• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Siti Khodijah Ra: Sosok Perempuan Pertama yang Beriman dan Dukung Misi Kenabian

Ia adalah yang justru meyakinkan Nabi Muhammad Saw ketika beliau ragu, menenangkan ketika galau, dan melipur ketika sedih. Ia belanjakan seluruh hartanya untuk misi ini. Seluruhnya sampai tanpa sisa

Redaksi Redaksi
11/01/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Siti Khadijah Ra

Siti Khadijah Ra

595
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Siti Khadijah Ra adalah perempuan pertama yang menerima berita kewahyuan Nabi Muhammad Saw. Ia tidak saja beriman, tetapi menjadi pendukung utama misi kenabian ini. Ia teguh, yakin, mantap dengan imannya, dan setia sepenuhnya.

Ia adalah yang justru meyakinkan Nabi Muhammad Saw ketika beliau ragu, menenangkan ketika galau, dan melipur ketika sedih. Ia belanjakan seluruh hartanya untuk misi ini. Seluruhnya sampai tanpa sisa.

Bulan-bulan awal kewahyuan, Nabi Muhammad Saw. masih bimbang, dan menceritakan kebimbangan ini kepada Siti Khadijah Ra. “Benarkah aku nabi?”,

“Tidakkah yang datang kepadaku itu sama seperti yang datang kepada para peramal itu?”, demikian kegelisahan Nabi Muhammad Saw.

Dengan intuisi perempuan yang teguh dan yakin, Siti Khadijah Ra. berkata kepada Nabi Muhammad Saw.:

Baca Juga:

Merebut Kembali Martabat Perempuan

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

“Tidak (wahai suamiku), berbahagialah, (engkau tidak usah khawatir). Demi Allah, Dia tidak akan mencelakakanmu sama sekali. Karena engkau selalu berbuat baik dengan keluarga, selalu jujur dalam berbicara, membantu orang yang susah, menanggung orang yang papa, menghormati tamu, dan menolong segala kesulitan orang.” (Shahih Bukhari, no. 5005).

Khadijah Ra Yakinkan Nabi Saw

Ungkapan ini, seperti dikisahkan oleh Imam Bukhari, disampaikan oleh Siti Khadijah Ra setelah Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama dan merasa khawatir dengan apa yang dialami dan diterima beliau.

Siti Khadijah Ra justru yakin dan teguh bahwa ini adalah wahyu dan kebenaran. Untuk lebih meyakinkan lagi, ia menawarkan untuk pergi berkunjung menemui seorang pendeta Kristen yang berilmu, Buhaira. Ia yang menawarkan, mengajak, dan menemani.

Dalam kasus di mana Nabi Muhammad Saw sedang khawatir dan galau, maka yang membesarkan hati dan melindungi adalah justru seorang perempuan, sang istri yang sangat dihormati, dicintai, dan disegani.

Bayangkan, bagaimana Nabi Muhammad Saw mendeskripsikan tentang siapa Khadijah Ra di mata beliau. Inilah kalimat beliau yang sangat inspiratif dalam mendeskripsikan Khadijah Ra:

“Siti Khadijah Ra yang beriman dengan kerasulanku ketika orang-orang justru mengingkarinya, meyakini kejujuranku ketika orangorang menganggapku berbohong, mendukungku dengan semua harta yang ia miliki ketika orang-orang tidak mau memberi, dan melaluinya Allah memberiku anak.” (Musnad Ahmad, no. 25504).*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qiraah Mubadalah.

Tags: BerimandukungkenabianMisiNabi Muhammad SAWperempuanSiti Khadijah RasosokYakinkan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ayat sebagai

    Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID