuhan istrinya dengan Yahya.

Maya maupun Glen sama-sama tidak membenarkan perselingkuhannya. Mereka sadar, bahwa selingkuh bukanlah jalan keluar dalam tiap masalah yang mereka hadapi di dalam relasi suami istri. Rasa bosan dengan keadaan, ataupun naik turunnya keromantisan dalam rumah tangga akan selalu terjadi. Namun bukan selingkuh yang menjadi solusi. Melainkan kepercayaan dan komunikasi.

Ketika Komunikasi Menjadi Kunci

Komunikasi yang baik kepada pasangan menjadi sebuah kunci pamungkas yang turut tersampaikan dengan baik dalam Film Mendarat Darurat ini. Komunikasi sendiri termasuk dalam 5 pilar perkawinan di dalam perspektif Mubadalah. Di mana suami dan istri harus saling bermusyawarah untuk menjaga keromantisan di dalam rumah tangga, sehingga senantiasa menghadirkan kasih sayang, ketentraman, ketenangan, dan saling percaya.

Beruntungnya, penyesalan Glen dan Maya menjadi sebuah pengingat bagi saya maupun pembaca yang berminat untuk menonton Film Mendarat Darurat ini, bahwa penyesalan akan selalu datang di belakang. Seperti halnya berita kematian Glen secara tiba-tiba, dan perselingkuhan di dalam pernikahannya itu.

Sebelum hal tersebut terjadi, sebagai penikmat film yang baik kita perlu belajar bahwa di dalam pernikahan yang kita butuhkan tidak hanya niat yang cukup kuat untuk membangun komunikasi. Tetapi juga komitmen yang kokoh bersama pasangan dalam mengendarai bahtera rumah tangga. []

 

Tags: Film Mendarat DaruratistrikeluargaperkawinanRelasiReview Filmsuami
Firda Rodliyah

Firda Rodliyah

Anggota Puan Menulis

Terkait Posts

Film Rahasia Rasa

Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

6 Juli 2025
Squid Game

Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

3 Juli 2025
Nurhayati Subakat

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

26 Juni 2025
Film Animasi

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

22 Juni 2025
Film Azzamine

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

20 Juni 2025
Tastefully Yours

Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

19 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID