• Login
  • Register
Minggu, 4 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Seni Bermain Bola dan Hasil Pilkada

Zahra Amin Zahra Amin
02/10/2022
in Aktual
0
Seni Bermain Bola

Seni Bermain Bola dan Hasil Pilkada

14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id– Piala dunia 2018 yang menjadi ajang olahraga bergengsi Internasional masih dan selalu ramai menjadi perbincangan banyak orang. Terlebih sudah melewati babak kualifikasi, tentu semakin banyak harap dan cemas untuk masing-masing pendukung. Berikut ini penjelasan terkait seni bermain bola dan hasil Pilkada.

Tiap ajang pertandingan memberi banyak kejutan, tim yang diunggulkan bertumbangan. Der panzer Jerman sebagai juara bertahan harus harus angkat koper Timnas Korea Selatan dengan skor telak 2-0. Disusul kemudian Argentina, Portugal dan terakhir Spanyol.

Itulah sepakbola, filosofi  bentuk bola itu sendiri yang bundar dan tak bisa ditebak ke mana arahnya memantul, menggelinding, ke atas dan atau ke bawah, lalu berhenti di sudut gawang menjadi gol yang diharap-harapkan. Namun lihatlah sportifitas dari para pemain sepakbola dan supporter-nya.

Mereka mau mengakui kekalahan dengan legawa dan tangan terbuka untuk saling menerima dan menguatkan. Ketika satu tim kalah, maka dengan mudah akan memindahkan dukungan pada tim lain tanpa beban. Dan menikmati setiap proses itu sebagai bagian dari permainan dalam kehidupan.

Saya memang bukan pengamat bola. Bukan pula penggila atau supporter fanatik tim sepakbola. Tetapi bersamaan dengan even Piala Dunia tahun ini dihelat pula Pilkada serentak 2018 di Indonesia. Bagaimana dua kompetisi itu memberikan aura pertarungan sengit yang menghasilkan kemenangan dan kekalahan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Maria Ulfah Santoso, Perempuan Yang Ikut Berkontribusi Lahirnya Pancasila
  • Hari Lahir Pancasila, dan Sekian Tantangan yang Kita Hadapi
  • Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam
  • Hukum Keluarga Islam di Indonesia masih Diskriminatif

Baca Juga:

Maria Ulfah Santoso, Perempuan Yang Ikut Berkontribusi Lahirnya Pancasila

Hari Lahir Pancasila, dan Sekian Tantangan yang Kita Hadapi

Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam

Hukum Keluarga Islam di Indonesia masih Diskriminatif

Baca juga: Pesan Perempuan untuk Pilkada 2018

Sehingga sangat mungkin terjadi gesekan, perselisihan hingga mungkin berakhir pada perpecahan. Namun yang patut diingat, ada kepentingan yang lebih besar selain hanya mengunggulkan Timnas tertentu atau calon kepala daerah tertentu, yakni atas nama persaudaraan dan kemanusiaan. Pilihan boleh berbeda, tapi kita semua tetap bersaudara.

Bermain bola adalah seni, bagaimana mengatur strategi dan mengendalikan bola agar menghasilkan gol ke gawang lawan. Politik, dalam hal ini Pilkada 2018 juga adalah seni bagaimana kita menyalurkan aspirasi dan suara untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia.

Baca juga: Jamal dan Jalal di Pilkada

Dalam sepakbola banyak hal yang mungkin terjadi, seperti timnas yang dianggap kuat bertumbangan menuai kekalahan, sementara timnas yang kurang diperhitungkan malah membuat catatan rekor kemenangan.

Begitu pula dalam proses Pilkada kemarin. Banyak yang tidak menyangka jika calon yang dianggap kuat, atau telah mengakar erat menjadi dinasti dalam suatu daerah ternyata tak mampu mempertahankan kekuasaan.

Mungkin benar adagium ‘Tidak ada yang abadi kecuali perubahan’ milik Heraclitus (540 SM-480 SM) Filsuf Yunani. Atau perkataan Heraclitus lainnya, ‘panta rhei kai uden menei‘, yang artinya ‘semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap.’

Masih menurut Heraclitus, tidak ada satu hal pun di alam semesta yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Perubahan itu menuntut kita untuk berusaha agar terus memperbaiki diri, merubah strategi permainan, baik dalam sepakbola maupun kontestasi pemilu.

Baca juga: Menuju Pilkada 2018

Atau meminjam kalimat Sang Guru Bangsa Gusdur, ‘Tak ada kekuasaan yang pantas dibela mati-matian.’ Dalam kalimat tersebut diatas menyimpan pesan bagi yang telah menang agar tak jumawa membusungkan dada, harus tetap merangkul mereka yang dulu bersebrangan, dan menjadikannya sama-sama sebagai rakyat yang dilibatkan dalam pembangunan.

Sedangkan bagi yang mengalami kekalahan agar tak meratapi nasib dengan kesedihan atau kemarahan yang berkepanjangan. Bahkan sampai membawa luka itu menjadi julukan tak menarik seperti kampreter dan cebongers di dunia maya, yang menjadi ruang penghakiman maha benar netizen dengan segala komentarnya.

Pentas piala dunia pasti akan berakhir dan melahirkan juara baru sepak bola hingga empat tahun ke depan. Pilkada serentak 2018 pun usai sudah. Hasil hitung cepat lembaga survei maupun KPUD telah banyak dirilis media massa. Kita semua sudah mengetahui siapa saja yang telah memenangkan pesta demokrasi itu.

Maka sudahi setiap pertentangan dan kompetisi di hari-hari kemarin. Mari kita kawal bersama janji kampanye para pemimpin baru di daerah masing-masing. Jangan lupa untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan perubahan bagi negeri kita tercinta.

Sebab, kata Dr Faqihuddin Abdul Qodir dalam status facebooknya, yang saya ubah sedikit diksinya, ‘Kalah atau menang calon kita, mari kita galang kembali kekuatan untuk kesuksesan bersama. Karena kita menjadi beda dan mengada untuk Indonesia. Sebab berbeda dan bersatu adalah Indonesia; Bhineka Tunggal Ika.’

Demikian penjelasan terkait seni bermain bola dan Hasil Pilkada. Semoga bermanfaat. [Baca juga: Pesan Perempuan untuk Pilkada 2018 ]

Tags: gus durIndonesiakang faqihkepala daerahkontestasiPiala duniaPilkadasepak bolatimnas
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Piagam Surabaya

6 Rekomendasi Piagam Surabaya

6 Mei 2023

AICIS 2023 Hasilkan Piagam Surabaya, Tolak Politik Identitas

6 Mei 2023
Kekerasan Perempuan

Komnas Perempuan: di Hari Buruh Perempuan Pekerja Masih Alami Kasus Kekerasan Berbasis Gender

2 Mei 2023
Perempuan Pekerja

Hari Buruh: Pastikan Pelindungan Perempuan Pekerja dari Ancaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2 Mei 2023
Puasa Dalam Perspektif Psikologi

Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

28 Maret 2023
Perempuan Ngaji

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perkembangan Islam di Gorontalo

    Peran Putri Owutango dalam Perkembangan Islam di Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Gender dalam Agama Budha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum
  • Gaya Hidup Minimalis dalam Al-Qur’an
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?
  • Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita
  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist