• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Siapa yang Dirugikan dalam Film Genre Perselingkuhan?

Salah satu konflik yang sering terangkat dalam drama percintaan adalah tentang perselingkuhan suami atau istri

Khairun Niam Khairun Niam
26/06/2024
in Film
0
Film Genre Perselingkuhan

Film Genre Perselingkuhan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Drama perfilman indonesia memang sangat beragam, mulai dari horor, romantis, aksi, religi, pertualangan, rumah tangga, perselingkuhan dan lain-lain. Terkadang kisah yang diambilpun cukup variatif, ada yang mengutip dari novel dan ada pula dari kisah nyata.

Salah satu film yang akhir-akhir ini ramai jadi pembicaraan dan selalu muncul di beranda Tiktok penulis adalah film Ipar Adalah Maut. Film genre perselingkuhan antara suami dan adik ipar ini cukup membuat netizen geram.

Di sisi lain, penulis sebenarnya agak risih dengan film-film genre perselingkuhan karena film tersebut tentu saja mempunyai efek yang sangat besar. Selain menjadi pelajaran pada dasarnya film dengan tema perselingkuhan dapat merugikan gender tertentu. lantas siapa yang dirugikan, laki-laki ataukan perempuan?

Film Genre Perselingkuhan

Film yang berisikan kisah percintaan memang lebih menarik minat karena genre ini sangat relate dengan kehidupan yang ada di masyarakat. Di dalamnya tidak hanya tentang kebahagiaan melainkan banyaknya terjadi permasalahan dan konflik yang harus dilalui. Salah satu konflik yang sering terangkat dalam drama percintaan adalah tentang perselingkuhan suami atau istri.

Penulis sendiri telah merangkum beberapa film genre perselingkuhan yang pernah penulis tonton sebelumnya, antara lain;

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Pertama, Surga yang tak dirindukan, pemeran film ini adalah Arini (Laudya Cynthia Bella) dan Prasetya (Fedi Nuril), kehidupan rumah tangga mereka berjalan bahagia sampai Arini mengetahui bahwa Prasetya telah menikah lagi dengan Meirose (Raline Shah. Arini dan Prasetya sempat berpisah dan menyendiri sementara waktu. Konflik tersebut ditutup dengan Meirose yang memilih mengalah dan pergi meninggalkan Pras.

Kedua, layangan putus. Film ini juga sempat menghebohkan dunia maya. PemerannyaAris (Reza Rahardian), Kinan (Putri Marino), dan Lidya (Anya Geraldine). Film ini merupakan adopsi dari kisah nyata yang kemudian tayang secara series di WeTV pada tahun 2021. Kinan dan Aris merupakan sepasang suami istri. Di tengah-tengah perjalanan, rumah tangga mereka mulai retak karena Kinan mengetahui suaminya telah berselingkuh dengan Lidya.

Ketiga, ipar adalah maut. Film yang tayang pada 13 Juni 2024 sampai hari ini masih ramai netizen bicarakan. Diperankan Michelle Ziudity sebagai Nisa, Deva Mahenra sebagai Aris dan Davina Karamoy sebagai Rani. Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata yang telah viral di media sosial. Rumah tangga Nisa dan Aris berubah ketika Rani masuk dalam kehidupan mereka, di mana Aris dan Rani di sini memiliki hubungan terlarang.

Stigma Negatif terhadap Laki-Laki

Beberapa film yang penulis sebutkan di atas merupakan contoh film dengan genre perselingkuhan. Dalam film tersebut pelaku utama merupakan seorang laki-laki (suami) yang memiliki hubungan spesial dengan perempuan lain pasca beberapa tahun menjalani pernikahan. Pada akhirnya status pernikahan yang mereka jalani ada yang memilih mengalah dengan diduakan, tetapi ada pula yang memilih untuk bercerai.

Terlepas dari apapun permasalahannya perselingkuhan memang merupakan sebuah toxic Relationship yang tidak bisa menjadi pembenaran secara agama atau etika. Di sisi lain film tentang perselingkuhan tersebut memunculkan stigma negatif terhadap laki-laki. Seakan-akan menggambarkan bahwa laki-laki menjadi pelaku utama dalam perselingkuhan rumah tangga. Padahal, baik laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki potensi yang sama untuk melakukan perselingkuhan.

Hal ini ini berdasarkan dari wartakota.tribunnews.com perempuan di Indonesia justru lebih banyak melakukan perselingkuhan ketimbang laki-laki. Di sisi lain mengutip dari viva.co.id seorang psikolog Briony Leo mengatakan bahwa 20% pria tidak setia dengan pasangannnya, sedangkan perempuan hanya 13%.

Perempuan Takut Menikah

Pernikahan merupakan keinginan dari setiap orang baik laki-laki dan perempuan. Namun, keinginan tersebut terkadang tertunda karena beberapa alasan. Salah satunya adalah karena pengaruh dari film-film terkait perselingkuhan.

Dampak buruk tersebut berupa munculnya rasa takut untuk menjalani kehidupan rumah tangga bagi seorang perempuan karena takut pasangannya berselingkuh. Hal ini terlihat di beberapa kolom komentar di media sosial

“Ya Allah, jadi takut mau menikah”

“kalau laki-laki sholeh dan pendiam saja masih berkhianat, maka laki-laki mana yang harus aku percaya?”

“ini yang aku takutkan kalau menikah”

“untung aku sekarang memilih sendiri dulu”

Memang tidak semua perempuan menganggap bahwa apa yang terjadi di film turut menimpa dia. Tetapi, beberapa komentar dari netizen perempuan yang penulis amati, kebanyakan dari mereka mengungkapkan rasa takut untuk menikah dalam kolom komentar dengan berbagai respon yang berbeda-beda.

Keduanya Dirugikan

Dari apa yang telah penulis sampaikan di atas terkait film perselingkuhan kemudian siapa yang merugi dari film dengan tema tersebut, laki-laki ataukah perempuan. Maka jawabannya adalah dua-duanya sama-sama rugi dengan beragam alasan.

Pertama, Dalam hal ini, laki-laki merugi dengan munculnya stigma negatif yang melekat di masyarakat yang menjudge bahwa laki-laki tukang selingkuh. Padahal tidak semua aki-laki menjadi pelaku perselingkuhan. Nyatanya dari beberapa kasus, perempuan juga ada yang melakukan perselingkuhan.

Kedua, merugikan perempuan dalam konteks phobia terhadap pernikahan. Kita mengetahui bahwa hari ini angka pernikahan semakin menurun, oleh sebab itu banyaknya film terkait perselingkuhan dapat menambah angka penurunan tersebut.

Walaupun film dengan genre perselingkuhan ini mempunyai dampak negatif, tetapi di sisi lain film ini juga dapat memberikan pelajaran terkait hal apa saja yang harus suami-istri lakukan dalam rumah tangga agar tetap rukun, aman dan nyaman sehingga dapat terhindar dari isu-isu perselingkuhan. Wallahua’lam. []

Tags: FilmFilm Genre PerselingkuhanFilm Indonesialaki-lakiperempuanperselingkuhan
Khairun Niam

Khairun Niam

Santri yang sedang belajar menulis

Terkait Posts

Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Film Aku Jati Aku Asperger

Komunikasi Empati dalam Film Aku Jati Aku Asperger

5 Mei 2025
Film Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri: Bagaimana Sistem Pendidikan Kita?

3 Mei 2025
Otoritas Agama

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

25 April 2025
Film Indonesia

Film Indonesia Menjadi Potret Wajah Bangsa dalam Menjaga Tradisi Lokal

17 April 2025
Film Bida'ah

Film Bida’ah: Ketika Perempuan Terjebak Dalam Dogmatisme Agama

14 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version