• Login
  • Register
Senin, 27 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Tips Merespon Curhatan Teman tentang Kekerasan yang Dialaminya

Cara merespon curhatan teman yang paling mungkin bisa kita lakukan, adalah dengan klik carilayanan.com, kemudian pilih komunitas atau lembaga yang sesuai kebutuhan korban

Khoiriyasih Khoiriyasih
22/06/2022
in Personal
0
Merespon Curhatan Teman

Merespon Curhatan Teman

413
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Fenomena kekerasan adalah manuskrip bahwa kehidupan seseorang tidak selalu dalam kondisi baik-baik saja. Siapapun kita, tentu tidak menginginkan adanya sebuah kekerasan, apalagi pengalamannya kekerasan seksual atau kekerasan gender lainnya. Tapi bagaimana ketika kita merespon curhatan teman sendiri yang ternyata ia menjadi korban kekerasan.

Kondisi ini akan menghadapkan kita dengan pertanyaan beragam. Apakah kita harus memiliki keterampilan mumpuni dalam merespon curhatan teman? Atau, cukup bermodal keyakinan karena kita sudah memiliki kedekatan dengan mereka?

Pertanyaan tersebut mengawali diskusi dalam pembukaan Sekolah Konseling Kader yang terselenggara oleh Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonsesia pada Sabtu (09/04) secara daring, dua bulan lalu.

Tulisan ini merupakan hasil perjalanan panjang yang bisa kita jadikan refleksi bersama saat menghadapi problem dalam merespo ncurhatan teman soal kekerasan yang ia alami. Ada ketakutan memberikan masukan atau kadang justru takut melemahkan mental mereka yang bercerita.

Lalu, bagaimana sikap yang tepat dalam merespon curhatan teman tentang kekerasan yang ia alami? Sementara kita, berasal dari orang awam, bukan konselor, bukan psikolog dan juga bukan psikiater. Beberapa tips di bawah ini adalah penyampaian saran oleh Psikolog Satu Persen Indonesia dan Konselor dari Perempuan Berkisah.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Rasa Kehilangan Ayah, Bully, dan Daddy Issues yang Dihadapi Anak Perempuan 
  • Slow Living: Memaknai Hidup Menjadi Lebih Berwarna
  • Mengurai Penyebab Toxic Relationship dan Cara Menghindarinya
  • Fenomena Personality Red flag, Keren-kerenan atau Normalisasi Toxic Relationship?
    • Membangun Self Awareness Merespon Curhatan Teman
    • Menjadi Pendengar yang Baik dan Efektif
    • Merespon dengan Kalimat Empati
    • Bangun Networking

Baca Juga:

Rasa Kehilangan Ayah, Bully, dan Daddy Issues yang Dihadapi Anak Perempuan 

Slow Living: Memaknai Hidup Menjadi Lebih Berwarna

Mengurai Penyebab Toxic Relationship dan Cara Menghindarinya

Fenomena Personality Red flag, Keren-kerenan atau Normalisasi Toxic Relationship?

Membangun Self Awareness Merespon Curhatan Teman

Kita harus menyadari bahwa kasus kekerasan yang perempuan atau laki-laki alami ternyata masih banyak terjadi. Kasus ini juga menjadi fenomena gunung es yang penyebabnya karena korban kesulitan bercerita, takut dihakimi, takut mendapat victim blaming, atau bisa terjerat dengan UU ITE ketika mencoba speak up.

Menjadi Pendengar yang Baik dan Efektif

Mendengarkan dengan baik dan efektif artinya kita fokus memasang telinga kita untuk mereka. Jangan mendengarkan tapi kita juga sibuk bermain ponsel di depan kita. Hindari memotong atau menyela pembicaraan. Hindari bahasa tubuh yang mengancam atau menyalahkan teman kita.

Merespon dengan Kalimat Empati

Ucapkan terima kasih terlebih dulu kepada korban karena mereka sudah menaruh kepercayaan kepada kita untuk mendengarkannya bercerita. Respon dengan kalimat yang bersifat mendukung dan jangan sampai kita melontarkan kalimat victim blaming yang mengancam kondisi korban. Setelah kita menncoba merespon dan menenangkan korban, ajukan pertanyaan apa yang sedang mereka butuhkan.

Bangun Networking

Ketika kita sudah mengajukan pertanyaan apa yang sedang ia butuhkan, maka kita bisa membangun jaringan supaya bisa diakses dalam mendukung pemulihan, atau pendampingan terhadap kejadian yang dialami korban. Kita bisa mengakses komunitas atau lembaga yang menangani permasalahan kekerasan dari daerah terdekat.

Cara merespon curhatan teman yang paling mungkin bisa kita lakukan, adalah dengan klik carilayanan.com, kemudian pilih komunitas atau lembaga yang sesuai kebutuhan korban. Beberapa saran demikian menjadi rujukan bagaimana seharusnya kita merespon teman ketika curhat tentang kekerasan yang ia alami.

Sebab, kita juga tidak akan mengetahui jika kekerasan dapat menimpa siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Untuk menuntaskan langkah dalam merespon curhatan teman, kita juga bisa menambah keterampilan dasar dalam memberikan pertolongan pertama psikologi. Sehingga, apa yang kita sampaikan kepada korban dapat lebih optimal dan tidak menjatuhkan kondisi mental korban. []

Tags: curhatKesehatan MentalPsikologi RemajaSelf LovetemanToxic Relationship
Khoiriyasih

Khoiriyasih

Safe space|Kadang Menulis, Kadang Membaca, Kadang Misuh

Terkait Posts

Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

27 Maret 2023
Profil Gender

Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

27 Maret 2023
Target Ibadah Ramadan

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

25 Maret 2023
Memilih Childfree

Salahkah Memilih Childfree?

24 Maret 2023
Rukhsah bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Rukhsah bagi Ibu Hamil dan Menyusui Saat Ramadan

23 Maret 2023
Menjadi Minoritas

Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

21 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Akhlak dan perilaku yang baik

    Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik
  • Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama
  • Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist