• Login
  • Register
Selasa, 8 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Tepuk Mubadalah dan Implementasi Kesalingan

dul dul
28/08/2019
in Keluarga
0
kesalingan

kesalingan

27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mubadalah adalah kesalingan. Berikut ini puisi Mubadalah karya Muyassarotul Hafizoh:

Keadilan kesalingan pondasinya

Saling cinta saling setia saling sayang

Aku adalah kamu

Kamu adalah aku

Baca Juga:

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

Bahagia dan membahagiakan

(Cipt.Muyassarotul Hafidzoh)

Pekan lalu setelah mengikuti bengkel/workshop yang diadakan oleh Sisters In Islam di Kuala Lumpur, kami bersama rekan lainnya berdialog dan sharing tentang konsep mubadalah pada tataran implementasi kehidupan rumah tangga.

Kupi si putri kecil sudah beranjak pada usia 27 bulan hampir setiap pagi saya yang memandikan dan membersihkan kalau BAB. Pada tataran masyarakat, bagi suami memandikan dan membersihkan kotoran anak perempuan adalah hal yang terlarang dengan alasan tak masuk akal. Konsep demikian adalah konsep konstruksi masyarakat dalam sistem partiarkhi di dalam rumah tangga.

Lalu, saya menegaskan kunci kebahagian keluarga adalah kesalingan untuk berbagi peran dalam ranah domestik.

Dalam membangun rumah tangga harus dibangun konsep tarodlin atau kerelaan suami dan istri. Istri bukan pembantu atau asisten keluarga tetapi bagi saya adalah istri adalah teman dan kekasih.

Kerelaan inilah yang harus diimplemantasikan dalam membangun kelurga menuju sakinah (menyatu dalam ketenangan), mawadah (mencintai dan peduli kepada kemaslahatan yang mencintainya) dan rahmah (memberikan kebaikan) menuju ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta.

Dalam hal berhubungan intim juga harus ada kesepakatan keduanya. Masih Ingat video di youtobe @mubadalah soal penjelasan apa hukum memaksa hubungan intim dengan istri?

Masih banyak di sekitar kita istri menjadi konco wingking, Istri sebagai pemuas, istri berperan penting dalam mengurus rumah tangga. Mulai dari membuatkan kopi untuk suami, mencuci baju, memasak, membersihkan rumah. Apakah ini adil bagi istri?

Bagi saya ini tidak adil papah. Papah ena-ena saja bangun tidur langsung minum kopi di beranda rumah, makan, memakai baju yang sudah wangi, menginjak lantai yang sudah bersih!

Sepatutnya dalam membangun rumah tangga harus berbagi peran. Istri memasak suami bersih-bersih rumah. Istri cuci baju, suami mandiin anak.

Dalam penggalan terjemahan shalawat Samara disebutkan bawah “pernikahan itu harus diawali kerelaan antara kedua belah pihak laki-laki dan perempuan. Tujuannya untuk mencapai ketentraman keduanya, serta mewujudkan cinta kasih bagi dan oleh keduanya.”

Di akhir perbincangan saya menegaskan kembali. Kunci kebahagian dalan rumah tangga adalah mubadalah (kesalingan).[]

dul

dul

Orang biasa

Terkait Posts

Jiwa Inklusif

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

8 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Retret di sukabumi

    Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Seorang Ibu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan
  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID