• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Si Paling Berkorban (People Pleaser) VS Suka Menolong (Altruistik)

Isu mengenai bagaimana membangun relasi yang sehat sebagai sesama manusia menjadi salah satu perbincangan yang menarik

rahmaditta_kw rahmaditta_kw
07/10/2023
in Personal
0
Si Paling Berkorban

Si Paling Berkorban

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perkembangan era digital yang semakin masif telah membawa pengaruh positif yang begitu kuat bagi kesadaran akan kesehatan mental masyarakat.

Isu mengenai bagaimana membangun relasi yang sehat sebagai sesama manusia menjadi salah satu perbincangan yang menarik.

Relasi pertemanan misalnya. Gen Z mendefinisikan satu kelompok dengan sebutan “circle pertemanan”.

Bagaimana seseorang diterima dalam satu circle adalah satu keresahan bagi generasi muda genZ. Tak lain mereka melakukan berbagai cara untuk dapat diterima dalam kelompok circle pertemanan salah satunya dengan menjadi si paling berkorban atau “people pleaser”.

Menurut Clancy, (2018) People pleaser adalah tindakan seseorang yang mendambakan perhatian, penerimaan, dan persetujuan yang bersifat eksternal/dari orang lain. People pleaser merupakan tindakan mementingkan orang lain di atas kepentingan kebutuhannya sendiri. Ia melakukan kebaikan dengan tujuan “agar diterima dalam kelompok sosial dan mengharapkan validasi dari orang lain”.

Baca Juga:

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

Tanda-tanda orang People Pleaser

Berbuat sesuatu dengan “nilai kebaikan” adalah satu kemaslahatan. Namun jika nilai kebaikan tidak berlandaskan niat hablum minallah, hablum minnas dan, serta pemahaman kapasitas diri, sikap people pleaser ini menjadi suatu sikap yang perlu kita rubah.

Kalau kita lebih teliti dan peka pada sekitar, sikap people pleaser ini banyak kita temukan dalam segala lapisan relasi, seperti relasi asmara, relasi pertemanan, relasi pekerjaan dll. Berikut  tanda sikap people pleaser yaitu:

1). Tidak bisa berkata “tidak”.  Seseorang dengan sikap “people pleaser” akan sulit berpendapat “tidak” kepada orang lain, karna ia merasa sungkan jika pendapatnya akan melukai oranglain.

2). Merasa bertanggungjawab atas perasan orang lain. Orang dengan sikap people pleaser cenderung merasa paling bertanggungjawab atas “perasaan” orang lain. Jadi sedemikan rupa si people pleaser berkorban untuk membuat oranglain merasa nyaman dan bahagia, walaupun harus melupakan kebahagiannya sendiri.

3). Insecure dan Mengharapkan penerimaan diri dari orang lain. Si people pleaser sering merasa insecure atau rendah diri. Selalu merasa “tidak cukup atas diri mereka sendiri” sehingga ia melakukan berbagai cara untuk memanupulasi “kediriannya” mendapat penerimaan dari kelompoknya.

Berbuat baik dengan Altruistik

Lalu pertanyaannya, bagaimana berbuat baik agar tidak terjebak pada sikap people pleaser? Dalam ilmu psikologi, kita dapat mengenal istilah Altruistisme.

Altruisme memandang bahwa perbuatan baik, yang berasal dari motivasi atas kepedulian terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan. Altruisme melakukan perbuatan baik murni untuk “memberikan kebaikan” kepada sesama manusia. Ia tidak meneginginkan citra diri atau penerimaan diri atas nilai kebaikannya.

Sikap menolong tanpa pamrih ini dapat kita temukan dalam berbagai gerakan sosial masyarakat. Seperti gerakan sosial berbagi nasi pada masyarakat pinggiran, buka puasa gratis, berbagi sayur, gerakan relawan tanggap bencana dll.

Dapat kita tarik benang merahnya, bahwa perbedaan antara people pleaser dan altruitik ini yang begitu kentara. Jika seorang people pleaser melakukan kebaikan “dengan niat citra diri”,  sedangkan altruistik adalah tindakan menolong sesama manusia tanpa mengharapkan “penilaian dari orang lain”.

Selain itu, seseorang dengan sikap altruistik memiliki kontrol diri. Yang artinya, individu tersebut  memahami betul kapasitas potensi diri dalam memberikan bantuan. Sehingga dengan pemahaman atas kemampuan potensi diri, ia tidak akan mengabaikan kebutuhan dasarnya sebagai manusia.

Berbuat Baik: Altruistik sebagai Jalan Spiritual

Jika menilik, dan memperhatikan orang orang saleh dan salehah seperti para Kyai dan Bu Nyai di pondok pesantren, kita dapat menemukan kesederhanaan dan keteduhan yang begitu kental terasa.

Kita dapat mengambil sepotong kisah kecil, di mana pak Kyai dan bu Nyai senantiasa hadir menjadi pendengar baik, sekaligus membantu dalam pemecahan masalah pribadi santri ataupun masyarakat.

Nyatanya, semakin sering membantu dapat mengasah rasa kepedulian pada sesama manusia. Secercah kebaikan kepada sesama manusia juga dapat membawa kebahagiaa tersendiri.

Potret kehidupan sederhana pak Kyai dan bu Nyai adalah bukti bahwa sikap altruistik (membantu sesama manusia tanpa pamrih) adalah bukti seorang khalifatul fi’ard yang membawa kemaslahatan dan kebermanfaatan di muka bumi ini dengan daya yang ia miliki.  Pun demikian keserderhanaan dan kebiasaan dalam berbuat kebaikan menjadi salah satu jalan dalam menggapai pemaknaan spiritual. []

 

Tags: AltruismeKesalinganKesehatan MentalPeople PleaserRelasi
rahmaditta_kw

rahmaditta_kw

Alumni Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga tahun 2023, Prodi Interdisciplinary Islamic Studies, Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam. Sekarang ini aktif sebagai pengajar dan pembelajar bersama anak millenial.

Terkait Posts

Penindasan Palestina

Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

18 Juli 2025
Kehamilan Perempuan

Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

18 Juli 2025
eldest daughter syndrome

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

17 Juli 2025
Love Bombing

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

16 Juli 2025
Disiplin

Ketika Disiplin Menyelamatkan Impian

15 Juli 2025
Inklusivitas

Inklusivitas yang Terbatas: Ketika Pikiran Ingin Membantu Tetapi Tubuh Membeku

15 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID