• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Toleransi Antar Umat Beragama Di Kecamatan Babakan Cirebon

Dalam menjaga toleransi antar umat beragama dan keamanan negara, para anggota Banser tidak akan membeda bedakan latar belakang seseorang

moh dinar moh dinar
03/11/2023
in Pernak-pernik
0
Toleransi

Toleransi

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Indahnya toleransi antar umat beragama di Kabupaten Cirebon kembali terpotret kala momen Saat Hari Natal di Gereja Katolik Kristus Jaya Babakan, Minggu (25/12/2022)

Setiap tahunnya, umat Kristen yang berbondong-bondong datang menjalankan ibadah Natal di Gereja Katolik Kristus Jaya Babakan selalu ramai dan padat. Oleh karena itulah Banser Kabupaten Cirebon memerintahkan kepada Banser kecamatan Babakan dan Pabuaran untuk membantu mengamankan acara tersebut.

Para Romo, Suster, Frater, dan umat dengan ramah mempersilahkan umat muslim untuk masuk halaman gereja. Pihak gereja terlihat telah senang dan terbantu karena adanya bantuan keamanan dari Banser tersebut. Kebiasaan ini ternyata sudah berlangsung puluhan tahun dan menjadi bukti indahnya toleransi keberagaman di Kabupaten Cirebon

“Kami sangat senang dan berterima kasih kepada teman-teman muslim. Ini negara kita, dan kita harus menjaga nya bersama. Ini adalah salah satu bentuk toleransi. Kami ingin ini berjalan sampai kapanpun. Ini menunjukkan bahwa persaudaraan sejati itu ada,” terang Pastor Rekan Gereja Katolik Kristus Babakan , Romo Paulus Teguh, O.Carm.

Kami bersama umat Kristen di momen ini juga bersama-sama menyanyikan lagu indonesia raya dari  musisi Bimbo untuk direkam dan diunggah sebagai ucapan selamat Hari Raya Natal bagi saudara umat Kristen. Tak hanya itu, pihak Banser juga membantu mengamankan jalannya  upacara dengan membantu arus lalu lintas sekitar gereja dan mengawasi area parkir.

Baca Juga:

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Banjar: Negara Masih Gagal Menjamin Kebebasan Beragama

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

Dengan menjaga selama proses natal ini.Banser berupaya menjaga keutuhan dan menjaga NKRI dari upaya-upaya oknum yang ingin memecah belah dan mengadu domba anak bangsa melalui agama. Banser juga berupaya menjaga hubungan antar umat beragama di negeri ini supaya tetap selalu terjalin untuk menghindari kesalah pahaman antar umat beragama

Hak Asasi Manusia

Dalam menjaga toleransi antar umat beragama dan keamanan negara, para anggota Banser tidak akan membeda bedakan dan mempermasalahkan suatu suku,ras, maupun agama.

Selama mereka tidak berniat untuk mencoba dan membuat kerusuhan atau kegaduhan di negeri tercinta ini seperti slogan mereka “hubbul wathan minal iman” Yang berarti mencintai tanah air sebagian dari iman tanpa membeda bedakan.

“Kami di sini atas dasar asas pancasila no 3 yaitu persatuan Indonesia yang berarti kita akan tetap bersatu dan saling membantu tanpa mengenal suku,ras,maupun agama,” ucap Komandan Banser kec. Pabuaran, Ndan Edi, .

Romo Teguh berharap rasa toleransi dapat terus dipupuk dan diperkuat. ”Semoga perdamaian antarsesama manusia terus terjaga, khususnya di Kabupaten Cirebon. Paling tidak, hanya ini yang bisa kami lakukan untuk mewujudkan toleransi dan perdamaian,” ucapnya.

Salah satu umat kristen yang melaksanakan ibadah Natal di gereja, Oliv, merasa sangat terkesan dengan besarnya toleransi ini. Dikatakannya bahwa ini adalah suatu kehormatan dan kepercayaan bagi kami bahwa sikap toleransi masih terjadi di negeri ini.

Mencintai perbedaan

Bahkan setelah semua rangkaian ibadah hari Raya Natal itu selesai. Semua umat kristen yang ada di Gereja tersebut berkumpul untuk megucapkan terima kasih kepada para Banser. Mereka mengajak para banser untuk makan bersama di aula Gereja Katolik Kristus Jaya Babakan tersebut

Dalam upaya menjaga ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan antar masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam agama,suku,bahasa dan budaya. Kita seharusnya dan semestinya mentoleransi segala macam perbedaan di negeri ini dan mencintai perbedaan tersebut.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

Artinya: Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah SAW: “’Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Maka beliau bersabda: ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)’.” (HR Bukhari).

Dengan keberagaman dan perbedaan yang dilandasi sikap toleransi ini akan menciptakan masyarakat yang damai dan saling tolong menolong. Yakni tanpa harus memikirkan perbedaan suku, budaya, ras maupun agamanya. []

Tags: BeragamaCirebonkecamatan babakantoleransiumat
moh dinar

moh dinar

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID