• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Solidaritas Perempuan

Solidaritas untuk perempuan (ukhuwah nisaiyah) dalam sejarah kehidupan kaum muslimin awal telah muncul sebagai sebuah gerakan

Redaksi Redaksi
15/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Solidaritas Perempuan

Solidaritas Perempuan

260
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Solidaritas terhadap perjuangan perempuan atau yang biasa disebut “ukhuwah nisaiyah” sesungguhnya telah mendapatkan dasar legitimasi agama dalam bentuknya yang paling mendasar dan genuine.

Al-Qur’an beberapa kali menyatakan tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki. (QS. an-Nisaa’ (4): 1: al-Ahzab (33): 35: al-Hujuraat (49): 13). Bahkan, dengan sangat tegas, kitab suci ini menyatakan:

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۗ اُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. at-Taubah (9): 71).

Firman tersebut sudah jelas menyatakan bahwa Tuhan menuntut orang-orang beriman untuk bertindak secara bersama-sama dalam suasana saling mendukung. Termasuk saling berbagi rasa, dan melakukan solidaritas bagi kerja-kerja kebudayaan, politik, sosial, dan spiritual.

Baca Juga:

Merebut Kembali Martabat Perempuan

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Kemudian, pernyataan ini dielaborasi dengan bahasa yang lebih tegas oleh Nabi Saw:

“Hubungan interaksi sosial orang-orang beriman adalah bagaikan satu bangunan atau satu tubuh. Jika salah satu di antara bagian-bagian tubuhnya menderita, maka akan menderita pula bagian tubuhnya yang lain.” (HR. Bukhari).

Solidaritas seperti ini menurut lanjutan ayat tersebut akan menjamin kehidupan yang baik dan sejahtera di sisi Tuhan. (QS. at-Taubah (9): 72).

Solidaritas untuk perempuan (ukhuwah nisaiyah) dalam sejarah kehidupan kaum muslimin awal telah muncul sebagai sebuah gerakan. Ini tampak ketika para istri Nabi Saw secara bersama-sama datang kepada beliau untuk mempertanyakan hak-hak mereka dalam segala aktivitas kehidupan bersama.

Asma binti Yazid

Suatu hari, Asma binti Yazid al-Anshariyah datang kepada Nabi Saw. mewakili teman-teman perempuannya, “Aku datang kepada Anda sebagai delegasi dan mewakili kaum perempuan. Aku tahu pasti bahwa Tuhan mengutus Anda untuk membawa kebenaran kepada kaum laki-laki dan perempuan.”

Kemudian, Asma menyampaikan sejumlah fakta sosial kaum laki-laki berkaitan dengan peran-peran sosial, politik, dan ekonomi mereka. Asma, putri Abu Bakar, kemudian menggugat privilege kaum laki-laki seperti ini. “Lalu apa hak dan peran kami untuk hal-hal tersebut, wahai Nabi?” kata Asma.

Terhadap kritik tersebut, Nabi Muhammad Saw. meresponsnya dengan baik. Kepada para sahabatnya, beliau mengatakan, “Lihat, tidak ada kata-kata yang lebih baik dari seorang perempuan seperti kata-kata perempuan ini.”

Solidaritas perempuan juga dikemukakan secara lebih ekspresif oleh Khansa binti Khidam. Ia dipaksa oleh ayahnya untuk menikahi sepupunya. Padahal ia tidak menyukainya. Nabi Saw. menyuruh sang ayah untuk menyerahkan urusan itu kepada anaknya.

Kemudian Khansa menyatakan, “Meskipun aku kemudian mau menikahinya, tetapi aku ingin mendeklarasikan kepada publik perempuan bahwa keputusan akhir tentang Pilihan hidup ada di tangan perempuan, bukan ayahnya.”

Maka adalah jelas bahwa memaksa anak perempuan untuk menikah dengan orang yang tidak ia sukai, bukanlah jalan yang baik. Pernikahan adalah sebuah transaksi yang harus dilandasi oleh saling rela antara kedua belah pihak. []

Tags: perempuanSolidaritas
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ayat sebagai

    Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID